KABARIKA.ID, MAKASSAR – Kolaborasi antara AAS Foundation dan PP IKA Unhas untuk mengawal perkembangan UMKM di Sulsel agar semakin cepat tumbuh secara eksponensial secara lebih berkualitas, terus bergerak secara dinamis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kegiatan terbaru yang digelar adalah Sosialisasi Standardisasi dan Program SNI Bina-UMK, dengan menggandeng Kantor Layanan Teknis Badan Standardisasi Nasional (KLT BSN) Sulsel, Rabu (12/07/2023), di AAS Building lantai 1, Makassar.

Kegiatan yang diikuti 100 pelaku UMKM dari Kota Makassar, Kabupaten Maros, dan Gowa ini, dibuka oleh Dr. Zakiyah, Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN Pusat.

Dr. Zakiyah, Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN Pusat foto bersama dengan Waketum PP IKA Unhas Dr. Nasruddin Nawawi, M.M. dan Direktur AAS Foundation, Reski Mulyadi usai penyerahan cendera mata setelah membuka secara resmi kegiatan Sosialisasi Standardisasi dan Program SNI Bina-UMK. (Foto: Muh. Ruslan)

Dalam sambutannya, Dr Zakiyah memberikan apresiasi yang sangat positif terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh AAS Foundation bersama PP IKA Unhas dengan melibatkan KLT BSN Sulsel.

“Tentu kami dari Badan Standardisasi Nasional memberikan apresiasi yang luar biasa, terutama kepada AAS Foundation yang telah memberikan fasilitas dan memberikan dukungan kepada Badan Standardisasi Nasional, sehingga kegiatan Sosialisasi Standardisasi dan Program Bina-UMK ini bisa berjalan dengan baik,” ujar Dr. Zakiyah.

“Demikian pula dengan PP IKA Unhas, kami berikan apresiasi yang luar biasa atas pelaksanaan kegiatan untuk UMK ini,” lanjut Dr Zakiyah.

Ia juga membuka diri untuk melakukan kerja sama antara BSN dengan AAS Foundation maupun dengan PP IKA Unhas pada bidang stadardisasi.

Dr Zakiyah juga sangat salut terhadap concern AAS Foundation dan PP IKA Unhas dalam kegiatan sosial ekonomi, termasuk dalam pembinaan UMKM yang jumlahnya telah mencapai 350 UMKM.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh AAS Foundation bersama IKA Unhas sejalan dengan tugas yang diemban oleh BSN.

“Hal ini sangat sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Badan Standardisasi Nasional yang merupakan tugas dari negara, yakni menerapkan standardisasi nasional dan kesesuaian. Tujuannya adalah meningkatkan daya saing pelaku usaha,” papar Dr. Zakiyah.

Sementara itu, Ketua Umum PP IKA Unhas yang diwakili oleh Waketum Bidang Perindustrian dan Perdagangan, Ketenagakerjaan, Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr. Nasruddin Nawawi, M.M. dalam sambutannya mengatakan, kegiatan yang kita laksanakan hari ini sejalan dengan komitmen ketua umum IKA Unhas untuk mengembangkan UMKM di Sulsel.

“Ketua umum kami, ketua umum IKA Unhas Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, mantan Mentan, selalu berupaya dan terus berkomitmen untuk membantu pengembangan UMKM agar tumbuh secara eksponensial,” ujar Nasruddin.

Ia menambahkan bahwa AAS Foundation bersama IKA Unhas terus konsisten membina UMKM yang telah menjadi binaannya, bukan hanya dari segi produknya melainkan juga ekosistemnya.

“Yaitu, mulai dari penyiapan bahan mentahnya, raw material-nya, kemudian proses produksinya sampai pada sistem pemasarannya,” papar Nasruddin.

Saat ini, lanjut Nasruddin, IKA Unhas bersama AAS Foundation telah menjajaki kerja sama dengan salah satu market place terbesar di dunia, yakni Alibaba yang berbasis di China, untuk membukakan akses bagi UMKM yang telah memenuhi syarat untuk memasuki platform pasar digital.

Materi sosialisiasi disampaikan oleh Ariyanto Hernowo, staf KLT BSN Sulsel. Dalam paparannya, Ariyanto menjelaskan secara komprehensif mengenai standardisasi dalam berbagai aspek, manfaat serta dasar legalitasnya.

Staf KLT BSN Sulsel, Ariyanto Hernowo menjadi narasumber kegiatan Sosialisasi Standardisasi dan Program SNI Bina-UMK, dengan dipandu oleh moderator, Direktur AAS Foundation, Reski Mulyadi. (Foto: Muh. Ruslan)

Pertama-pertama ia mengatakan bahwa masalah standardisasi dan penilaian kesesuaian diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.

Manfaat standardisasi bagi produk UMKM adalah meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk yang dihasilkan, sekaligus meningkatkan daya saing di pasaran.

Dalam Pasal 4 UU Nomor 20 Tahun 2014, disebutkan bahwa standardisasi dan penilaian kesesuaian berlaku terhadap barang, jasa, sistem, proses, atau personal.

Sedangkan cakupan standardisasi dan penilaian kesesuaian diatur dalam Pasal 5 ayat (1) bahwa kebijakan nasional standardisasi dan penilaian kesesuaian mencakup aspek legalitas, kelembagaan, kaidah, dan pedoman.

Ariyanto menegaskan bahwa idealnya semua produk yang dihasilkan UMKM, baik itu berupa barang maupun jasa telah memenuhi standar yang telah ditentukan oleh BSN yang ditandai dengan pemberian label SNI atau Standar Nasional Indonesia.

Tahapan Penerapan SNI

Dalam presentasinya, Ariyanto menjelaskan lima tahapan yang harus dilalui dalam penerapan SNI, yaitu persiapan, pengembangan sistem, implementasi, review sistem, dan sertifikasi.

Setiap tahapan mempunya kegiatan inti sebagai bagian dari tahapan tersebut.

Tahapan Persiapan
~ Training pengenalan standar,
~ Analisis gap

Tahapan Pengembangan Sistem
~ Pembuatan kebijakan dan dokumen

Tahapan Implementasi
~ Sosialisasi,
~ Implementasi sistem.

Tahapan Review Sistem
~ Audit internal,
~ Tinjauan manajemen,
~ Persiapan sertifikasi.

Tahapan Sertifikasi
~ Pemilihan lembaga sertifikasi,
~ Audit sertifikasi,
~ Perbaikan hasil audit,
~ Keputusan sertifikasi, dan
~ Surveilans pada tahun berikutnya.

Peserta Sangat Antusias

Antusiasme dan harapan para peserta terungkap pada sesi tanya jawab. Semua penanya mengaku mendapat pengetahuan baru mengenai standar produk yang menjadi tantangan sekaligus sumber motivasi bagi mereka untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitas.

Selain itu, mereka juga menginginkan produknya dapat segera mendapat label SNI agar memberi jaminan kualtas bagi konsumen serta mampu bersaing di pasaran, baik itu pasar nyata maupun pasar maya alias melalui jual online.

Antusiasme peserta untuk mengetahui hal ikhwal standardisasi dan sertifikasi SNI, terungkap dalam tanggapan dan pertanyaan yang disampaikan oleh peserta pada sesi tanya jawab. (Foto: Muh. Ruslan)

Septin misalnya, seorang peserta dari kabupaten Maros yang juga merupakan pembina dan konsultan pada Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) yang menjadi wadah pembinaan UMKM di daerah itu, mengajak BSN Sulsel berkunjung ke Maros untuk meninjau perkembangan dan kegiatan UMKM yang berada di bawah PLUT.

“Kami mengajak BSN Sulsel untuk jalan-jalan melihat perkembangan dan kegiatan UMKM di Kabuputen Maros, siapa tahu bisa mendapat bantuan pembinaan dari BSN agar lebih meningkat kualitasnya,” ujar Septin pada sesi tanya jawab.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh AAS Foundation bersama PP IKA Unhas dengan menggandeng KLT BSN Sulsel ini, tidak berhenti sampai di sini.

Selanjutnya akan dilakukan kurasi terhadap seluruh UMKM peserta kegiatan sosialisasi ini. UMKM yang produknya dinilai layak untuk diproses dalam rangka mendapatkan SNI, akan dilakukan pembinaan lebih lanjut.

Dengan demikian, komitmen ketua umum PP IKA Unhas untuk membuat UMKM Sulsel tumbuh secara eksponensial dengan lebih berkualtas, sudah di depan mata. (rus)