KABARIKA, BANTAENG– Founder PT. Tiran Andi Amran Sulaiman akan menjadikan Kabupaten Bantaeng sebagai sentra dan ekosistem jagung di wilayah Selatan untuk meningkatkan pendapatan menguntungkan petani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Inti dari ekosistem jagung ini adalah untungkan petani. “Jangan rugikan petani. Beri keuntungan ke petani, pasti jalan,” kata Andi Amran di Bantaeng, Sabtu (27/5/2023).

Andi Amran optimis Bantaeng bisa menjadi pusat ekosistem karena dipimpin oleh Bupati yang masih muda.

“Kami siap membangun pabrik jagung di Bantaeng asal petani mampu memproduksi jagung yang akan diserap pabrik.

Menteri Pertanian RI Kabinet Kerja Jokowi-JK periode 2014-2019 ini berada di Bantaeng dalam rangka silaturahim Kekerabatan Karaeng Bantaeng di Balla Lompoa, Kecamatan Bantaeng.

Niat Ketua Umum IKA Unhas Amran menjadikan Bantaeng bagian ekosistem dan pengumpulan jagung setelah menerima informasi dari Bupati Ilhamsyah Azikin Sultan.

Dia juga terkesan dijemput langsung oleh Bupati Bantaeng, Ilhamsyah  karena Amran dan rombongan awalnya hanya ingin bersantai di Pantai Seruni, duduk-duduk ngopi sambil makan jagung rebus bersama pengurus IKA Unhas.

Bagi Andi Amran Sulaiman, Ilham Azikin yang akrab disapa Ciwang adalah pemimpin yang berilmu dan beradab.

“Pak Bupati ini luar biasa, beliau berilmu dan beradab. Bupati cerdas memanfaatkan momentum. Dan dengan pak Bupati ada, kita langsung berfikir jangka panjang ke depan,” kata Amran.

Bupati Bantaeng Ilhamsyah Azikin Sultan bersama Andi Amran Sulaiman saat penjemputan sebelum memasuki di lokasi silaturahim Kekerabatan Karaeng Bantaeng, di Balla Lompoa, Bantaeng, Sabtu (27/5/2023). Foto.mursalim thahir

Pihaknya akan membangun industri dan bisa dikonekkan komuditas yang ada di Bantaeng dengan pabrik yang sudah dikerjakan. Ini akan meningkatkan pendapatan petani.

Dalam kesempatan itu, Amran Sulaiman juga mengatakan, saat ini pihaknya tengah membangun ekosistem bisnis. Ekosistem jagung ini nantinya akan membuat petani tidak merugi setelah panen.

“Contoh, hulunya tanam jagung, pengeringan kita yang punya, kemudian processing, kemudian diproses menjadi pakan, setelah jadi pakan dan kita yang punya ternak,” katanya.

Jadi ini tersiklus tapi dimiliki, sehingga petani tidak pernah merugi. Kita akan membeli dari petani dalam posisi petani untung.

Dengan model sistem seperti itu, tambahnya petani tidak akan merugi. Kalau petani rugi membuat pertanian terhenti dan industri juga berhenti.

“Kami mencoba membangun ekosistem bisnis dari hulu ke hilir. Pabriknya sudah ada, sementara kita bangun lagi satu dengan kapasitas 400 ton perhari,” ungkapnya.

“Perbulannya bisa 12 ribu sampai 50 ribu ton. Ini kapasitas besar, kami sudah tanda tangan kontrak enam bulan sudah bisa giling dan yang satunya sudah berjalan proses penggilingannya. Kalau jagungnya ada dan cukup kalau perlu kita bangun pabriknya di Bantaeng,” kata putra kelahiran Bone itu.

Pada kunjungan di Bantaeng Andi Amran  didampingi sejumlah Pengurus Pusat IKA Unhas, antara lain Wakil Ketum Umum (Waketum) Andi Irwan Patawari, Waketum Bachrianto Bahtiar, Direktur Eksekutif Salahuddin Alam, Ilham Rasyid (Ilo), Mulawarman, Suwardi Thahir (ST), Kahar Gani (KG), Mursalim Thahir (Chalink), Ode Sukisman, Ammank, dan Ari Ilham. (**)