ANDI Sumardi Sulaiman, belum lama saya mengenal almarhum tapi terasa begitu akrab dengan dirinya. Saat itu, saya mendampingi Bang Anies Rasyid Baswedan ke AAS Building setelah menjadi saksi pernikahan atas undangan Bapak Nurdin Halid dan kegiatan Partai Nasdem di Hotel Claro.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketika Kanda Andi Amran Sulaiman mengajak ABW berbincang berdua, saya mencoba memperkenalkan diri kepada beliau

“Tabe puang, saya Ramli, yang dampingi Pak Anies ke sini, Istriku juga orang Bone puang,” kataku membuka pembicaraan

“Siapa ndik?” Cecar beliau

“Istriku cucunya Petta Latief Puang, Petta Latief yang camat 34 tahun di Lamuru,” saya jawab dengan sopan

Beliau langsung berdiri dan berucap “keluarga Ki itu ndik, dimana Ki tinggal, di Jakarta?” tanya beliau lagi.

Setelah pertemuan itu, komunikasi saya dengan beliau terus berlanjut, beliau sangat baik, jauh dari kesan keluarga gubernur dan jauh dari kesan pejabat.

Saya diminta ke ruangan beliau dan begitu banyak orang yang diterima oleh beliau, berbagai masalah diadukan ke beliau dan beliau memberikan tanggapan dengan sopan.

Suatu ketika saya antri di depan ruangan beliau, tiba-tiba saya diminta langsung masuk ruangan dan beliau bilang, “Kalau datangki lagi ndik, langsung maki masuk.”
sebuah kata yang tak banyak bisa diucapkan seorang pejabat eselon dua dan kakak kandung gubernur.

Sesekali almarhum menelpon hanya bertanya,”Bagaimana perkembangan ndik?”

Pernah suatu ketika saya ke empang karena dipanggil kanda AAS, namun saya terlambat dan bertemulah dengan Puang Sumardi

Ada satu kata yang tak pernah saya lupakan. “Satu ji nakalahkanga itu Puang Amran, nakalah beranika,” katanya.

Kami hanya tertawa tapi kami tahu betapa beliau punya peran besar dalam keluarga Andi Sulaiman.

Malam ini dari penuturan kanda Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya mewakili keluarga, saya mendapat konfirmasi bahwa cerita almarhum memang betul.

Beliau memang menjadi tulang punggung keluarga dan terus menjadi tulang punggung keluarga hingga kanda Andi Amran Sulaeman mapan.

Dari cerita itu kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dari ketulusan, keikhlasan dan kegigihan almarhum, lahirlah dua tokoh besar Sulawesi Selatan yang satunya menjadi Menteri Pertanian 2014-2019 dan satunya lagi Menjadi Gubernur Sulawesi Selatan yang saat ini masih menjabat.

Salam hormat
Muhammad Ramli Rahim