KABARIKA.ID, MAKASSAR – Pemenang sayembara Desain Masjid AAS Foundation akan diumumkan pada Minggu, 23 Oktober 2022 dirangkaikan dengan pameran karya terbaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masjid AAS Foundation yang akan dibangun di kawasan Panaikang, Kecamatan Panakukang Kota Makassar ini nantinya akan menjadi Pusat Pengembangan Peradaban Islam di Kawasan Indonesia Timur dengan anggaran Rp100 milyar.
Menurut Direktur AAS Foundation, Rezki Mulyadi sebanyak 144 arsitek mendaftar sebagai peserta yang sebarannya berasal dari seluruh Indonesia, termasuk dari Australia.
AAS Foundation, jelas Rezki menggandeng Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan sayembara desain untuk mendapat memilih karya terbaik, sekaligus menangani penjurian.
‘’Mengenai pemenang kami serahkan penjuriannya ke IAI. Mereka lebih kompeten,’’ ujar Rezki yang akrab disapa Eki, Kamis, 6 Oktober 2022.
Lebih jauh Eki menjelaskan bahwa pembangunan dan sayembara masjid dilaksanakan dengan pemikiran saat ini masjid berkembang pesat, baik bentuk fisik bangunan maupun fungsi dan perannya.
Selain menjadi tempat ibadah, masjid adalah sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat dakwah dan kebudayaan, pusat kaderisasi umat, dan basis kebangkitan umat Islam.
Supaya hasil sayembara diketahui secara luas, kata Eki, pihaknya akan mempublish seluruh karya terbaik melalui kanal media sosial sehingga masyarakat dapat melihatnya sekaligus ikut memberi penilaian.
‘’Tapi penilaian atau respons masyarakat tidak memengaruhi hasil penilaian tim juri,’’ jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pendaftaran Sayembara Desain Masjid AAS Foundation dibuka sejak 1 Agustus hingga 10 September 2022. Batas akhir penyerahan dokumen sayembara adalah 30 September 2022.
Panitia sayembara menyediakan hadiah Rp100 juta untuk pemenang utama, Rp25 juta untuk pemenang kedua, dan Rp15 juta untuk pemenang ketiga.
Sayembara Desain Masjid AAS Foundation ini diselenggarakan dengan sejumlah kriteria umum dan khusus.
Salah satu kriteria khususnya adalah mengangkat nilai-nilai Arsitektur Masjid Nabawi yang pembangunan awalnya dilakukan oleh Rasululah sendiri.
Secara khusus menjadikan salah satu bagian masjid sebagai Museum Rasululah, yang terkoneksi dengan museum di Madinah dan Ancol, Jakarta. (*/roy)