KABARIKA.ID, MAKASSAR–Sepakbola kata mantan CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin bukan hanya olah raga tetapi banyak elemen turunan terutama industri pariwisata dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), seperti halnya di Thailand.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Munafri Arifuddin (Appi) menguraikan hal tersebut saat menghadiri kegiatan buka puasa bersama dengan PP Ikatan Alumni Universitas Hasanudddin (IKA UNHAS) di AAS Building, Makassar, Sabtu (01/04/2023).

Sepak bola, menurut Appi menjadi pusat perputaran ekonomi di kalangan masyarakat di lokasi pertandingan digelar.

“Yang terpenting sepakbola menjadi penghasil pariwisata yang paling besar,” ungkap Appi.

Appi yang baru mengantar tim berjuluk Pasukan Ramang juara secara khusus diberi ruang oleh K. Ahmad Musa, panitia yang menjadi MC untuk menyampaikan keberhasilan PSM merebut Juara BRI Liga 1 2022/2023.

Ternyata, Appi dan tim yang telah bersusah-payah mengangkat nama PSM ke kasta tertinggi sepak bola tanah air merasa belum lengkap karena prestasi itu tidak diyakini di depan publik Makassar. Belum secara langsung memberi sesuatu ke UMKM maupun pariwisata Makassar.

“Kami ikut dipertandingan Asia. Kami akan main di Kamboja, Vietnam dan Thailand tentu saja disiarkan tivi tivi internasional,” ujar Appi yang juga Chief Corporate Legal di Bosowa Corporindo.

Cuman, katanya lagi, sayang kami tidak pernah main di kampung sendiri. Kami bertandang di Bogor. Main di tempat lain.

“Nanti orang Kamboja, Vietnam dan Thailand bilang oh ini Makassar, ini bukan makassar, kami tidak punya stadion,” kata Appi memberi gambaran.

“Kami ingin punya stadion. Itu untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa kami ini (PSM) hebat di Asia,” katanya lagi.

Sepak bola, kata Appi sudah menjadi industri yang banyak menghidupi masyarakat dan generasi muda.

Appi bersama Ketua Umum IKA Unhas, Andi Amran Sulaiman bersama Sekjen Yusran Jusuf, Sudirman Numba, Suwardi Thahir, idzar dan Ilham Rasyid. Foto: Idzar/Kabarika

“Bayangkan pak, anak-anak sekarang umur nya baru 18 tahun, 19 tahun gaji nya sudah 100 juta setiap bulan,” ungkap Appi.

Mereka, jelas Appi memperlihatkan talentanya wajar untuk dibayar mahal. Kita baru menuju ke industri sepakbola. Kedepan kita akan masuk ke era industri sepakbola.

“Kalau kita sudah kuat secara fundamental maka kita akan mendapat banyakan sekali keuntungan dari sepakbola,” kata Appi yang sesudah acara banyak melayani foto ersama dengan alumni.

Beruntung punya kota Parepare yang memiliki stadion yang hampir tidak layak. Pengurus bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk membenahi apa yang kurang di stadion Parepare.

“Alhamdulillah Parepare bisa menjadi Home base nya PSM. Dan selama menjadi markas PSM di Gelora BJ Habibie PSM tidak satu kali pun mengalami kekalahan,” ungkap Appi.

Seperti Bawa Bambu Runcing

Dengan PSM keluar sebagai juara, aku Appi, berkat suport dari warga Makassar pencinta PSM, mungkin yang melalui doa dan memberi suport secara materi.

“Inilah wujud yang bisa kami berikan sebagai anak negeri memberi sumbangsih terhadap satu kolom, yang bisa kami sumbangkan bagi kota Makassar, PSM sebagai juara di kasta tertinggi sepakbola di Indonesia,” ujar Appi.

Appi juga berharap nantinya bukan hanya PSM yang satu-satunya club’ yang ada di kota Makassar penyumbang pemain.

“Kita berharap ada sporting pembangunan insfratruktur di kota Makassar yang animo masyarakatnya terhadap sepakbola bisa tersalur dengan baik,” ujarnya.

Sepakbola memang membutuhkan biaya besar untuk membangun insfratruktur lapangan dan ekosistem sepakbola.

Appi berharap dua tahun, atau tiga tahun Ke depan Makassar kembali menjadi kiblat sepakbola di Indonesia.

Membawa Bambu Runcing
Mengurus PSM saat ini saat ini sangat sulit. Harus tahan banting dan rela mendengar caci maki.

Menurut Appi, mengurus PSM Makassar hari ini seperti membawa bambu runcing di tahun 1945 yang lalu sangat berat.

“Kalau memang ada yang mau serius masuk di industri sepakbola saya sarankan siapkan mental atas segala kritikan dari suporter yang ingin melihat tim nya baik,” ujarnya.

Alhamdulillah kita bisa meraih kemenangan karena tidak ada alasan lain yang diterima Suporter kecuali prestasi.

Ustaz Arifuddin Lewa menyampaikan ceramah di depan pengurus IKA Unhas, Rektor dan jajaran Pengurus Unhas dan alumni. Foto: Ombur/Kabarika

Buka puasa PP IKA UNHAS dihadiri lebih 500 alumni dan undangan berlangsung suasana akrab dan kekeluargaan.

Ketua Umum IKA Andi Amran Sulaiman bertindak sebagai tuan rumah. Owner PT. Tiran didampingi pengurus lainnya melayani dan menjamu para alumni berbuka puasa bersama.

Tampak hadir Rektor Prof. Jamaluddin Jompa dan pimpinan Unhas lainnya seperti; Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr drg Muhammad Ruslin, M.Kes, Ph.D, Wakil Rektor Bidang SDM, Alumni dan Sistem Informasi, Prof Dr Farida Patittingi, M.Hum, Ketua senat akademik Unhas, Prof drg Baharuddin Talib, Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) Unhas, Prof Dr. Alimuddin Unde. Para pimpinan fakultas seluruh Unhas juga hadir.

Hadir pula Wali kota Makassar periode 2004-2008 Ilham Arief Sirajuddin (Ketua IKA Pertanian), anggota Komisi IX DPR RI Dr. Aliyah Mustika Ilham (Waketum), Ketua IKA Sulbar, Muhammad Idris, Sekjen Yusran Jusuf, Bendahara Umum, Murtir Jeddawi, Sekretaris IKA Wilayah Hidayah Muhallim, dan Manajer PSM Munafri Arifuddin.

Juga hadir pengurus harian IKA Rahman Pina, Waketum Bachrianto Bahtiar, Andi Irwan Patawari, Andi Syahrum Makkuradde, Direktur Eksekutif Salahuddin Alam, Kepala Puslatbang dan Kajian Manajmen Pemerintahan LAN Makassar, Dr. Andi Taufik, M.Si, penggagas KKN Kebangssan Hasrullah, anggota DPRD Sulsel, Ady Ansar, iqbal Djawad, Abd Haris Bahrun, Ikbal Suhaeb, Suwardi Thahir, Ilham Rasyid, Sudirman Numba, Suharman, Poppy Rusdi, YessyYoanna dan K. Ahmad Musa Said. (este)