Oleh Ahmad Musa Said

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

SAHABAT Nabi SAW adalah orang yang bertemu Nabi Muhammad SAW, beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan beriman. Al-Quran dan Hadis menempatkan para Sahabat Nabi SAW pada kedudukan yang sangat mulia di sisi Allah dan Rasul-Nya. Para Sahabat Nabi SAW merupakan generasi pertama yang menerima Syariat Islam langsung dari Rasulullah SAW dan merupakan mata rantai (sanad) utama yang secara estafet sampai kepada kita.

Kemuliaan para sahabat dapat dibaca pada ayat di mana Allah SWT menyatakan bahwa umat Islam adalah umat terbaik (Q.S. Ali Imran [3]: 110). Ibnu Abbas RA menjelaskan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang yang berhijrah bersama Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah.

Namun mayoritas ulama mengatakan bahwa ayat ini mengandung makna umum mencakup semua umat ini dalam setiap generasinya, dan sebaik-baik generasi mereka ialah orang-orang yang Rasulullah Saw. diutus di kalangan mereka (sahabat), kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka.

Allah Swt juga menegaskan secara mutlak bahwa Allah Swt telah meridai para sahabat Nabi dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta yang mengikuti mereka (Q.S. at-Taubah [9]: 100), sehingga Allah tidak akan murka kepada mereka. Allah Swt juga menyediakan bagi mereka surga-surga yang penuh dengan kenikmatan dan kenikmatan yang kekal lagi abadi.

Asy-Sya’bi mengatakan bahwa orang-orang yang terdahulu masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar ialah mereka yang mengikuti bai’at Ridwan pada tahun Perjanjian Hudaibiyyah. Abu Musa Al-Asy’ari, Sa’id ibnul Musayyab, Muhammad ibnu Sirin, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang salat menghadap ke dua arah kiblat bersama-sama Rasulullah Saw.

Allah SWT juga menceritakan tentang rida-Nya kepada kaum mukmin yang telah berjanji setia kepada Rasulullah SAW di bawah pohon (Q.S. al-Fath [48]: 18), dalam salah satu Riwayat disebutkan bahwa jumlah mereka semuanya terdiri dari 1.400 orang. Pohon tersebut adalah pohon Samurah yang terdapat di Hudaibiyah.

Allah memuji sifat para sahabat Nabi SAW (Q.S. al-Fath [48]: 29). Imam Malik mengatakan, telah sampai kepadaku suatu berita yang mengatakan bahwa orang-orang Nasrani, manakala mereka melihat para sahabat yang telah menaklukkan negeri Syam, mereka mengatakan, “Demi Allah, orang-orang ini (yakni para sahabat) benar-benar lebih baik daripada kaum Hawariyyin (pendukung Nabi Isa) menurut sepengetahuan kami.”

Mereka memang benar dalam penilaiannya, karena sesungguhnya umat Nabi SAW ini dimuliakan di dalam kitab-kitab samawi sebelumnya, terlebih lagi sahabat-sahabat Rasulullah SAW. Allah Swt. sendiri telah menuturkan pula perihal mereka di dalam kitab-kitab yang diturunkan oleh-Nya dan berita-berita yang telah tersebar di masa dahulu. Karena itulah maka Allah Swt. menyebutkan dalam ayat ini melalui firman-Nya: Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat (Q.S. al-Fath [48]: 29).

Dari al-Bara’ RA ia berkata, saya mendengar Nabi SAW bersabda: “Sahabat Anshar tidaklah mencintai mereka kecuali ia mukmin, dan tidaklah membenci mereka kecuali ia munafik. Siapa saja yang mencintai mereka, maka ia dicintai oleh Allah, dan siapa saja membenci mereka, maka ia dibenci oleh Allah (HR. Bukhari Muslim).

Dari Abi Sa’id RA berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Janganlah kamu membenci para sahabatku. Jika sungguh seorang di antara kamu mendermakan emas sebesar gunung Uhud, (pahalanya) tidak bisa menyamai satu mudd (takaran: + 675 gr.) emas yang didermakan oleh seorang di antara mereka, dan tidak pula bisa menyamai separuhnya (HR. Bukhari Muslim).

Rasulullah SAW juga bersabda: Tidak akan masuk neraka seseorang yang ikut hadir dalam perang Badar dan perjanjian Hudaibiyyah (HR. Ahmad).

Hal ini merupakan sebesar-besar keutamaan, karena Rasulullah SAW mengkhususkan kepada mereka persaksiannya dengan surga, dan ini termasuk bukti dari sejumlah risalah beliau. Karena sesungguhnya setiap orang yang ditentukan dan dijamin masuk surga dengan ketentuan-ketentuannya, maka mereka akan tetap istikamah di atas iman, sehingga mereka mendapatkan apa yang telah dijanjikan kepada mereka, mudah-mudahan Allah meridai mereka semua.

Nabi SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (generasiku), kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang setelah mereka. (HR. Bukhari Muslim)

Tentunya sahabat nabi radhiyallaahu anhum juga manusia biasa yang memiliki karakter berbeda, namun keutamaan mereka karena beriman dan hidup pada masa Rasulullah SAW dan membersamainya dalam perjuangan Nabi, menjadi penyebab keutamaan mereka di antara semua generasi umat Islam.

*****

Penulis adalah peneliti di BRIN, pengurus Divisi Keagamaan PP IKA UNHAS, Korps Muballigh Muhammadiyah Kota Depok, Wadah Silaturrahim Alumni (Wasilah) Pendidikan Kader Ulama MUI Kota Depok, Majelis Nasional KAHMI 2022–2027.