KABARIKA.ID, JAKARTA–Pada acara ulang tahun ke-54 tabloid Sinar Tani, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (AAS) tampak begitu antusias dan bersemangat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini disebabkan begitu banyak tamu yang hadir adalah senior-senior yang sebelumnya yang telah lama berkiprah di Kementerian Pertanian.
Sebutlah Justika Baharsjah yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian di era terakhir Kabinet Pembangunan Soeharto.
Hadir pula Rachmat Pambudy, Ketua Dewan Penasihat HKTI yang juga politikus Gerindra.
Mentan Amran menyebut Rachmat sebagai yang mendorong dirinya jadi Menteri kembali.
Sedang Ketua Umum Perpadi, Sutarto Ali Muso berulang kali Amran menyebutnya sebagai gurunya.
Begitu hormatnya bertemu dengan para tokoh tersebut sehinga ketika duduk, Mentan AAS lebih memilih duduk semeja dengan tokoh tersebut dibanding duduk di meja terdepan yang telah disiapkan untuk Menteri.
Dalam sambutannya, Mentan terlebih dahulu memohon izin kepada para tokoh tersebut untuk berbicara di depan mereka.
Kepada Justika Baharsyah, AAS menyampaikan, “Mohon izin yunior ibu berbicara di depan. Ibu yang Menteri Pertanian, saya cuma penerus ibu” sapanya dengan penuh takzim, di auditorum Gedung F, Kementan Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Selanjutnya Ketua Umum IKA UNHAS ini banyak mengungkap kenangan bersama para tokoh tersebut.
Bagaimana ketika beliau menyambut Sutarto di Pangkep, di bawah rumah panggung, dengan sikap sempurna dia membawakan tas Sutarto turun dari mobil dan menuangkan air mineral ke gelasnya.
“Masih saya ingat aquanya,” kenang Ketua Umum IKA Universitas Hasanuddin (UNHAS) ini.
Owner Tiran Group ini juga menceritakan kenangannya ketika disuruh membuat pidato oleh Memet, Direktur Sinar Tani yang kala itu masih menjabat sebagai Sekjen.
AAS membuatkan naskah pidato terbaik karena sebelumnya diinfokan bahwa Memet menginstruksikan juga kepada beberapa yang lain untuk membuatkan naskah pidato.
Setelah tidak tidur semalaman karena membuat naskah pidato, ternyata Memet memilih naskahnya sambil berucap, ini baru pidato yang layak untuk Menteri.
“Mungkin karena (membuat naskah pidato Menteri) itu hari ini akhirnya saya ada di sini berbicara sebagai Menteri,” candanya yang disambut tawa seisi ruangan.
“Adab itu penting, banyak orang pintar tapi miskin adab, tak tahu bagaimana menjadi bawahan, maunya cuma jadi atasan, padahal tanpa adab, kita ini tak ada nilainya,” tegas Menteri yang menjabat kali kedua ini.
Tak lupa dalam acara tersebut Mentan Andi Amran berdialog tentang perkembangan Sinar Tani dan berjanji untuk membantu pengembangannya. Kepala Biro Humas Kementan diberi tanggungjawab untuk memastikan realisasi janji tersebut.