KABARIKA.ID, MAKASSAR – Partisipasi pemilih di Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar tidak sesuai target, karena kurang dari 60%. Sementara komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar menargetkan partisipasi bisa mencapai 65-70%.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan data yang dirilis lembaga survei Parameter Publik Indonesia (PPI), hasil hitung cepat (quick count) Pilkada Makassar 2024, ternyata partisipasi pemilih hanya ada pada angka 57,5%.

“Jumlah partisipasi pemilih tersebut, bahkan lebih rendah dari partisipasi pemilih pada Pilkada sebelumnya tahun 2019, partisipasi pemilih di angka 59%” ungkap Direktur Eksekutif PPI, Ras MD.

Dari pantauan, pada hari pemungutan suara, Rabu (27/11/2024) diketahui, banyak pemilih yang terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) tidak mendapat surat undangan memilih untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) lantaran tidak sempat dibagikan oleh petugas KPPS.

Asriawal, 29, Warga Komplek Pesona Adenium, di Jalan Mallengkeri bahkan mengaku hingga jam 8 pagi waktu pemilihan belum mendapat surat panggilan, dan ia berinisiatif datang ke TPS setelah melihat lokasi TPS secara online.

“Saat tiba di TPS, ternyata surat undangan untuk mencoblos, hampir tidak terbagi dan ada di meja petugas KPPS. Dan akhirnya, kita umumkan di grup kompleks. Bagi mereka yang ingin memberikan hak pilihnya di Pilwalkot Makassar, bisa ke TPS 004 Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, dengan hanya membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP),” urai Asriawal.

Akibatnya, di TPS tersebut dari 548 jumlah pemilih, yang menyampaikan aspirasi atau hak pilihnya hanya 295. Angka tersebut tentu kurang dari 60%.

Komisioner Bidang Sosialisasi, Edukasi, dan Sumber Daya Manusia KPU Makassar, Muhammad Abdi Goncing, saat dikonfirmasi terkait hal itu tidak membantah.

“Alasan surat undangan atau C pemberitahuan tidak sampai ke tangan pemilih, lantaran KPPS tidak menemukan alamat penerima, dan disimpan di TPS, sehingga jika orangnya datang tinggal menunjukkan KTP,” sebut Abdi Goncing, Sabtu (30/11/2024).

Abdi Goncing menambahkan, jika semua yang terjadi, salah satunya karena imbas dari penggabungan sejumlah TPS. “Sehingga itu akan menjadi catatan sendiri ke depan, dan akan dilakukan evaluasi. Karena sebenarnya, kita juga sudah melakukan sosialisasi pencoblosan secara berjenjang, agar target partisipasi tercapai,” tambahnya.

Di Makassar, Pilwalkot diikuti empat pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar. Yang berdasarkan hasil hitung cepat PPI, dengan data masuk 92,89% dari sampel 225 tempat pemungutan suara (TPS) pada 15 kecamatan di Makassar menggunakan metode multistage random sampling, dengan tingkat kesalahan atau margin of error kurang lebih satu persen, memperlihatkan nomor 1 Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (Mulia) unggul 55,18%.

Disusul pasangan nomor 2 Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (Sehati) 27,84% , lalu nomor 3 Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (IniMi) 13,52%, dan nomor 4 Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando (Aman) dengan perolehan 3,46%. (*)