KABARIKA.ID, MAKASSAR — Olahraga memainkan peran penting dalam kehidupan kita. Bagi sebagian orang, ini adalah aktivitas yang menyenangkan, sementara bagi yang lain olahraga adalah karier.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hari Jurnalis Olahraga Sedunia (World Sports Journalists Day) diperingati setiap tahun pada 2 Juli, untuk menghormati mereka yang menghidupkan kisah olahraga. Merekalah jurnalis olahraga (sports journalists).

Jurnalisme olahraga berkembang mulai tahun 1800-an, tetapi berpusat pada olahraga elitis dan lebih fokus pada pemberitaan konteks sosial acara olahraga.

Pada tahun 1920-an, profesi ini mulai terbentuk ketika surat kabar mendedikasikan lebih banyak waktu dan ruang untuk jurnalisme olahraga.

 

Sejarah Hari Jurnalis Olahraga Sedunia

Asosiasi Pers Olahraga Internasional (AIPS) merayakan Hari Jurnalis Olahraga Sedunia untuk pertama kalinya pada 1994, untuk memperingati hari jadinya yang ke-70.

AIPS didirikan di Paris, Perancis pada tahun 1924 dengan nama L’Association Internationale de la Presse Sportive.

AIPS adalah organisasi independen dengan 160 asosiasi anggota dari berbagai negara. AIPS kini berkantor pusat di ibu kota Olimpiade, Lausanne, Swiss.

Berita olahraga selalu dinantikan oleh penggemarnya, seperti berita pertandingan sepak bola. Semua itu tersaji dari kerja dan liputan jurnalis olahraga. (Foto: Ist.)

Melansir laman AIPS, asosiasi itu bertujuan untuk:

(1) meningkatkan kerja sama antara asosiasi anggotanya dalam membela olahraga dan kepentingan profesional para anggota;

(2) untuk memperkuat persahabatan, solidaritas, dan kepentingan bersama antara jurnalis olahraga dari semua negara, dan

(3) untuk menjamin kondisi kerja terbaik bagi para anggota.

Jurnalisme olahraga adalah jenis tulisan yang berfokus pada topik-topik yang berpusat pada olahraga.

Pada awalnya, pemberitaan hanya terfokus pada olahraga elit seperti balap kuda dan tinju, dan sebagian besar menyasar kelas atas karena surat kabar berada di luar jangkauan massa.

Perkembangan mesin cetak membuka pintu bagi produksi surat kabar yang terjangkau, yang pada akhirnya membuat surat kabar lebih mudah diakses oleh lapisan masyarakat bawah.

Abad ke-20 menyaksikan ledakan besar popularitas jurnalisme olahraga. Pada tahun 1880, hanya 0,4 persen ruang yang didedikasikan untuk olahraga di surat kabar.

Angka ini meningkat menjadi 20 persen pada 1920-an, ketika surat kabar mulai mempekerjakan reporter khusus untuk liputan olahraga.

Saat ini, jurnalisme olahraga tidak hanya memanfaatkan media cetak, tetapi juga platform digital, televisi dan radio.

Logo peringatan 100 tahun berdirinya AIPS (Asosiasi Pers Olahraga Internasional) atau International Sports Press Association. (Foto: Ist.)

 

Lini Masa Hari Jurnalis Olahraga Sedunia

Peringatan Hari Jurnalist Olahraga tahun 2024 juga bertepatan dengan 100 tahun berdirinya AIPS (L’Association Internationale de la Presse Sportive) atau International Sports Press Association pada 1924.

Diagram: diadaptasi dari national today/M. Ruslan

 

Mengapa Hari Jurnalis Olahraga Sedunia Penting?

Hari istimewa bagi para pewarta olahraga ini penting karena beberapa alasan:

1. Pengakuan; Ini adalah kesempatan untuk mengapresiasi upaya para jurnalis olahraga dalam menyajikan liputan olahraga kepada pembaca.

2. Motivasi; Menginspirasi generasi muda yang berminat pada ilmu jurnalistik dan ingin menjadi jurnalis olahraga.

3. Kesadaran; Membantu menyebarkan pengetahuan tentang olahraga ke seluruh dunia melalui berbagai cara, salah satunya melalui liputan olahraga.

4. Perayaan; Banyak organisasi berita menggunakan hari ini untuk menghormati tim reporter olahraga mereka.

 

Tantangan dalam Jurnalisme Olahraga

Meskipun bermanfaat, jurnalisme olahraga juga menghadapi berbagai tantangan:

1. Lingkungan yang Berkecepatan Tinggi: Berita tersebar dengan cepat, dan wartawan harus mengikutinya.

2. Tekanan: Seringkali ada persaingan ketat untuk mendapatkan cerita eksklusif.

3. Objektivitas: Menyeimbangkan perasaan pribadi penggemar dengan pemberitaan yang adil, bisa jadi rumit.

4. Perubahan Teknologi: Jurnalis perlu beradaptasi dengan cara-cara baru dalam menyampaikan berita, termasuk memahami teknologi baru yang digunakan dalam pertandingan olahraga.

5. Akses: Melakukan wawancara dengan atlet dan ofisial papan atas tidak selalu mudah.

Foto-foto menarik dari lapangan sepak bola maupun dari arena olahraga lainnya, tersaji berkat kepiawaian fotografer olahraga. (Foto: startingeleven.id)

 

Masa Depan Jurnalisme Olahraga

Saat kita merayakan Hari Jurnalis Olahraga Sedunia 2024, jelas bahwa jurnalisme olahraga sedang berubah:

1. Fokus digital: Semakin banyak konten yang berpindah ke online dan ke media sosial.

2. Video dan siniar: Format ini menjadi sama pentingnya dengan artikel tertulis.

3. Jurnalisme data: Menggunakan statistik untuk menceritakan kisah yang lebih mendalam tentang olahraga, akan menghasilkan jurnalisme yang lebih bagus.

4. Keterlibatan penggemar: Jurnalis menemukan cara baru untuk berinteraksi dengan pembaca dan pemirsa.

5. Suara yang beragam: Ada dorongan yang semakin besar untuk menciptakan berita olahraga yang lebih beragam di redaksi atau desk olahraga. (rus)