KABARIKA.ID, TEHERAN – Presiden Republik Islam Iran (RII) Sayid Ebrahim Raisi berkunjung ke Indonesia hari ini, Senin (22/5/2023) dengan membawa misi memperdalam dan memperluas hubungan ekonomi, politik, dan budaya kedua negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Agenda lawatan Sayid Raisi ke Jakarta adalah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo dan penandatanganan dokumen-dokumen kerja sama di berbagai sektor.

Pejabat yang akan mendamping Presiden Iran, adalah Wakil Presiden Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Menteri Luar Negeri, Menteri Informasi dan Teknologi Komunikasi, Menteri Perminyakan serta sejumlah Wakil Menteri dan pimpinan lembaga pemerintah.

Presiden Iran juga dijadwalkan untuk bertemu dengan Ketua DPR RI Puan Maharani dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, serta berkunjung ke Masjid Istiqlal.

Salain itu, Sayid Raisi juga akan bertemu dengan para cendekiawan, pemikir, dosen, mahasiswa, dan bahkan pelaku usaha di Indonesia.

Presiden Raisi dijadwalkan akan meletakkan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, di Jakarta sebelum melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor pada Selasa, 23 Mei 2023.

Kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Iran disambut oleh Presiden Iran Hassan Rouhani, pada Desember 2016.

Selama kunjungannya itu, Presiden Raisi akan menyepakati beberapa perjanjian penting dalam pemajuan hubungan bilateral RI-RII, seperti PTA (Preferential Trade Agreement) dan beberapa MoU terutama di bidang ekonomi dan penanganan narkotika.

Kunjungan terakhir Presiden Iran ke Indonesia dilakukan pada pada 23-24 April 2015, ketika Presiden Hassan Rouhani menghadiri Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia-Afrika. Sementara itu, Presiden Joko Widodo berkunjung ke Iran pada 14 Desember 2016.

Kunjungan Raisi kali ini dapat dilihat sebagai awal dari babak baru dalam hubungan antara Iran dan Indonesia. Hubungan politik yang baik, kesamaan budaya dan kapasitas ekonomi di berbagai bidang memungkinkan untuk memperluas hubungan kedua negara.

Hubungan diplomatik antara Iran dan Indonesia memasuki dekade kedelapan dan hubungan kedua negara ini memiliki akar sejarah yang dalam. Masyarakat dari kedua negara telah menjalin hubungan yang mendalam satu sama lain melalui perdagangan dan penyebaran agama Islam berabad-abad yang lalu, dan para cendekiawan dan intelektual Muslim Iran dan Indonesia juga memiliki interaksi yang berkelanjutan pada abad-abad yang lalu.

Ikatan bahasa antara kedua negara juga merupakan bukti lain dari interaksi sejarah antara masyarakat Iran dan Indonesia. Sejumlah besar kata dalam bahasa Persia dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya ikatan antara kedua bangsa sejak berabad-abad yang lalu.

Iran dan Indonesia juga memiliki posisi yang sama dan dekat dalam isu-isu regional, internasional dan dunia Islam. Keduanya menjalin interaksi berkelanjutan di bidang ini, misalnya, presiden kedua negara pada 7 April dalam percakapan telepon, menekankan perlunya mengadakan pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terkait perkembangan di Palestina.

Pertemuan Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden RI Joko Widodo, pada Desember 2016.

Dalam kerangka prioritas kebijakan luar negerinya, termasuk pengembangan hubungan dengan negara-negara Muslim, Republik Islam Iran sangat mementingkan perluasan kerja sama dengan Indonesia, yang memiliki populasi Muslim terbesar.

Dalam rencana ekonominya, Indonesia juga mencari pasar baru untuk mendiversifikasi pilihan ekspornya sehingga mengurangi ketergantungannya pada mitra-mitra bisnis tradisional.

Sejalan dengan itu, Iran dan Indonesia bertekad untuk menciptakan infrastruktur dan fasilitas yang diperlukan untuk pengembangan hubungan bilateral di berbagai bidang.

Partisipasi Iran dan Indonesia di beberapa lembaga dan organisasi internasional juga telah memberikan peluang untuk mengembangkan kerja sama kedua negara, yang masing-masing memiliki kapasitas dan posisi penting di kawasannya.

OKI, Asosiasi Negara-Negara Pesisir Samudra Hindia (IORA), dan Konferensi Asia-Afrika adalah beberapa organisasi terpenting di mana keanggotaan bersama Iran dan Indonesia dapat menyediakan platform untuk pengembangan hubungan antara kedua negara.

Saat ini dialog antara Iran dan Indonesia mencakup berbagai isu bilateral, regional dan internasional, namun terlepas dari hubungan baik, kerja sama yang konstruktif dan saling mendukung di forum-forum internasional, volume hubungan perdagangan kedua negara menurut kapasitas yang dimiliki masih kurang dari yang diharapkan.

Dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Iran pada 2016, target peningkatan volume perdagangan ditetapkan sebesar dua miliar dolar, namun neraca perdagangan kedua negara hanya mencapai 257,2 juta Dolar AS pada 2022.

Oleh karena itu, kunjungan Presiden Iran dan delegasi tingkat tinggi yang mendampinginya ke Indonesia, akan menjadi kesempatan yang baik bagi sektor publik dan swasta kedua negara untuk memperluas hubungan ekonomi dan perdagangan.

Teheran dan Jakarta telah menyelesaikan tahap akhir negosiasi perjanjian perdagangan bilateral, dan diharapkan perjanjian perdagangan yang disebut sebagai PTA ini akan ditandatangani selama kunjungan Presiden Raisi ke Indonesia.

Iran dan Indonesia juga telah menyelesaikan perundingan tentang pasal yang berkaitan dengan perdagangan timbal balik, yang memungkinkan kedua negara untuk membayar harga barang dan jasa pihak lain secara barter. (*/emrus)