Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin Tahun 2023, kembali melaksanakan Temu Nasional dan Halal Bi Halal, tujuannya memperkuat tali silaturrahim antar alumni pasca Idul Fitri 1 Syawal 1444 H.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan ini menurut panitia juga dirangkaikan dengan penguatan kolaborasi kampanye Geopark Global Maros Pangkep. Temu Alumni ini akan diselenggarakan pada Kamis, 27 April 2023 di Taman Wisata Alam Bantimurung, diikuti ribuan alumni dari berbagai wilayah di Indonesia.
Akan hadir juga Menteri Pertanian Prof. Dr. Syahrul Yasin Limpo, SH, MH dan Dr. HC. Jusuf Kalla serta Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa. M.Sc.
Temu Alumni dan Halal Bi Halal memang setiap tahun diadakan, termasuk saat Jusuf Kalla masih menjadi ketua IKA Unhas.
(Syahrul Yasin Limpo dan Jusuf Kalla, tidak hadir di kegiatan ini, red).
Namun demikian kegiatan kali ini terasa istimewa karena dilaksanaan pada saat tahun politik, sehingga ada kesan sebagian alumni bahwa temu alumni ini sarat dengan kepentingan politik menjelang Pemilu serentak Tahun 2024 untuk memilih Presiden, anggota DPR, DPRD (Provinsi dan Kabupaten Kota) serta DPD RI.
Pemilu serentak ini akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024, demikian juga Pilkada yang akan dilaksanakan pada Tanggal 14 Juni 2024. Aroma politik temu alumni juga dikuatkan karena kebetulan ketua IKA Unhas adalah Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP.
Pengurus IKA Unhas lima tahun terakhir ini memang banyak didominasi oleh alumni dengan latar belakang pengusaha plus politisi, dengan begitu tentu arah dan orientasi organisasi dan kelembagaan IKA, tidak jauh dari ekonomi dan politik, hal ini tentu sangat positif tetapi sekaligus berdampak negatif kalau ada yang mendorong-dorong ke arah politik, terutama jika tidak diorganisir dan dikendalikan dengan baik.
Dampak Positif.
Kehadiran alumni (bukan IKA, red) di lembaga-lembaga politik dan ekonomi tentu saja memberi dampak positif, sekurang-kurangnya memberi kontribusi bagi upaya peningkatan akreditasi, baik itu program studi maupun akreditasi institusi, karena ketika alumni bergelar pengusaha, apalagi skala pengusaha besar, akan memberi point
Demikian juga jika alumninya seorang politisi dan menduduki jabatan politik di eksekutif, seperti presiden, wakil presiden, menteri, gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, demikian juga di legislatif baik di pusat maupun di daerah, semuanya bisa memberi kontribusi positif bagi Indokator Kinerja utama (IKU), khususnya bidang pertama dimana para alumninya mendapat pekerjaan yang layak, lebih dari itu terserap ilmunya bagi pengembangan pemerintahan dan pembangunan untuk ilmu dan kemanusiaan.
Dampak poisitif yang lain adalah mendekatkan perguruan tinggi dengan realitas di masyarakat, artinya jika ada alumni yang aktif dan terlibat langsung dengan kegiatan-kegiatan di pemerintahan, kegiatan pembangunan dan ikut serta dalam tugas kemasyarakatan dan pemberdayaan, berarti alumninya terserap dan relevan dengan dunia ril, sebab disadari benar, bahwa selama ini ada kesan bahwa alumni perguruan tinggi banyak tidak terpakai bahkan nyaris disebut sebagai penyumbang besar pengangguran.
Dengan begitu kegiatan alumni di luar kampus, bukan saja menjadi media antara perguran tinggi dengan pemerintah dan masyarakat, tetapi sekaligus menjadi alat yang setiap saat menebar citra positif dan memberi pencerahan di tengah masyarakat.
Dampak Negatif.
Selain dampak positif, ada juga dampak negatifnya yaitu ketika kampus menjadi ajang politik praktis, dan bisa menjadi penyebab pengkotak-kontakan sebab tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa alumni yang berbeda kelompok dan pilihan partai, berbeda orientasi dan pilihan politiknya.
Terlalu jauh para alumni masuk dalam dunia politik dan menjadikan IKA sebagai media vote getter, bisa membuat kampus terkontaminasi politik praktis, bahkan pimpinan dan pejabat perguruan tinggi bisa kehilangan integritas dan jati dirinya sebagai rektor.
Saat ini, rektor perguruan tinggi negeri sedang berada di titik nadir idealisme, dalam beberapa kasus nyaris tak berdaya dihadapan para politisi, salah satu penyebabnya karena pemilihan rektor sangat ditentukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini kementerian pendidikan,termasuk juga dan apalagi rrektoryang di bawah naungan kementerian agama.
Jangan lupa bahwa para menteri diangkat oleh presiden dan untuk menjadi presiden harus dicalonkan oleh partai atau gabungan partai politik, itu artinya rektor yang terpilih pasti bersentuhan dengan partai politik.
Pengaruh langsung dan tidak langsung partai politik dalam pemilihan rektor membuat perguruan tinggi mudah diintervensi, contoh, maraknya pemberian gelar Honorary Professor (Guru Besar Kehormatan) kepada para menteri, pejabat publik dan pengurus partai, atau nota untuk jalur mandiri masuk PT pada program studi favorit, kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dan sebagainya.
Saat ini lagi marak rektor pergruan tinggi mengundang para politisi untuk memberi kuliah umum, atau sebaliknya politisi menawarkan kepada rektor bertemu sivitas akademika untuk bersilaturrahmi, biasanya menggunakan moment tertentu, misalnya hari raya idul fitri dan sebagainya, tujuan utamanya adalah memperkenalkan diri, menawarkan program partai dan kegiatan politik terselubung lainnya.
Kita berharap semoga IKA Unhas, meskipun saat ini banyak dikendalikan oleh pengusaha dan politisi, tetapi kontribusinya pada pengembangan kampus tetap terjaga bahkan bisa lebih meningkat lagi.
Orientasi politik, meskipun tidak bisa dihindari, tetapi pengurus IKA harus tetap berupaya untuk menjaga marwah kampus sebagai lembaga yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran yang konsisten, objektif dan tentu saja universal. Selamat melaksanakan Temu Nasional dan Halal Bi Halal Tahun 2023, semoga kegiatan ini memberi penguatan bagi terciptanya tali silaturrahmi para alumni.
Catatan Redaksi: IKA Unhas sebagai organisasi alumni tidak berpolitik.