KABARIKA.ID, MAKASSAR – Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) Sulsel menjajaki kerjasama dengan Perusda Gowa guna menyerap komoditas pertanian di Kabupaten Gowa yang selama ini menjadi penyangga industri makanan di Kota Makassar dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini terungkap saat pertemuan Ketua DPD Asparindo Sulsel Saharuddin Ridwan bersama Direktur Utama Perusahaan Daerah (Holding Company) Gowa Mandiri Rahman Syah didampingi sejumlah direksi Perusda Gowa di Kantor Perusda Gowa, Jalan Habibu Kulle No. 3 Sungguminasa, KabupatenGowa, Senin (4 /7/2022).
“Kami memang sangat membutuhkan pihak yang bisa memperkuat pemasaran potensi komoditas yang ada di Gowa. Keberadaan Asparindo Sulsel bisa mendorong pengembangan pengelolaan pasar tradisional dan produk-produk UMKM di Gowa,” kata Rahman Syah saat menerima kunjungan kerja DPD Asparindo Sulsel.
Rahman Syah berharap kerjasama ini bisa memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tengah masa pandemi yang mulai perlahan masuk ke masa endemi Covid-19.
Dia menegaskan, pandemi Covid-19 ini sangat berdampak terhadap pendapatan daerah, sehingga dengan dilantiknya Direksi Perusda diharapkan mampu menggenjot PAD yang bermuara terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Pandemi ini sudah perlahan masuk di masa endemi. Sehingga dampak yang dihadirkan seperti kehilangan pendapatan, target tdak tercapai sehingga dengan dilantiknya Perusda ini. Kita menuju pada optimalisasi PAD karena potensi-potensi pendapatan kita sangat banyak,” papar alumni Fakultas Ilmu Budaya Unhas ini.
Sementara itu, Ketua Asparindo Sulsel, Saharuddin Ridwan yang pernah menjabat sebagai Direktur Operasional Perumda Pasar mengatakan bahwa kehadiran Asparindo di Gowa untuk membangun kerjasama dengan semua pihak dalam mendorong percepatan digitalisasi pasar rakyat, revitalisasi ekonomi, sosial budaya dan managemen pasar.
“Kami akan menggagas Gerakan ayo belanja ke pasar rakyat. Dan juga mendorong percepatan digitalisasi pasar rakyat, revitalisasi ekonomi, sosial budaya dan managemen pasar rakyat,” terang Sahar yang juga alumni Unhas.
Menurutnya, di tengah pertumbuhan perpasaran nasional, pasar tradisional merupakan salah satu tempat berusaha bagi usaha kecil dan menengah yang terus harus dijaga dan terpelihara serta ditata keberadaannya agar tetap dapat eksis ditengah perkembangan era digitalisasi sekarang ini.
“Saat ini pasar kita sangat berkembang begitu pesat khususnya di Makassar, hal ini menunjukkan bahwa semakin tingginya kebutuhan akan tempat usaha bagi masyarakat dan makin meningkat dan beragamnya keinginan konsumen dalam menentukan tempat berbelanja. Nah ini yang harus dijaga dan terpelihara serta ditata keberadaannya agar tetap dapat eksis ditengah perkembangan era digitalisasi sekarang ini,” tutupnya. (*)