KABARIKA.ID, JAKARTA — Sebagai sebuah program baru dengan cakupan yang begitu luas, program Makan Bergizi Gratis (MBG) tentunya harus terus menerus melakukan evaluasi dan perbaikan. Salah satunya terkait menu yang menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tentunya berbagai kritik dan masukan patut menjadi perhatian demi kesempurnaan program MBG yang sejatinya sangat bagus ini.

Anggota DPD RI Dapil Daerah Khusus Jakarta yang juga pemerhati pendidikan Fahira Idris mengungkapkan, program MBG bisa menjadi langkah besar dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia. Namun, tantangan akan terus ada salah satu soalnya menu yang harus ditangani dengan pendekatan kreatif dan inklusif.

“Persoalan menu ini perlu melibatkan anak-anak, orang tua, dan komunitas pendidikan, serta memperkaya variasi dan rasa menu. Setidaknya ada enam langkah yang bisa ditempuh terkait persoalan menu MBG ini. Pertama, menyajikan menu yang lebih variatif dan inovatif. Kedua, melibatkan anak dalam proses pemilihan menu. Ketiga, edukasi gizi melalui pendekatan kreatif. Keempat, kreativitas dalam penyajian sayur dan buah. Kelima, menciptakan suasana makan yang menyenangkan dan keenam, melibatkan orang tua dan guru,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2025).

Untuk langkah pertama, menurut Fahira, menu yang lebih menarik secara visual dan rasa dapat meningkatkan minat anak-anak. Misalnya, makanan berbentuk lucu seperti bento atau menambahkan saus alami yang kaya rasa dapat menjadi pilihan. Inspirasi dapat diambil dari praktik Shokuiku di Jepang, di mana anak-anak diajak menikmati cita rasa makanan alami yang disajikan dengan segar.

Langkah kedua yaitu melibatkan anak dalam proses pemilihan menu dilakukan lewat survei rutin untuk mengetahui preferensi anak untuk membantu menyusun menu yang lebih disukai tanpa mengorbankan kandungan gizinya. Partisipasi anak akan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap makanan yang disajikan.

Langkah ketiga yaitu edukasi gizi melalui pendekatan kreatif juga sangat penting ditempuh. Salah satu kunci keberhasilan program makan bergizi gratis adalah membangun pemahaman mendalam di kalangan anak-anak tentang pentingnya asupan gizi seimbang.

Oleh karena itu, diperlukan pendekatan kreatif dan interaktif yang mampu menarik perhatian anak-anak misalnya melalui permainan, video interaktif, maupun lomba memasak sehat. Dengan pendekatan ini, anak-anak akan memahami, mengapresiasi, dan menerapkan kebiasaan makan sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Kreativitas dalam penyajian sayur dan buah atau langkah keempat, dilakukan karena ada kecenderungan anak-anak terutama usia SD cenderung enggan makan sayur.

Untuk menyiasati ini, sayuran dapat diolah menjadi makanan favorit mereka, seperti bakso sayur atau nugget berbahan dasar sayuran. Dengan demikian, anak-anak dapat menikmati makanan sehat dengan sajian yang menyenangkan.

Menciptakan suasana makan yang menyenangkan atau langkah kelima juga sangat penting dibangun untuk membantu menciptakan hubungan positif antara anak dan makanan.

Salah satunya mengiringi waktu makan dengan cerita inspiratif. Misalnya, guru dapat menceritakan kisah tentang kekuatan dan kepintaran tokoh-tokoh yang terbiasa makan sehat.

Dengan cara ini, anak-anak tidak hanya makan, tetapi juga mendapatkan inspirasi yang memotivasi mereka untuk mencoba dan menyukai makanan sehat.

“Langkah terakhir yaitu melibatkan orang tua dan guru. Keterlibatan orang tua dan guru sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak tidak hanya mengikuti program ini, tetapi juga memahami manfaatnya. Ini karena, MBG tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah tetapi juga orang tua dan sekolah agar menjadi gerakan bersama,” pungkas Fahira Idris yang juga aktivis perlindungan anak ini. (*)