KABARIKA.ID, WASHINGTON, DC — Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, Palestina, sudah menemui titik terang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa (1/07/2025), bahwa Israel telah menyetujui persyaratan untuk gencatan senjata selama 60 hari di Gaza.

Trump juga memperingatkan Hamas untuk menerima kesepakatan tersebut sebelum kondisi semakin memburuk.

Presiden Trump mengumumkan perkembangan teranyar tersebut saat ia bersiap untuk menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk berunding di Gedung Putih, pada hari Selasa.

Pemimpin AS tersebut telah meningkatkan tekanan pada pemerintah Israel dan Hamas untuk menjadi perantara gencatan senjata dan perjanjian penyanderaan serta mengakhiri perang di Gaza.

“Perwakilan saya mengadakan pertemuan yang panjang dan produktif dengan Israel hari ini di Gaza. Israel telah menyetujui persyaratan yang diperlukan untuk menerapkan gencatan senjata 60 Hari, di mana kami akan bekerja dengan semua pihak untuk mengakhiri Perang. Qatar dan Mesir akan menyampaikan proposal akhir,” tulis Trump dalam akun Truth Social miliknya.

Oleh akrena itu, Trump berharap pihak Hamas dapat menerima proposal gencatan senjata yang telah disetujui oleh Israel.

“Saya berharap, demi kebaikan Timur Tengah, Hamas menerima kesepakatan ini. Karena jika menolak, ini tidak akan menjadi lebih baik, ini hanya akan menjadi lebih buruk,” ujar Trump.

Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer berada di Washington pada Selasa (1/07/2025) untuk berunding dengan pejabat senior pemerintah guna membahas potensi gencatan senjata Gaza, Iran, dan masalah lainnya.

Dermer diagendakan bertemu dengan Wakil Presiden AS, JD Vance, Menlu Marco Rubio, dan utusan khusus Timur Tengah, Steve Witkoff.

Tuntut Pembubaran Sistem Distribusi Bantuan yang Kontroversial

Perkembangan terbaru itu terjadi saat lebih dari 150 badan amal internasional dan kelompok kemanusiaan menyerukan pada Selasa (1/07/2025) untuk membubarkan sistem pendistribusian bantuan kemanusiaan yang kontroversial di Gaza, yang didukung Israel dan AS.

Pendistribusian bantuan kemanusiaan di Gaza mengakibatkan kekacauan dan kekerasan mematikan terhadap warga Palestina yang mencari makanan di lokasi tersebut.

Pernyataan bersama oleh kelompok-kelompok badan amal internasional, termasuk Oxfam, Save the Children, dan Amnesty International menyusul pembunuhan sedikitnya 10 warga Palestina pada hari Selasa (1/07/2025), yang sedang mencari makanan yang sangat dibutuhkan, kata para saksi dan pejabat kesehatan Gaza.

Sementara itu, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 37 orang di Khan Younis, Gaza selatan, menurut Rumah Sakit Nasser di Gaza.

Jet tempur Israel sengaja menembakkan rudal ke tempat pengungsian dengan menyerang tenda-tenda pengungsi. (rus)