KABARIKA.ID, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta kepala daerah di seluruh Indonesia untuk memperkuat program pompanisasi dan menugaskan kadisnya untuk mengecek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tolong cek, kadisnya, kalau perlu turun cek langsung. Nnti kami akan turun mana yang jalan dan mana yang belum,” kata Tito dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (AAS), di Kemendagri, Jakarta, Senin (15/7/2024).
Program pompanisasi adalah solusi cepat mengatasi kekeringan panjang yang saat ini dijalankan Kementerian Pertanian.
Menurut Tito, program tersebut merupakan upaya pemerintah dan juga arahan langsung Presiden Jokowi maupun Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam meningkatkan produksi dalam negeri saat dunia dilanda kekeringan akibat gelombang panas.
“Pompanisasi ini perlu perhatian dari kepala daerah karena tanpa ada political will atau keinginan kuat bersama, kita khawatir nanti programnya tidak berjalan maksimal,” kata Tito.
Mendagri Tito menugaskan kepala daerah dan kadis untuk mengecek langsung karena Kementan telàh bekerja keras untuk mendapatkannya.
“Pak Menteri susah payah dalam mendapatkan anggaran maupun pengadaan pompa-pompa tersebut,” kata Tito.
Karena itu, lanjutnya, untuk meningkatkan produksi diantaranya yang paling urgen sekali saat ini untuk menjaga agar sawah-sawah kecukupan air menjelang kekeringan ini yang sudah mulai yaitu pompanisasi.
Mengenai hal ini, Tito berharap para kepala daerah segera melakukan pengecekan langsung terkait pompa yang sudah diberikan Kementan apakah sudah berjalan dalam memenuhi kebutuhan air sawah. Dia ingin, pompa yang sudah ada ini memiliki manfaat besar bagi kepentingan produksi nasional.
“Tolong nanti segera di follow up dan mengecek langsung agar pompa yang diberikan ini betul-betul dimanfaatkan, dikerjakan dan digunakan. Bila perlu cek langsung di lapangan di mana dipasangnya sudah jalan apa nggak,” katanya.
Masalah Vital
Menurut Tito masalah pangan terutama beras adalah masalah yang sangat vital karena berkaitan erat dengan stabilitas politik dan keamanan.
Karena itu, mau tidak mau peningkatan produksi harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
“Kalau menyangkut masalah pangan maka akan berkolerasi dengan keamanan dan angka inflasi, juga stabilitas politik dan keamanan maka selalu pemerintahan menjaga beras,” kata Tito pada rapat yag juga dihadiri Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi.
Solusi Cepat
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa saat ini fokus kerja yang harus dijalankan adalah pompanisasi sebagai solusi cepat mengatasi masalah pangan, kata Mentan telah menyiapkan 50 ribu unit pompa yang akan dipasang di seluruh sentra.
“Kami memiliki solusi cepat pompanisasi yang jadi nafas kita 3 bulan ke depan. Pompanisasi ini ada 50 ribu yang harus kita bagikan ke seluruh Indonesia dan itu ujung tombaknya para kepala daerah di seluruh Indonesia. Kalau 75 ribu terpasang, musim kering berikutnya Insyaallah bisa kita atasi,” katanya.
Mentan menambahkan saat ini pemerintah telah menargetkan 500 ribu hektare lahan di pulau jawa yang akan diairi pompanisasi. Jika dihitung secara rinci, 500 ribu hektare tersebut mampu menghasilkan 2,5 juta ton gabah dengan rata-rata produksi 5 ton perhektare.
“500 ribu ini kalau produksi 5 ton artinya kita bisa dapat 2,5 juta ton. Artinya kita bisa memenuhi produksi ke depan. Karena itu pompanisasi harus kita atasi ke depan,” jelasnya.