KABARIKA.ID, MAKASSAR – Direktur Operasional Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Kota Makassar, Wahyudin Kasim mengungkapkan, sapi kurban yang dijual di Kota Makassar, Sulawesi Selatan ada beberapa jenis, sapi lokal, Limosin, Bali dan Simental.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hingga sepekan jelang Idul Adha menurut Wahyudin, sudah lebih dari 100 sapi kurban terjual. Yang menurutnya, sapi-sapi tersebut, sebagian besar berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dia memastikan, semua sapi yang dijual dalam kondisi sehat. “Sapi yang masuk sudah dilakukan pemeriksaan, dilengkapi dengan barcode yang ada di telinga. Jika kita scan itu barcode akan terbaca berat sapi, terus umur terus asal sapi,” ungkap Wahyudn, Selasa (11/6/2024).

Dia pun meyakinkan masyarakat, agar tidak ragu memotong hewan kurbannya di RPH. Pasalnya, sudah ada berbagai fasilias halal yang dibuktikan dengan sertifikasi halal.

“Kami juga dibekali dengan para pemotong yang memang sudah terakreditasi. Sudah ditangani langsung oleh dari Dinas Peternakan dan  Pertanian yang yang memang ahli di bidang pemotongan hewan,” lanjut Wahyudin.

Untuk mendapatkan sapi kurban, di sepanjang Jalan Letjen Hertasning, perbatasan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, berjejer penjualan hewan kurban.

Ade Saputra, 40 tahun, warga Bumi Tamalanrea (BTP) Makassar mengaku memilih membeli sapi di pedagang sapi dadakan yang selalu ada setiap tahun.

“Sapi di sini juga ada pemeriksaan kesehatannya, jadi tidak perlu khawatir,” katanya.

Sementara itu, Sahar Daeng Rate, 47 tahun, salah satu penjual sapi kurban mengungkapkan, dirinya telah menjual lebih dari 20 ekor sapi sejak sepekan terakhir. Sapi yang paling banyak peminatnya adalah jenis sapi Simental dan sapi Bali.

“Kalau bos-bos yang berduit paling suka beli sapi lokal karena besar dan unik. Kalau yang lainnya biasanya sapi Bali banyak juga yang suka,” ungkap Daeng Rate.

Harga juga bervariasi, mulai dari belasan juta hingga puluhan juta. Harga tergantung jenis, bobot, dan kondisi sapi. Sapi dengan bobot 300 kg, dibanderol dengan harga Rp55 juta. Sapi bobot 400 kg seharga Rp75 juta hingga Rp80juta per ekor. Dan sapi bobot 70 kg seharga Rp14 juta hingga Rp15 juta per ekor.

“Sapi-sapi ini, sebelum dijual sudah diperiksa oleh tim kesehatan hewan. Sapi-sapi juga rutin dicek kesehatan seperti disuntik vitamin. Jadi tidak sembarangan membeli sapi lain di luar daerah. Ada juga sapi-sapi yang diternakkan di Malino, Kabupaten Gowa,” tukas Daeng Rate. (*)