KABARIKA.ID, ARKANSAS–Ahad, 15 September 2024 waktu Arkansas (GMT -5), delegasi dari Indonesia yang sebelumnya ikut di acara G-20 Agriculture Ministerial Meeting di Brazil, bertandang ke University of Arkansas Rice Research & Extension Center yaitu pusat penelitian dan pengembangan padi Universitas Arkansas yang dipimpin Alton Johnson serta Yulin Jia koordinator peneliti Dale Bumpers National Rice Research Center atau Pusat Penelitian Padi Nasional yang terletak di daerah Stuttgart, Arkansas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tujuan delegasi ini bertandang adalah berdiskusi terkait perkembangan pertanian modern khususnya komoditas produksi padi di Arkansas. Daerah ini dijuluki sebagai Rice and Duck Capital of the World, yaitu ibukota padi dan bebek sedunia.

Hal ini dikarenakan dari 2,5 Juta acres lahan sawah di Amerika, setengahnya ada di Arkansas.

Setelah perkenalan dan pemaparan program produksi padi di kedua institusi riset ini, diadakan sesi diskusi di mana disampaikan bahwa Indonesia akan melakukan program cetak sawah sebanyak 3 juta Hektar dalam 3 tahun ke depan.

Yulin Jia lalu bertanya apa yang mendasari cetak sawah besar-besaran ini.

Setelah dijelaskan bahwa hal ini dikarenakan saat ini Indonesia masih melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya secara nasional, maka Yulin Jia menjawab bahwa apa yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pertanian ini adalah sangat rasional.

“Setiap negara dengan jumlah penduduk yang besar tentu akan mencari segala cara agar terbebas dari impor. Dan dengan luas lahan yang dimiliki sangat rasional jika Indonesia mengupayakan cetak sawah sebagai langkah prioritas memenuhi defisit produksi. Adapun impor, memang cara cepat namun tidak memandirikan bangsa” lanjut Yulin Jia

Senada dengan penegasan yang selalu disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, bahwa kalau kita kekurangan beras, impor memang cara cepat, tapi kalau ada kondisi darurat, sepeti el nino saat ini dan negara lain juga tidak memiliki stok, rakyat mau makan apa? Maka harus dipersiapkan jalan agar negeri ini dapat swasembada melalui cetak sawah.

Turut hadir dalam delegasi tersebut tenaga ahli menteri Ida Bagus Purwalaksana, Desrial, Kepala Biro Kerjasama dan Luar Negeri Candradijaya dan stafnya Reynaldi. Dari Konsulat Jenderal RI di Houston turut mendampingi Konjen Ourina Ritonga, Rima, Kiki dan Umar.