KABARIKA.ID, MAKASSAR -Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (AAS), menegaskan optimismenya sektor pertanian Indonesia mampu menghadapi iklim ekstrem dan menjaga ketahanan pangan nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mentan Andi Amran mengaskan hal tersebut karena Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat mengantisipasi potensi krisis pangan akibat fenomena suhu panas dan El Nino yang diprediksikan BMKG.

“Kami telah melakukan berbagai langkah strategis untuk memastikan produksi pangan dalam negeri tetap stabil meskipun dihadapkan dengan cuaca ekstrem,” ujar Amran, usai memantau penyembelihan hewan kurban AAS Foundation,.Senin (17/6/2024).

Salah satu langkah konkrit yang dilakukan Kementan adalah memberikan bantuan kepada para petani untuk menjaga kelancaran budidaya tanaman mereka. Bantuan tersebut meliputi, bibit, alsintan, pompa air dan pupuk.

“Pemerintah telah menggandakan alokasi pupuk sebanyak dua kali lipat dengan nilai tambahan Rp28 triliun, terbesar sepanjang sejarah. Hal ini dilakukan sebagai upaya antisipasi terhadap iklim ekstrem,” jelas Amran.

Lebih lanjut, Ketua Umum PP Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA UNHAS) juga menekankan fokus Kementan pada 11 provinsi lumbung pangan di Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan (Sulsel), untuk memastikan ketahanan pangan di tengah kondisi cuaca panas yang ekstrem.

“Kami fokus pada 11 provinsi lumbung pangan, termasuk Sulsel, untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan nasional,” imbuhnya.

Upaya Kementan dalam memperkuat lumbung pangan dibarengi dengan berbagai program lainnya, seperti Gerakan Nasional (Gernas) tanam padi dan jagung, optimalisasi lahan rawa, dan pengembangan teknologi pertanian yang tahan kekeringan.

Dengan langkah-langkah strategis dan sinergi antar pihak, Kementan optimis bahwa sektor pertanian Indonesia akan mampu melewati tantangan iklim ekstrem dan menjaga ketahanan pangan nasional. (*)

#Cuacaekstrem #Pertanian #Lumbungpangan #Pompanisasi #11provinsi #Ketahananpangan