KABARIKA.ID, JAKARTA — Komunitas bersepeda Gowesser “Lompo Battang As Sepeda” (Lombas) Jabodetabek untuk kesekian kalinya menggelar gowes bersama para anggotanya. Kali ini rute yang dipilih sekitar puluhan kilometer menyisir kawasan Serpong dan sekitarnya di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Minggu sebelumnya kami gowes bareng ke daerah Kepala Gading dan sekitarnya,” kata A.Razak Wawo, Ketua Komunitas Lombas, belum lama ini.
Kegiatan rutin yang digelar tersebut berlangsung mulai pukul 06.30 WIB pagi tersebut dihadiri oleh kurang lebih 40 orang. Sebelum kegiatan gowes dimulai, para anggota komunitas “Lombas” yang merupakan alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) wilayah Jabodetabek sarapan bersama dan mempersiapkan teknis sepeda. Sepanjang perjalanan anggota komunitas sepeda tersebut beriringan.
“Alhamdulilah kegiatan gowes bareng ini berjalan dengan baik, anggota komunitas sepeda bisa kumpul-kumpul sekalian olahraga. Cuaca juga bagus. Tadi kami sempat berhenti foto-foto. Selesai kegiatan kami makan bersama, lalu lanjut ngobrol santai,” ungkap Razak yang juga mantan Ketua IKA UNHAS Jabodetabek periode 2014-2019 ini.
Pria yang biasa disapa “Puang Bro” ini mengatakan tujuan kegiatan gowes ini untuk adalah ajang untuk kesehatan melalui olahraga dan sekaligus juga merajut silaturahmi antar sesama anggota komunitas.Selain itu,komunitas ini juga mengusung tagline SPG (Silaturrahim, Panganreang (bhs.Makassar artinya makan2) dan Gowes)
Diluar kegiatan gowes bareng, lanjutnya, para anggota komunitas Lombas sebenarnya cukup sering melakukan kegiatan ngopi bersama. Layaknya kumpul biasa bersama teman. “Ke depannya kami ingin bikin kegiatan gowes bareng yang melibatkan beberapa komunitas sepeda lainnya yang ada di Jabotabek,” jelasnya.
Menurut Puang Bro, komunitas gowes Lombas ini sendiri dibentuk pada tahun 2014 yang anggotanya merupakan alumni Unhas lintas fakultas dan angkatan, semuanya berbaur menjadi satu sesuai dengan mottonya “Salam Satu Jiwa”. “Kalau sudah masuk anggota komunitas dan aktif gowes bareng, dijamin Insya Allah perut bapak-bapaknya gak besar lagi hehe,” ujarnya tersenyum.
Bahkan salahsatu inisiator komunitas gowes Lombas yang biasa disapa “Om Buche” mulai minggu ini berangkat ke Amsterdam untuk memulai aksi gowes mandiri melintasi tiga negara Eropa dengan jarak tempuh sekitar 1.000 km.
Om Buche ini anggota komunitas Lombas yang unik. “Dia satu-satu yang berinama sepedanya, La Borro. Di Lombas, jukukan Borro itu sebenarnya ditujukan ke Om Buche, bukan sepedanya. Tapi itu julukan dalam konteks canda. Kalau kita gowes, memang kurang rame kalau gak ada dia. Paling banyak bicaranya, paling suka becanda, dan posisinya selalu paling belakang sebagai sweaper,” cerita Chalie Achmad Thaha, salahsatu anggota komunitas gowes Lombas.
Ia menambahkan, soal posisi saat gowes itu juga sedikit unik. Anggota komunitas Lombas itu bisa dari fakultas mana saja, tapi yang memimpin didepan dan mengawal di belakang itu alumni Fisip, om Hamka dan om Buche. Om Hamka sebagai RC (Road Captain/Marshal) dan Om Buche sebagai Sweeper/pengatur konvoi.Semua harus tertib dalam barisan. Yang melanggar aturan ini dan suka ugal-ugalan dijalan pasti akan kena sempritan.
“Bisa ke SP1 atau langsung dapat sanksi gak boleh ikut gowes selama beberapa minggu. Itu sepenuhnya otoritas Ketua Lombas, Puang Bro hehe,” ungkapnya sembari tersenyum.*(Penulis: Rusman Madjulekka).