KABARIKA.ID, MAKASSAR — Rakyat Inggris berduka. Istana Buckingham berbelasungkawa. Ratu Elizabeth II yang telah bertakhta selama 70 tahun dan pemangku takhta terlama dalam sejarah Inggris, mangkat di kediamannya di Balmoral, Skotlandia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Istana Buckingham mengumumkan kemangkatan Ratu Elizabeth melalui Twitter. Stasiun radio BBC menyebutkan, Ratu Elizabeth meninggal dunia pada Kamis malam waktu setempat pada pukul 18.30 atau pukul 01.30 WITA.
Sesuai tradisi, sebuah pengumuman tertulis kemudian dipasang di gerbang Istana Buckingham yang memberitahukan wafatnya ratu.
Putranya, Raja Charles III, mengatakan bahwa berpulangnya sang ibu tercinta menjadi peristiwa kesedihan yang sangat mendalam bagi dirinya dan bagi keluarganya.
“Kepergian Ratu Elizabeth akan sangat dirasakan di seluruh penjuru negeri, di negara-negara Persemakmuran, dan di seluruh dunia,” ujar Raja Charles.
Pesawat yang membawa anggota keluarga kerajaan tiba di bandara Aberdeen, sebelum menuju ke kediaman kerajaan. Konvoi mobil yang membawa Pangeran William, Pangeran Andrew, Pangeran Edward dan istrinya Sophie telah tiba di Kastil Balmoral, sejak dikeluarkannya pengumuman tentang kondisi kesehatan Ratu pada Kamis siang.
Dalam pernyataannya, Istana Buckingham mengatakan bahwa pangeran Charles akan tetap berada di Balmoral. “Raja dan permaisuri (Pangeran Charles dan Camilla-red) akan tetap berada di Balmoral malam ini dan akan kembali ke London besok.”
Semua anak Ratu sudah berada di Balmoral, di dekat Aberdeen, setelah dokter menyatakan Ratu Elizabeth II berada di bawah supervisi medis.
Perdana Menteri Liz Truss yang diangkat oleh Ratu pada Selasa (6/09) mengatakan, kerajaan adalah sumber kekuatan negara Inggris modern, yang memberi stabilitas dan kekuatan yang sangat dibutuhkan.
Selama berkuasa, Ratu Elizabeth II rutin bertemu dengan perdana menteri setiap pekan.
Berada di Bawah Supervisi Medis
Ratu Elizabeth II menjalani supervisi medis di kediamannya di kastil Balmoral, Skotlandia, setelah dokter mengkhawatirkan kondisi kesehatan pemegang takhta kerajaan Inggris berusia 96 tahun tersebut.
Keterangan yang dikeluarkan Istana Buckingham hari Kamis menyebutkan, tim dokter Ratu khawatir dengan kondisi kesehatannya dan memutuskan Ratu berada di bawah supervisi medis.
Jonny Dymond, wartawan BBC yang banyak meliput kegiatan dan anggota kerajaan mengatakan, publik di Inggris tidak akan mendapat penjelasan terperinci tentang kondisi kesehatan Ratu Elizabeth.
Istana memang biasanya tidak mengungkap kesehatan anggota senior keluarga kerajaan Inggris.
Disebutkan pula bahwa ratu berada dalam kondisi nyaman di Balmoral.
Anak-anak ratu, termasuk putra pertama Pangeran Charles sudah bersama ratu, sementara sang cucu Pangeran William dan Pangeran Harry dalam perjalanan ke Skotlandia.
Ratu Elizabeth II sudah berada di kediamannya di Balmoral, Skotlandia, sejak Juli 2022 lalu.
“Tetapi fakta bahwa keluarga sudah berada di Balmoral atau tengah menuju ke sana menunjukkan bahwa situasinya serius,” kata Dymond.
Hal itu terbukti bahwa Istana Buckingham merasa perlu mengeluarkan pernyataan tentang kesehatan Ratu Elizabeth. Juga kenyataan bahwa keluarga inti semuanya menuju Balmoral.
Pengumuman mengenai kondisi kesehatan Ratu Elizabeth dikeluarkan ketika sang Ratu batal menghadiri acara virtual Privy Council atas anjuran tim dokter, hari Rabu (7/09).
Privy Council adalah lembaga resmi yang beranggotakan para penasihat politisi senior, tentang hal-hal yang berkaitan dengan kedaulatan atau kekuasaan di Inggris.
Perdana Menteri Liz Truss yang hari Selasa (6/09) bertemu ratu sebelum secara resmi menjabat PM, mengatakan, doanya dan doa seluruh warga Inggris diperuntukkan bagi ratu dan keluarganya.
Selama bertakhta selama 70 tahun terakhir, Ratu Elizabeth biasanya menerima perdana menteri Inggris yang baru di Istana Buckingham, London.
Tugas dan Pengabdian Selama 70 Tahun
Ratu Elizabeth II terlahir dengan nama Elizabeth Alexandra Mary Windsor, di Mayfair, London, pada 21 April 1926.
Pada 1997, Ratu dikecam karena terkesan enggan tampil di depan publik setelah meninggalnya Putri Diana dalam kecelakaan di Paris, Prancis, pada 31 Agustus 1997.
Pada usia 21 tahun, Elizabeth berjanji akan menghabiskan waktunya untuk menjalankan tugas sebagai ratu.
Pada 1977, saat perayaan Silver Jubilee, ia mengatakan, “Janji itu memang saya ucapkan ketika saya masih belia, namun saya tak pernah menyesalinya. Saya juga tidak akan mencabut janji itu.”
Komitmen yang sama kembali ia ucapkan 45 tahun kemudian dalam perayaan 70 tahun ia bertakhta, Platinum Jubilee, pada Juni 2022.
Masa pemerintahan Ratu Elizabeth II ditandai dengan sikapnya yang penuh tanggung jawab dan tekadnya untuk mendedikasikan hidupnya pada takhta dan pada rakyatnya.
Bagi banyak orang, ia menjadi titik yang konstan dalam dunia yang bergerak cepat dan menurunnya pengaruh Inggris, maupun masyarakat yang berubah yang membuat peran monarki dipertanyakan.
Ayah Elizabeth dinobatkan sebagai raja dengan nama resmi Raja George VI, dan Lilibet (sapaan akrab Elizabeth di lingkungan keluarga) menjadi ahli waris kerajaan Inggris. (bbc/rus)