KABARIKA.ID, MAKASSAR – Pepatan Latin mengatakan, Historia Vitae Magistra atau ‘sejarah adalah guru bagi kehidupan. Ini membuktikan bahwa sebuah peristiwa sejarah penting diketahui untuk memetik maknanya untuk kehidupan masa kini dan di masa mendatang. Hari ini kami turunkan tiga peristiwa sejarah yang dapat mengilhami kehidupan saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
12 Mei 1974 – Hari Perawat Internasional
Hari perawat internasional diperingati setiap 12 Mei, sejak 1974. Penetapan tanggal 12 Mei sebagai hari perawat internasional untuk menghormati kelahiran Florence Nightingale, pendiri keperawatan modern.
Momentum peringatan hari perawat internasional ini berfungsi sebagai pengingat akan peran penting yang dimainkan para perawat dalam perawatan kesehatan, bersama dokter.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak 2020, menyadarkan kita pentingnya peran para perawat dan tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
Hari peringatan ini menekankan pentingnya menunjukkan rasa hormat yang sama kepada perawat di seluruh dunia, dan mendorong orang untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada para profesional pemberani dan pekerja keras ini.
Hari perawat internasional tahun 2023 mengangkat tema, “Our Nurses, Our Future.”
Sejarah hari perawat internasional bermula pada 1974 ketika Dewan Perawat Internasional atau International Council of Nurses (ICN) secara resmi menyatakan 12 Mei sebagai hari untuk merayakan perawat di seluruh dunia.
Momentum peringatan hari perawat internasional hari ini, mengakui dedikasi dan perawatan penuh kasih yang diberikan oleh perawat dan berfungsi sebagai pengasuh utama bagi pasien. Kebaikan dan empati yang ditunjukkan oleh perawat berkontribusi signifikan pada kesejahteraan dan pemulihan kesehatan pasien.
Signifikansi hari perawat internasional terletak pada kemampuannya untuk meningkatkan kesadaran tentang kontribusi dan tantangan profesi keperawatan. Ini menawarkan kesempatan untuk mengakui dan menghargai pekerjaan perawat yang tak kenal lelah.
Hari itu juga memungkinkan perawat merasa bangga dengan profesi mereka, menyadari peran penting yang mereka mainkan dalam sistem perawatan kesehatan.
Menurut ICN, tema Our Nurses, Our Future tahun ini akan menetapkan apa yang kita inginkan untuk keperawatan di masa depan, untuk mengatasi tantangan kesehatan global, dan meningkatkan kesehatan global untuk semua.
12 Mei 1998 – Tagedi Trisakti yang Menewaskan 4 Mahasiswa
Tragedi Trisakti merujuk pada peristiwa penembakan terhadap mahasiswa saat berlangsung demonstrasi menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian yang berlangsung pada 12 Mei 1998 ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta dan menyebabkan puluhan orang lainnya terluka.
Mahasiswa yang meninggal dunia adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977-1998), Hafidin Royan (1976-1998), dan Hendriawan Sie (1978-1998). Mereka tewas tertembak di dalam kampus.
Mereka melakukan aksi damai dari kampus Uinversitas Trisakti menuju Gedung Nusantara kompleks DPR/MPR Senayan, pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade pasukan Polri dan pasukan militer yang datang kemudian.
Menjelang senja, aparat keamanan mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di Universitas Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan, akhirnya jatuh korban jiwa.
Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan peluru tajam, namun hasil otopsi menunjukkan kematian diakibatkan peluru tajam.
Jumlah data korban beragam, sesuai dengan institusi yang melakukan investigasi. Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk pemerintah menyebutkan bahwa korban harta dan nyawa akibat tragedi tersebut adalah: 1.966 (bangunan), 794 (kendaraan), 9 (fasilitas umum), dan 47 (korban jiwa).
Sedangkan data yang dirilis oleh Pemda DKI Jakarta sebagai berikut: 5.723 (bangunan), 1.948 (kendaraan), 516 (fasilitas umum), dan 288 (korban jiwa).
Kodam Jayakarta juga merilis data sesuai dengan investigasi yang mereka lakukan, datanya adalah: 3.811 (bangunan), 2.693 (kendaraan), 51 (fasilitas umum), dan 463 (korban jiwa).
12 Mei 2008 – Gempa Bumi 7,9 SR Guncang Sichuan
Gempa bumi berkekuatan 7,9 skala Richter mengguncang kota Sichuan, Tiongkok, pada 12 Mei 2008, pukul 14.28 waktu setempat (06.28 GMT). Episenter gempa berada di Wenchuan, Sichuan, Tiongkok. Getaran gempa dilaporkan terasa hingga Bangkok, Thailand.
Menurut laporan resmi pemerintah Tiongkok per 14 Mei 2008, jumlah korban meninggal dunia mencapai 14.866 jiwa. Sedangkan menurut data USGS korban gempa mencapai 87.000 tewas.
Gempa ini tercatat sebagai gempa bumi terparah di Tiongkok sejak gempa bumi Tangshan pada 1976 yang menewaskan 242.000 jiwa.
Beberapa jam setelah gempa terjadi, militer Tiongkok mengerahkan lebih dari 50.000 personel untuk membantu misi penyelamatan. Palang Merah Tiongkok mengirimkan 557 tenda dan 2.500 selimut ke Kabupaten Wenchuan. (rus)