KABARIKA.ID, MAGELANG – Puncak Gunung Tidar di Magelang mendadak ramai, Jumat (28/10). Lebih dari 10.000 orang berbondong-bondong meniti ratusan anak tangga menuju puncak gunung yang diyakini sebagai paku bumi Jawa itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bukan tanpa alasan mereka datang ke puncak Gunung Tidar. Di hari itu, ada acara besar yang digelar. Doa bersama untuk Ganjar Pranowo dan Indonesia dengan penceramah kyai kondang asal Jogjakarta, Gus Miftah. Acara digelar untuk memperingati hari Sumpah Pemuda dan ulang tahun ke-54 Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Acara doa bersama berlangsung meriah. 10.000 lebih masyarakat berkumpul di puncak Gunung Tidar mendoakan Indonesia dan Ganjar. Duduk lesehan, mereka khyusyuk berdoa dan khidmad mendengarkan ceramah Gus Miftah. Seringkali, suasana semakin ger-geran karena ceramah Gus Miftah yang lucu dan menyenangkan.
“Kita semua hadir di sini kalau tidak cinta, tentu akan berat. Lokasinya panas, naik gunung dan berat. Kenapa kita semangat hadir di sini karena kita cinta Indonesia dan cinta Mas Ganjar Pranowo. Kita berdoa bersama mudah-mudahan Indonesia semakin maju, rakyatnya sejahtera dan pqk Ganjar panjang umur dan sukses selalu,” kata Gus Miftah dalam ceramahnya.
Selama ceramah, Gus Miftah banyak bicara soal Indonesia dan pemimpin masa depan. Ia menceritakan tentang ramalan Joyo Boyo dan Ronggo Warsito terkait kriteria pemimpin masa depan.
“Menurut ramalan Joyo Boyo, pemimpin hebat itu namanya berakhiran huruf ‘O’. Setelah pak Joko Widodo, siapa penerusnya?,” tanya Gus Miftah.
Sontak ribuan orang menjawab kompak nama Ganjar Pranowo. Gus Miftah kemudian berharap, akan ada pemimpin hebat yang memimpin Indonesia dari Jawa Tengah.
“Di sini, di Puser Bumi tempat Syech Subakhir. Ini pusatnya Jawa. Mudah-mudahan ada pemimpin hebat dari Jawa Tengah nggih. Amiin,” ucapnya.
Sementara itu, ketua panitia kegiatan, Yudha mengatakan, acara doa bersama untuk Indonesia sengaja digelar di Puncak Gunung Tidar karena lokasi itu diyakini sebagai puser bumi atau pusatnya tanah Jawa. Di tempat bersejarah itu, doa untuk Indonesia dikumandangkan oleh ribuan masyarakat.
Menurut catatan petugas tiket, sebanyak 8000 jamaah yang datang dari berbagai daerah ke lokasi itu. Namun banyak diantara jamaah yang tidak membeli tiket karena berdesakan, sehingga diyakini jumlah peserta di acara itu lebih dari 10.000 orang.
“Kami sendiri tidak menduga antusias masyarakat datang untuk berdoa bersama untuk Indonesia. Kebetulan hari ini sekaligus ultah Mas Ganjar. Kami mendoakan beliau selalu sehat,” katanya.
Selain itu, Yudha juga berharap Ganjar selalu menjadi pemimpin yang bisa momong, momot dan amor ke masyarakat.
“Momong artinya mengayomi masyarakat, bisa memberkkan ketenangan, amor selalu bisa menyambangi masyarakat turun ke bawah kemudian selalu di hati masyarakat, kalau momot itu siap dikritik siap menerima saran dari masyarakat yang membangun untuk indonesia,” jelasnya.
Hal senada disampaikan masyarakat. Mereka rela datang dari berbagai daerah seperti Magelang, Temanggung, Wonosobo, Jogja dan lainnya untuk mendoakan Indonesia dan mendoakan Ganjar.
“Kami wong cilik hanya bisa berdoa, mudah-mudahan Indonesia lebih maju. Buat pak Ganjar juga, semoga sehat selalu dan tercapai tujuannya. Harapan kami pak Ganjar bisa menjadi pemimpin lebih tinggi lagi, karena beliau orangnya baik, merakyat, tidak membeda-bedakan dan tegas,” kata Dwi Andriani,36, peserta dari Cacaban Magelang.
“Semoga pak Ganjar panjang umur, dan kami inginnya pak Ganjar jadi presiden. Soalnya pak Ganjar itu pinter, baik, merakyat dan tegas. Selama jadi gubernur Jateng, kami merasa sangat puas dengan kepemimpinannya,” timpal Widasih,55, peserta asal Temanggung.
Acara doa berama untuk Ganjar dan Indonesia selesai sekitar pukul 11.00 WIB. Setelah ceramah Gus Miftah selesai, ribuan orang berebut kemudian berebut tumpeng ulang tahun dan makan bersama. (rls/ft)