KABARIKA.ID, MAKASSAR – Para Menteri Luar Negeri (Menlu) anggota Liga Arab secara resmi mengumumkan pencabutan penangguhan keanggotaan Suriah ke dalam organisasi Liga Arab, Minggu (7/05/2023), di Kairo, Mesir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada 12 November 2011, beberapa negara Arab, seperti Qatar dan Arab Saudi, memutuskan untuk menangguhkan keanggotaan Suriah dalam Liga Arab, saat meletus konflik dan perang saudara di negara itu.

Dalam pernyataan bersamanya, para Menlu Liga Arab megaskan komitmennya untuk menghormati kedaulatan dan urgensi menjaga integritas teritorial dan regional Suriah.

“Sekali lagi kami mengumumkan komitmen kami untuk menjaga kedaulatan Suriah, integritas regional, dan stabilitas negara ini berdasarkan piagam Liga Arab dan prinsip-prinsipnya,” kata mereka.

Bendera Suriah terpasang di markas besar Liga Arab. (Foto: parstoday)

Dalam pernyataan bersama itu, juga ditekankan urgensi kelanjutan dan intensitas upaya negara-negara Arab untuk membantu Suriah keluar dari krisis.

“Kami menekankan pentingnya dialog dengan pemerintah Suriah, untuk mencapai sebuah mekanisme komprehensif guna menyelesaikan krisis di negara ini,” kata para Menlu Liga Arab.

Mereka menegaskan bahwa partisipasi delegasi Suriah dalam pertemuan-pertemuan dewan Liga Arab, dimulai sejak hari ini (Minggu, 7 Mei 2023-red).

“Langkah-langkah praktis dan komprehensif dalam rangka langkah bertahap menuju penyelesaian krisis Suriah, berdasarkan prinsip aksi untuk aksi, akan diambil. Menlu negara-negara Arab, sesuai Resolusi 8914 sepakat bahwa Suriah kembali ke posisinya di Liga Arab,” tegas para Menlu Liga Arab.

Para Menlu Liga Arab juga sepakat untuk membentuk sebuah komite yang terdiri dari Yordania, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Mesir, dan Sekretaris Jenderal Liga Arab untuk melanjutkan dialog langsung dengan pemerintah Suriah, demi mencapai solusi komprehensif atas krisis Suriah.

Indikasi Melemahnya Pengaruh AS di Timur Tengah

Menanggapi keputusan para Menlu Liga Arab yang menerima kembali keanggotaan Suriah dalam Liga Arab, Abdel Bari Atwan editor surat kabar Rai al-Youm, sebuah koran berbahasa Arab di London, menyebut bahwa keputusan itu adalah kekalahan besar bagi Amerika Serikat, dan indikasi melemahnya pengaruh Washington, di Timur Tengah.

Menurut Atwan, perlawanan Suriah selama 12 tahun membuahkan kemenangan bersejarah baru, setelah para Menlu negara-negara Liga Arab memutuskan untuk menerima kembali Suriah tanpa syarat apa pun, pada pada hari Minggu (7/05/2023).

“Keputusan ini membuka pintu bagi Presiden Bashar Al Assad untuk menghadiri pertemuan Liga Arab di Riyadh pada 19 Mei mendatang,” tegas Atwan yang juga kolumnis koran The Guardian.

Ia menambahkan, keputusan para Menlu Liga Arab itu merupakan kekalahan besar bagi AS yang menentang keras kembalinya Suriah ke Liga Arab.

Editor surat kabar Rai al-Youm, Abdel Bari Atwan. (Foto: wikipedia)

 

“AS memprovokasi sebagian sekutunya agar menggunakan segala cara untuk menjegal upaya ini, tapi tidak ada satu pun negara Arab, yang mendukungnya, dan masalah ini membuktikan pengaruh Washington sudah melemah, di kawasan Timur Tengah,” kata Atwan.

Ia menambahkan, rezim Zionis adalah pecundang terbesar dari kebangkitan Arab ini. “Imbas dari kembalinya Suriah ke Liga Arab adalah tercerabutnya akar konflik sektarian, meningkatnya perhatian pada Palestina, dan pembatalan seluruh kesepakatan normalisasi baru dan lama,” tandas Atwan.

Pernyataan senada dikemukakan oleh media ekonomi AS, Bloomberg dalam laporannya pada edisi Senin (8/05/2023). Media itu menulis, keputusan Liga Arab mengabaikan pertimbangan Washington dan mengembalikan Suriah ke dalam organisasi Liga Arab adalah indikasi menurunnya pengaruh AS di kawasan.

“Sekutu Amerika sangat berminat membentuk jalur politiknya dan hubungan strategis kuat dengan lawan Washington. Departemen Luar Negeri AS menyatakan, Washington mengetahui bahwa mitra-mitranya ingin menjalin kontak langsung dengan presiden Suriah untuk memberikan lebih banyak tekanan untuk menyelesaikan krisis di negara ini,” tulis Bloomberg.

Kursi dan bendera Suriah di ruang sidang markas besar Liga Arab. (Foto: parstoday)

Media itu menambahkan, apa yang terjadi adalah kembalinya Suriah ke Liga Arab dan ini kemenangan bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan negara itu membutuhkan bantuan dari kawasan untuk memulihkan hubungan diplomatik, yang pada akhirnya akan membantu membangun kembali dirinya sendiri, yang telah terkoyak oleh perang dan jutaan orang mengungsi.

AS Kritik Keputuan Liga Arab

AS mengkritik keras langkah para Menlu Liga Arab dengan mengatakan bahwa Presiden Bashar al-Assad tidak pantas mendapatkan normalisasi setelah konflik brutal di negaranya.

Kritikan itu disampaikan oleh juru bicara Deplu AS, Vedant Patel, dengan mengatakan bahwa Suriah tidak pantas untuk diterima kembali ke dalam Liga Arab pada saat ini.

“Kami terus meyakini bahwa kami tidak akan menormalisasi hubungan kami dengan rezim Assad dan kami juga tidak mendukung sekutu dan mitra kami untuk melakukan hal itu,” kata Patel.

Kritikan lebih keras datang dari sejumlah anggota Kongres AS lintas partai. Mereka menyerukan pemerintah AS menggunakan kekuatan sanksi untuk mencegah normalisasi dengan Assad.

“Menerima kembali Assad ke dalam Liga Arab merupakan kesalahan strategis yang besar yang akan memberanikan Assad, Rusia, dan Iran untuk terus membantai warga sipil dan mendestabilisasi Timur Tengah,” demikian bunyi pernyataan gabungan dari Ketua Komisi Urusan Luar Negeri DPR AS, Mike McCaul, McCaul dari Partai Republik dan anggota parlemen dari Partai Demokrat, Gregory Meeks. (*/rus)