KABARIKA.ID, MAROS — Tim garam Unhas kembali melakukan pendampingan terhadap kelompok petani garam Kimasunggu, sekaligus berdiskusi dengan mereka mengenai metode modern dalam memproduksi garam, di Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Minggu (2/10/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tim garam Unhas tersebut terdiri dari dosen dan mahasiswa Unhas yang diketuai oleh Dr. Indah Raya. Selain meninjau kondisi meja garam yang telah dibuat, tim garam Unhas juga melakukan pengamatan terhadap garam yang dihasilkan melalui sistem Greenhouse Salt Tunnel (GTS).

Setelah melakukan kunjungan lapangan ke meja garam, tim garam Unhas kemudian menggelar diskusi dan sharing pengalaman dengan petani garam, bertempat di rumah ketua kelompok tani garam, terkait permasalahan dan hambatan yang selama ini mereka hadapi di lapangan.

Tahun ini kelompok petani garam Kimiasunggu di desa Nisombalia mendapatkan pembinaan dan pendampingan oleh tim garam Unhas, melalui program pengabdian masyarakat Unhas tahun 2022.

Para petani garam berharap, melalui pendampingan tim garam Unhas kuantitas dan kualitas produksi garam mereka menjadi lebih baik, sehingga taraf hidup mereka bisa meningkat.

“Melalui program pendampingan ini, kualitas dan kuantitas produksi dari petani garam dapat lebih baik lagi,” ujar Dr. Indah Raya.

Andi Muhammad Anshar, salah seorang anggota tim garam Unhas yang juga dosen kimia mengatakan, selama ini petani garam di desa Nisombalia masih menggunakan metode tradisional dalam memproduksi garam sehingga hasil dan kualitas garam mereka belum optimal.

“Selain pembuatan garam dengan metode GTS, petani garam juga diajarkan cara menyaring air baku sebelum dimasukkan pada meja garam, sehingga garam mereka menjadi lebih bersih dan kualitasnya lebih baik,” ujar Andi Muhammad Anshar.

Pendapat tersebut diamini oleh Balqis, anggota tim garam Unhas lainnya. “Jika kualitas garam mereka lebih baik dan lebih bersih, tentu harga jual garam mereka akan lebih tinggi,” tegas Balqis.

Tim garam Unhas foto bersama dengan petani garam usai acara diskusi.

Ketua kelompok tani garam Kimasunggu, Yusman mengatakan bahwa desa Nisombalia di Kecamatan Marusu, merupakan salah satu desa yang dahulu banyak menghasilkan garam di kabupaten Maros. Hal tersebut menyebabkan orang dari luar kabupaten Maros berbondong-bondong untuk datang dan membeli garam di desa ini.

“Dalam empat tahun terakhir, produksi garam mengalami penurunan drastis akibat cuaca yang tidak menentu. Masyarakat yang bertani garam juga jumlahnya semakin berkurang akibat rendahnya harga jual garam hasil produksi mereka,” papar Yusman.

Menurut Andi Muhammad Anshar, kondisi itulah yang menjadi alasan tim garam Unhas memilih Maros sebagai tempat pengabdian. Apalagi desa Nisombalia merupakan pusat petani garam, namun hasilnya tidak memuaskan.

“Semoga dengan sentuhan teknologi dari Unhas yang dimanfaatkan para petani garam setempat, dapat membuat kuantitas dan kualitas produksi garam mereka semakin meningkat,” papar Andi Muhammad Anshar.

Pada sesi diskusi antara tim garam Unhas dan para petani garam, terungkap harapan para petani agar ke depan senantiasa ada pembinaan dan pendampingan dari Unhas untuk mereka.

Tim garam Unhas bersama petani garam meninjau lokasi produksi.

Selain itu, para petani garam juga berharap agar nantinya Pemda Maros melalui dinas terkait dapat memberikan bantuan untuk pembangunan meja garam dengan metode GST, seperti yang tim garam Unhas telah sosialisasikan kepada mereka.

“Pembinaan petani garam seharusnya memang dilakukan secara berkelanjutan, misalnya dilakukan dalam 2-3 tahun agar petani garam mengetahui metode yang baik dalam memproduksi garam,” ujar Dr Indah.

Dukungan dari berbagai pihak kepada mereka, lanjut Dr Indah, sangat diharapkan, seperti dukungan Pemda selaku pihak eksekutif dan juga DPRD sebagai pihak legislatif dan tokoh masyarakat mampu menyuarakan keluh kesah petani garam. (*/rus)