KABARIKA.ID, JAKARTA — Penerapan moderasi beragama di Indonesia berpengaruh signifikan terhadap peningkatan indeks kerukunan umat beragama dan kesalehan sosial orang Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Keterangan mengenai hal itu disampaikan oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam pidatonya pada Religion Festival, Ekshibisi Capaian Kemenag, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/10/2024).

“Melalui moderasi beragama kita terus memperkuat kerukunan, dan saya ingin sampaikan bahwa indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) meningkat dari 76,02 pada tahun 2023 menjadi 76,47 pada tahun 2024,” ungkap Menag Yaqut.

Gambar: Kemenag

Sejak Kementerian Agama dimimpin oleh Menag Yaqut, indeks kerukunan umat beragama terus mengalami kenaikan.

Pada 2020, indeks tersebut berada pada angka 67,46, kemudian naik menjadi 72,39 pada 2021. Pada 2022 angkanya meningkat menjadi 73,09 dan mencapai 76,02 pada 2023. Pada 2024, indeks tersebut kembali meningkat menjadi 76,47.

Selain itu, indeks kesalehan sosial orang Indonesia juga terus meningkat sejak 2020. Ada lima dimensi yang menjadi alat ukur kesalehan sosial, yaitu kepedulian sosial, relasi antarmanusia, menjaga etika, melestarikan lingkungan, serta relasi dengan negara dan pemerintah.

Gambar: Kemenag

Pada tahun itu, indeks kesalehan sosial orang Indonesia berada pada angka 82,53. Tahun 2021 naik lagi menjadi 83,92 kemudian menjadi 84,55 pada 2022.

Pada 2023 angka itu sempat turun sedikit menjadi 82,59. Kondisi itu kembali naik menjadi 83,83 pada 2024.

Data tentang indeks kesalehan sosial diperoleh melalui survei yang dilakukan oleh Badan Litbang dan Diklat Kemenag di sejumlah kota dengan populasi pemeluk agama yang beragam, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. (*/mr)