KABARIKA.ID, MAKASSAR–Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman menjadi figur alumni yang diidolakan dan kiprahnya layak menjadi contoh bagi alumni lainnya, terutama baru.
Pernyataan tersebut dilontarkan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Prof Dr. Ir. Salengke, MSc. saat meyudisium 128 alumni, di Kampus Tamalarea, Selasa, 6 September.
Penyerahan alumni baru dari Fakultas oleh Prof. Salengke diterima Dr. Ir . Sudirman Numba yang mewakili Ketua IKA Faperta, Dr. Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, MM.
Kepada alumni, Dekan Prof. Salengke berpesan agar tidak pernah berhenti belajar dan berinovasi. Contoh terbaik, sebutnya adalah alumni Jurusan Teknik Pertanian yang juga Ketua Umum IKA Unhas Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP.
Andi Amran Sulaiman, tambah dekan, mampu menjadikan hasil penelitiannya sebagai inovasi teknologi yang terus dikembangkan sehingga menjadi produk yang mampu dikomersialkan.
”Dan sekarang, Andi Amran Sulaiman menjadi konglomerat,” ungkap dekan.
Selain itu, menurut Salengke, satu hal penting untuk selalu diingat adalah jasa para orang tua yang senantiasa bersedia memberikan yang terbaik kepada anaknya sehingga berhasil hingga meraih sarjana.
Di hadapan para mahasiswa dan civitas akademika, Prof. Salengke berpesan kepada IKA, agar anggota alumni yang baru saja diyudisium dapat diberikan bimbingan sehingga mampu memasuki dunia kerja atau dibimbing dan didorong untuk bisa membuka lapangan kerja baru.
Adapun ke 128 alumni yang diyudisium terdiri atas 4 orang program magister agroteknologi, 3 orang program magister ilmu hama dan penyakit tanaman, orang magister teknik agroindustri, dan 1 orang magister keteknikan pertanian.
Sedangkan yang program sarjana (S1) terdiri atas 24 program budidaya pertanian, 9 program ilmu tanah, 16 orang program ilmu hama dan penyakit tanaman, 23 orang program sosial ekonomi pertanian, 9 orang program ilmu dan teknologi pangan dan 13 orang program teknik pertanian.
Siapa Sosok Andi Amran Sulaiman?
Owner PT Tiran Group ini lahir di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan pada 27 April 1968. Ia dikenal sebagai pribadi yang jujur dan cerdas.
Pada masa kecilnya, Andi Amran Sulaiman menghabiskan waktunya di Kendari, Sulawesi Tenggara. Bahkan sewaktu ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar ia kerap bolak balik ke Kendari.
AAS juga memiliki keluarga besar di Kota Kendari, khususnya di Kecamatan Mandonga, selain di Kabupaten Bone.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan pendidikan menengah di Bone, AAS kemudian melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Hasanuddin, Fakultas Pertanian. Pada usia 25 tahun dia meraih gelar insinyur pertanian.
Setelah lulus S1, Andi Amran sempat masuk perusahaan pelat merah, PTPN XIV, 1997. Dia pernah menjabat kepala Bagian Logistik di PTPN. AAS memilih mengundurkan diri karena banyak terjadi penyimpangan di perusahaan pemerintah tersebut.
Setelah keluar dari perusahaan pemerintah tersebut AAS lebih banyak menghabiskan waktunya mengelilingi Sulawesi Tenggara. Bahkan, ia sempat menjadi buruh harian di Konawe Selatan.
Selanjutnya, AAS membuat beragam karya inovasi dalam hubungannya dengan pertanian sesuai dengan bidang kuliahnya. Ia memulai dari cara menanggulangi hama tikus, membuat pestisida, dan menanggulangi hama-hama lainnya.
AAS berkeliling ,melakukan uji coba, melakukan presentasi, dan patenkan hasil karyanya. Andi Amran adalah penemu sekaligus penerima hak paten alat empos tikus “Alpostran”.
Sejak itu dia terus mengembangkan usaha dan melebarkan bidang bisnisnya seperti produsen pestisida, tambang nikel, tambang emas, dan SPBU.
Ketua Umum IKA Unhas ini merupakan perintis kebun kelapa sawit di Kecamatan Asera kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Semua unit usahanya di bawah bendera Tiran Group.
AAS berkontribusi besar menghadirkan pabrik gula di Bombana yang saat ini diketahui sebagai pabrik terbesar di Indonesia.
Sementara Tiran Group telah membangun usaha peternakan, perkebunan, main retailer unilever, dan pertambangan di Sulawesi Tenggara.
Semua unit usaha tersebut sudah mempekerjakan 7.000 karyawan serta telah menghidupi 30.000 anggota keluarganya. Hal ini merupakan aset yang harus dilindungi oleh seluruh lapisan masyarakat karena Kehadiran PT Tiran Group di Sulawesi Tenggara betul-betul memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi masyarakat pribumi.
Ketekunan, terobosan, dan inovasi inilah yang mendasari sehingga Prof. Salengke mengajak alumni baru untuk mencontoh apa yang telah dilakukan dan diraih Menteri Pertanian Kabinet Kerja periode 2014 – 2019 serta kiprahnya di bidang sosial, pendidikan dan kesehatan. (royes)