KABARIKA.ID, WAJO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam hal ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikulturan dan Perkebunan (PTPH-Bun) Sulsel memastikan stok pupuk dan distribusi pupuk di daerah cukup aman hingga tingkat petani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dalam rangka upaya percepatan tanam di Sulsel, kita memastikan, tidak hanya bibit dan pengairan (Pompanisasi) yang terdistribusi merata, tapi pupuk juga demikian. Meski kuota sudah ditentukan dari pemerintah, tapi semua terkendali,” sebut Kepala Dinas PTPH-Bun Sulsel, Imran Jausi, Senin (30/9/2024).

Bahkan berdasarkan data PT Pupuk Indonesia, stok pupuk bersubsidi di Sulsel per 30 September 2024 sebanyak 95.03 ton, terdiri atas Pupuk Urea subsidi 41.389 ton, NPK Subsidi 50.126 ton, ⁠NPK Formula Khusus 1.902 ton, dan pupuk organik sebanyak 1.596 ton.

Ada pun realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di Sulsel hingga 28 September 2024 sebanyak 461.330 ton.

Terdiri dari Urea Subsidi 244.238 ton, ⁠NPK Subsidi: 208.705 ton, NPK Formula Khusus 8.332 ton, dan Organik 55 ton

Jumlah tersebut tentu belum bisa menghabiskan kuota atau alokasi pupuk di Sulsel yang masing masing sebanyak 407.492 ton Urea Subsidi, 370.193 ton NPK Subsidi, 42.118 ton NPK Formula khusus, dan organik 49.552 ton.

Data-data tersebut, tentu membantah kelangkaan pupuk yang terjadi di Sulsel, khususnya Kabupaten Wajo. Lantaran pupuk masih banyak didistributor, petani tinggal datang membeli dengan harga subsidi.

Hal itu dibenarkan Syukur, Distributor Pupuk di Wilayah Kecamatan Keera dan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulsel. Menurutnya, isu kelangkaan pupuk yang dihembuskan oleh beberapa pihak adalah tidak benar.

“Saat ini, distributor masih memiliki sisa stok yang banyak, mencukupi untuk memenuhi kebutuhan petani. Data realisasi juga menunjukkan bahwa penggunaan pupuk masih di bawah target yang ada,” kata Syukur.

Distributor lain mengamini apa yang disampaikan Syukur, yang menyebutkan ketersediaan pupuk sangat menumpuk dan terpenuhi untuk semua petani. “Hampir semua distributor di Wajo mengalami penumpukan ketersediaan pupuk. Jadi tidak ada alasan pupuk di Wajo langka,” tegasnya.

Diketahui Pemerintah menambah alokasi pupuk bersubsidi dari 4,7 juta ton tahun 2023 menjadi 9,55 juta ton pada tahun 2024 dengan anggaran mencapai Rp54 triliun, yang sebelumnya hanya Rp25,3 triliun

Penambahan kuota ini karena pupuk di Indonesia menjadi salah satu kunci penting meningkatkan produksi dan ketahanan pangan.

Data bulan Juli 2024, ketersediaan (stok) Sulawesi Selatan tercatat sebanyak 819.803 ton yang terdiri atas pupuk urea bersubsidi 170.116 ton, NPK Phonska 126.346 ton, dan NPK kakao 3.180 ton.

Adapun stok yang disiapkan Pupuk Indonesia untuk petani di Sulawesi Selatan sebanyak 79.777 ton.

Persediaan tersebut terdiri dari urea bersubsidi sebanyak 39.764 ton atau 244 persen dari stok minimum yang diatur pemerintah, yaitu 16.300 ton.

Stok berikutnya yaitu NPK Phonska sebesar 36.436 ton atau 246 persen dari ketentuan minimum sebesar 14.808 ton, dan NPK kakao sebanyak 3.577 ton atau 212 persen dari ketentuan minimum yang disyaratkan pemerintah sebesar 1.865 ton.

Stok per 2 Juli 2024 tersebut saat itu berada di gudang lini III atau tingkat kabupaten/kota, termasuk September sehingga aman untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani di Sulsel. (*)