KABARIKA.ID, MAKASSAR – Puasa Ramadan 1444 hijriyah telah memasuki fase 10 hari pertama. Guna memperkaya ruhani selama menjalani ibadah puasa, khususnya di hari ke-10 ini, panitia amaliah Ramadan PP IKA Unhas dan PT Tiran Group menghadirkan ustad Hery Irawan Al-Jafary, M.Pd.I. untuk mengisi acara tausiah setelah salat Ashar, Sabtu (1/04/2023), di musalah AAS Building lantai 1, Makassar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ada dua perintah yang turun di bulan Sya’ban dan diamalkan pada bulan Ramadan, khususnya puasa. Yang pertama adalah perintah salawat kepada satu sosok yang amat mulia, yakni Rasulullah SAW. Perintah ini terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 56.

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. al-Ahzab [33]: 56).

Jamaah salat Ashar yang terdiri dari anggota PP IKA Unhas dan karyawan PT Tiran Group menyimak tausiah yang disampaikan oleh ustad Hery.

Berdasarkan ayat tersebut, orang-orang beriman juga diperintahkan untuk selalu bersalawat kepada baginda Rasulullah SAW, karena Allah Swt beserta para malaikat-Nya saja bersalawat kepada beliau.

Ada dua makna salawat yang kita ucapkan. Yang pertama merupakan pertanda kalau kita mencintai Rasulullah SAW. Karena Rasulullah sudah sangat cinta mati kepada kita umatnya.

Kecintaan Rasulullah kepada umatnya tercermin pada ucapannya menjelang beliau menghembuskan napas terakhir, yakni “ummatii”…”ummatii”…”ummatii”.

Makna salawat yang kedua adalah sebagai pertanda kesyukuran karena Allah Swt telah menjadikan kita umat Rasulullah.

“Kalau kita membaca riwayat betapa banyaknya nabi-nabi terdahulu yang meminta dan bermohon kepada Allah Swt untuk menjadi umatnya Nabi Muhammad, tetapi ditolak. Mereka adalah Nabi Adam, Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi Isa,” ujar ustad Hery.

Nabi Adam mengetahui nama Muhammad saat dia berjalan-jalan di dalam surga, pada setiap sudut surga dan tiang Arasy Allah terdapat nama Muhammad bersanding dengan nama Allah.

Sedangkan Nabi Musa mengetahui nama Muhammad dari kitab Taurat. Dalam kitab suci Taurat disebutkan bahwa akan datang umat di akhir zaman, namun mereka yang pertama masuk surga.

“Nabi Musa kemudian bertanya kepada Allah, umat siapakah itu. Apakah umatku, ya Allah?,” tanya nabi Musa kepada Allah.

Menjawab pertanyaan Nabi Musa itu, Allah Swt mengatakan bahwa itu adalah umat Muhammad.

Jamaah salat Ashar mendengarkan tausiah dari ustad untuk menambah wawasan pengetahuan keislaman.

Perintah kedua yang turun di bulan Sya’ban adalah puasa, sebagaimana tercantum dalam surah al-Baqarah ayat 83.

Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 183).

Menurut ayat ini, sebelum turun perintah wajib berpuasa di bulan Ramadan, puasa telah diwajibkan kepada umat-umat sebelum umat Muhammad. Orang-orang terdahulu yang dimaksudkan dalam ayat itu adalah Nabi Adam dengan puasa ayyamul bidh.

“Menurut riwayat Ibnu Abbas, ketika Nabi Adam diturunkan dari surga ke bumi, kulitnya mengitam. Saat itu ia diperintahkan berpuasa selama tiga hari dan pada hari ketiga kulit nabi Adam menjadi putih bersih. Itulah puasa tiga hari tanggal 13, 14, 15 setiap bulan hijriyah yang disebut puasa ayyamul bidh atau puasa putih,” papar ustad Hery.

Nabi Musa juga diperintahkan berpuasa selama 30 hari di sebuah lembah di Mesir, sebelum bercakap-cakap dengan Allah Swt.

Begitu pula Nabi Daud diperintahkan berpuasa, namun puasanya sehari puasa sehari berbuka.

Nabi Yunus ketika ditelan ikan ia berpuasa selama berada dalam perut ikan. Menurut riwayat, Nabi Yunus berada dalam perut ikan selama 40 hari. Berarti puasa Nabi Yunus selama 40 hari. (rus)