KABARIKA.ID, MAKASSAR – Bulan Ramadan 1445 H. tinggal dua pekan lagi tiba di tengah harga pangan, terutama beras, yang terus menanjak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI memastikan stok pangan nasional selama Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri 1445 H. dalam kondisi aman.

Sebab, Bapanas bersama pemangku kepentingan terkait gencar menggelar operasi pasar.

“Kita terus melakukan operasi pasar dan mendistribusikan beras ke berbagai outlet, baik di jaringan pasar modern maupun pasar tradisional. Kita monitor juga cadangan beras Bulog, stok Bulog harus di angka 1,2 juta ton,” ujar kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Selasa (27/02/2024).

Terkait dengan kenaikan harga pangan, Arief mengatakan hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia.

Menurutnya, banyak negara di dunia saat ini kesulitan memenuhi stok pangan mereka.

Presiden Jokowi pada sidang paripurna kabinet seluruh menteri dan lembaga, kemarin, meneagskan bahwa harga pangan meningkat tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjamin stok pangam aman selama Ramadan hingga Idul Fitri 1445 H. (Foto: kbrn)

Arief mengatakan, Presiden Jokowi memberikan tugas khusus kepada lembaga dan kementerian terkait untuk menyiapkan stok pangan.

Sebab, dalam dua bulan terakhir, Indonesia defisit produksi dan konsumsi sekitar 2,8 juta ton pangan.

“Yang banyak beredar saat ini akhirnya beras yang kita lakukan importasi, dan itu perintah presiden sudah dari jauh-jauh hari,” ucap Arief.

Ia menambahkan, pemerintah terus melanjutkan program bantuan nontunai KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Bantuan beras dan telur yang disalurkan itu bertujuan menjaga harga pangan nasional.

“Sekarang dilanjutkan lagi sekaligus menjaga harga. Petani menjaga harga di hilir, jadi insya Allah aman,” tandas Arief.

Presiden Jokowi menyampaikan, lanjut Arief, untuk menjaga kondisi hilir dalam persoalan pangan, sehingga beberapa intervesi paling bawah ditangani oleh pemerintah.

“Presiden menyampaikan bahwa anggaran ini masih cukup sampai Juni 2024, karena mau memastikan masyarakat yang terbawah bisa ter-cover,” ujar Arief.

Menyinggung soal harga komoditas pangan yang melonjak, khususnya beras, Arief mengatakan banyak faktor yang menyebabkan harga pangan tidak stabil.

Bahkan, konflik Ukraina dengan Rusia turut berdampak terhadap harga pangan dunia.

Selain itu, faktor cuaca juga mempengaruhi harga pangan di Indonesia. Pada saat terjadi El nino dan hujan, banyak petani yang mengalami gagal panen.

Hal itu menyebabkan harga beras saat ini naik hingga Rp 18.000 per kilogram.

Arief menambahkan bahwa sekarang sudah mulai panen padi di Indonesia, sehingga pada puncak panen harga beras mulai turun. (*/rs)