KABARIKA.ID, MAKASSAR — Ibarat kendaraan bagi 202 ribu alumni, IKA Unhas sejatinya adalah wahana penghantaran potensi alumni untuk berkontribusi nyata bagi pembangunan bangsa. Sayangnya, meski eksis berpuluh tahun, tetap dinilai belum optimal mengkontibusikan potensi alumni. Di periode kepemimpinan Andi Amran Sulaiman inilah saatnya IKA Unhas ‘dipakinta’.
Demikian salah satu kesimpulan dari ajang Inspirasi Kopizone di Kopizome Prime bertema ‘Pakintaki IKA Unhas’ , Jumat (8/7/2022) siang. Inspirasi Kopizone berlangsung dalam suasana hangat, penuh keceriaan meski juga telah menghasilkan beberapa catatan penting bagi masa depan IKA Unhas.
Acara ini dihadiri tiga puluhan orang melalui daring dan luring. Dari layar daring nampak Sekjen IKA Unhas, Yusran Jusuf, pilar IKA Unhas perode kepempimpnan JK, Abdul Rahman Farisi, hingga Taswin Munier.
Menurut Wakil Ketua IKA Unhas, Andi Irwan Patawari, selaku penanggung jawab kegiatan bahwa tujuan kegiatan reguler Inspirasi Kopizone ini adalah untuk memediasi alumni bersama pengurus IKA Unhas dalam berbagi gagasan, menyusun langkah-langkah konstruktif di perjalanan organisasi ke depan di bawah kepempimpinan Andi Amran Sulaiman.
“Inspirasi Kopizone ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan IKA Unhas untuk memediasi alumni berbagi gagasan dan mengkerangkakan pendekatan serta strategi mengembangkan potensi alumni. Ini akan kita gelar secara berkala,” ucapnya.
Sebagai pemantik diskusi hadir Mulawarman (alumni FE-UH), Marwan Hussein (alumni FT-UH) dan Yarifai Mappeaty (alumni FPIK-UH). Sementara Sakka Pati (alumni FH-UH) didapuk sebagai moderator.
Sekjen IKA Unhas Yusran Jusuf saat memberi sambutan memberi apresiasi kepada Wakil Ketua Umum IKA Unhas, Andi Irwan bersama manajemen Kopizone Prime yang memediasi kegiatan ini.
“Tentu kita berharap ada output yang bisa menjadi catatan bagi IKA Unhas ke depan,” harapnya.
Output Penting
Pertama, pakintaki – dalam Bahasa Makassar harus dimaknai sebagai upaya maju bersama IKA Unhas. Para peserta memahami bahwa pakintaki atau hentakkan, bermakna ada harapan agar IKA Unhas ke depan dapat menghentak ruang sadar alumni bahwa sesungguhnya mereka telah berada pada zona siap untuk berkiprah bersama IKA Unhas.
Kedua, peserta diberi pandangan pemantik diskusi bahwa ketidakoptimalan IKA Unhas sejauh ini dimana berpuluh tahun eksis justru jauh di belakang organisasi serupa seperti Iluni, Kagama hingga organisasi alumni sekelas ITB harus ditebus dengan kerja-kerja strategis, di atas rel AD/ART dan tak lagi mempraktikkan tindakan ‘cokko-cokko berorganisasi’.
“Jika masih menggunakan cara-cara seperti itu maka peluang munculnya pemimpin atau tokoh-tokoh Unhas akan tertutup,” kata Mulawarman.
Ketiga, tumbuhnya optimisme bahwa IKA Unhas di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman adalah rrealitas yang harus dibanggakan dan diapresiasi. Sebab, meminjam istilah pembicara Yarifai Mappeaty, Andi Amran adalah sosok ketua umum yang ‘gila’ mengalokasikan sumberdayanya demi kemajuan IKA Unhas.
“Selama ini kita hanyalah sebagai passompe yang memilih jalan sendiri, dengan berupaya sendiri, untuk bisa mencapai posisi tertentu atau maju. Tidak dengan IKA Unhas. Nah, dengan kepemimpinan Andi Amran ini maka terbuka ruang untuk kita semua pakintaki IKA Unhas ini,” seru Yarifai.
Keempat, IKA Unhas saat ini adalah IKA yang didasari semangat kegotongroyongan sehingga tidak boleh ada dominasi atau semacam kemenangan sepihak, atau kepentingan kelompok tertentu. Hal itu disampaikan oleh Marwan R. Hussein, pemantik diskusi lainnya.
“Gotong royong IKA Unhas ini adalah juga prinsip kekeluargaan,” ucap alumni Fakultas Teknik Unhas itu.
Hanya saja, lanjut Marwan, perlu persiapan, perlu sistem untuk bisa menjadikan IKA Unhas tak lagi sebagai setingkat di atas arisan.
“Kita perlu menyiapkan sistem, seperti yang kami coba siapkan dengan menyiapkan 9 layanan big data untuk IKA Unhas namun memang belum sepenuhnya bisa diekspose,” katanya.
Dia berharap apa yang menjadi insiatifnya tersebut dapat menjadi masukan terutama saat pelaksanaan Rapat Kerja IKA Unhas nanti di Hotel Four Points Makassar dalam bulan ini.
Hal lain yang disampaikan Marwan adalah perlunya kesadaran dan kesepahaman bersama bahwa praktik Musyawarah Besar dan melewati sistem voting adalah manifestasi dari suasana kekeluargaan. Itu harus menjadi semangat bersama, jalan bersama dan mengawal IKA Unhas bersama-sama.
“Ada semangat persaudaraan meski ada pemilihan voting. Andi Amran dan Haedar Karim sudah beberapa kali bertemu sebelum voting itu,” katanya.
“IKA Unhas saat ini adalah penggambaran STU atau Sifat, Tujuan dan Usaha yang sesuai AD/ART. Ini tidak akan efektif kalau kita tidak patuh pada itu. Jadi pakintaki IKA Unhas adalah patuh pada AD/ART,” katanya.
Sementara itu, terkait efektivitas IKA Unhas di bawah kepemimpinan Andi Amran, Mulawarman mengingatkan perlunya belajar dari sejarah Unhas dan IKA Unhas sejauh ini.
“Saya menceritakan IKA Unhas dan JK itu supaya kita semua tidak mengulang kesalahan-kesalahan itu,” tegasnya. Kesalahan yang dimaksudnya adalah tidak optimalnya IKA Unhas dalam mengangkat potensi alumni serta terbatasnya tokoh dari alumni Unhas karena ketiadaan fasilitas IKA Unhas.
Dia menyinggung ini dengan mengambil contoh daya serap alumni ITB yang sangat tinggi dibanding Unhas. “Daya serap pasar atas alumni ITB itu 71 persen,” katanya.
Meski telah diingatkan bahwa musyawarah wilayah IKA Unhas Sulawesi Selatan melalui prosedur yang benar dan sesuai AD/ART, namun Petta Mul tetap bersikukuh kalau itu cokko-cokko.
Kelima, IKA Unhas terutama bidang organisasi akan memaksimalkan upaya agar IKA wilayah atau provinsi akan terbentuk untuk 37 provinsi.
“Kami menerima kritik teman-teman terkait proses pada pembentukan dan pemilihan Ketua IKA Wilayah Sulawesi Selatan, kami akan jadikan pertimbangan untuk persiapan pada beberapa wilayah lainnya,” jawab Soewarno Sudirman terkait penilaian proses musyawarah wilayah yang telah difasiltasinya bersama wakil ketua Andi Iwan Patawari.
“Dalam waktu dekat akan ada pemilihan IKA Wilayah Sulawesi Utara dan Kalimantan Timur. Meski, sampai saat ini pun kami belum tahu status IKA wilayah-wilayah lain yang telah terbentuk di bawah kepengurusan sebelumnya,” ucap pria yang akrab disapa Romo’ ini.
Jangan Persoalkan Masa Lalu
Beberapa peserta memberikan masukan sekaligus klarifikasi atas beberapa poin yang dikemukakan pemantik diskusi.
Harun, alumni Fakultas Hukum Unhas 88 mengingatkan, pemantik diskusi untuk tidak lagi setback ke sejarah dan menempatkan JK sebagai sumber persoalan.
“Pakintaki itu kata kerja, ke depan, bukan malah kembali ke masa lalu, mempersoalkan masa lalu” katanya. Hal serupa disampaikan Hanafi, alumni Hukum lainnya.
Sementara Burhanuddin Nur atau biasa disapa Ombur mengingatkan perlunya memberi atensi untuk isu sampah. Sampah yang sesungguhnya dan ‘sampah’ bagi yang menjadikan Unhas dan IKA Unhas sebagai persoalan.
“Saat ini kami sedang mengurusi pengelolaan sampah di Unhas, ini bisa jadi perhatian IKA Unhas untuk ikut bersama-sama menyelesaikan isu sampah ini,” ucapnya.
Secara implisit dia juga berharap agar alumni bisa menjadi pemberi kesan positif bagi Unhas, bagi IKA Unhas. “Bukan menjadi sampah,” ucapnya.
Acara berlangsung hingga pukul 16.00 Wita dan ditutup dengan foto bersama. Andi Iwan, penanggung jawab kegiatan Inspirasi Kopizone, mengundang alumni-alumni Unhas untuk ikut meramaikan kegiatan reguler ini.
“Inspirasi Kopizone akan digelar sekali tiga minggu. Namun kami juga akan tetap menggelar Jumat Berkah setiap Jumat, jadi bagi yang ingin berdonasi, silakan. Kita akan gunakan untuk menyiapkan santap siang bersama kawan-kawan alumni dan komunitas Kopizone Prime,” pungkasnya. (*)
Laporan: Kamaruddin Azis