KABARIKA.ID, SENGKANG, WAJO – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menetapkan Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel), sebagai tuan rumah penyelenggaraan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional dan Internasional tahun 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Musabaqah Qiraatil Kutub merupakan jenis lomba yang bertujuan untuk menggali kemampuan santri dalam membaca, menerjemahkan, dan memahami kitab kuning.
Musabaqah tersebut menjadi salah satu cabang yang dilombakan pada MQK Nasional dan Internasional 2025, yang akan berlangsung pada 1–7 Oktober 2025 di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang.
Dalam sambutannya pada pembukaan rapat persiapan MQK 2025, Menag Nasaruddin menekankan pentingnya kolaborasi antara pesantren, pemerintah, dan masyarakat dalam menyukseskan pelaksanaan MQK 2025.
Ia juga menyebutkan bahwa acara ini merupakan peluang emas untuk memperkenalkan potensi pesantren dan budaya lokal Kabupaten Wajo di kancah internasional.
Menurut Menag Nasaruddin, momen ini akan memberikan dampak besar, baik secara ekonomi maupun pendidikan terhadap Kabupaten Wajo pada khususnya, dan Sulsel pada umumnya.
“Sebagai tuan rumah, Kabupaten Wajo akan menjadi sentral kegiatan pendidikan kitab kuning yang membanggakan. Dengan tamu yang diperkirakan mencapai 3.400 orang, termasuk delegasi dari seluruh provinsi di Indonesia dan negara tetangga, akan terjadi pertumbuhan ekonomi mendadak di wilayah ini,” ujar Menag dalam rapat yang digelar di Rumah Jabatan Pengurus Pusat Pondok Pesantren As’adiyah, Sengkang, Kabupaten Wajo, Kamis (9/01/2025).
Turut mendampingi Menag, Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Basnang Said, Stafsus Menag Bunyamin Yafid.
Hadir mengikuti rapat, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, dan Pj Bupati Wajo Andi Bataralifu.
Menag juga menyoroti pentingnya persiapan infrastruktur, termasuk jalan penghubung dari Bandara Sultan Hasanuddin menuju Sengkang, ibu kota Kabupaten Wajo.
Nasaruddin berharap acara ini dapat menjadi sarana meningkatkan citra Sulsel sebagai gudang institusi pendidikan berkualitas.
“Ini bukan hanya kegiatan nasional, tetapi internasional. Persiapannya harus matang, sehingga acara ini dapat berjalan tanpa adanya praktik-praktik yang mencederai niat luhur, seperti pungutan liar atau korupsi,” tegas Menag Nasaruddin.
Menag berharap kegiatan ini menjadi momentum bersejarah bagi Kabupaten Wajo pada khususnnya, dan dunia pesantren pada umumnya.
“Kita berharap kegiatan ini menjadi momentum bersejarah, tidak hanya untuk Kabupaten Wajo, tetapi juga untuk pendidikan pesantren di seluruh Indonesia,” tandas Nasaruddin.
MQK Memperkuat Eksistensi Pesantren
Sementara itu, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Basnang Said mengatakan bahwa kegiatan MQK yang direncanakan berlangsung pada 1–7 Oktober 2025 ini, akan melibatkan berbagai kegiatan, seperti lomba membaca kitab kuning, debat konstitusi, pameran produk pesantren, hingga lomba qasidah rebana.
Penyelenggaraannya akan melibatkan Kementerian Agama RI, Pemerintah Provinsi Sulsel, serta Pemerintah Kabupaten Wajo.
“Insya Allah pada tahun 2025, MQK tidak hanya digelar secara nasional, tetapi juga internasional. Selain dari 34 provinsi di Indonesia, kita juga akan mengundang delegasi dari Malaysia, Brunei, Thailand, dan Singapura untuk hadir di acara ini,“ ujar Basnang.
Menurut Basnang, kegiatan ini akan memperkuat eksistensi pesantren sebagai pusat pendidikan yang berkualitas.
“Ini akan menjadi ajang besar yang tidak hanya berdampak pada ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat eksistensi pesantren sebagai pusat pendidikan yang berkualitas,” kata Basnang. (*/mr)