KABARIKA.ID, MAKASSAR — Gubernur Sulsel Andi Sudirman menerima dan menjamu sarapan pagi Assistant Minister the Hon Malarndirri McCarthy (Wakil Menteri Hubungan Masyarakat Adat Australia) di Rumah Jabatan Gubernur, 29 Oktober 2022.
McCarthy adalah wakil menteri penduduk asli Australia. Kunjungan ini merupakan tindaklanjutan dari kedatangan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese MP terkait perdagangan, infrastruktur dan energi serta pendidikan.
Mereka berbincang terkait hubungan dagang masa lampau Australia dan Sulsel. Di bidang pendidikan mereka senang mensupport kita dalam pendampingan untuk program Sekolah Terapung. Serta berbincang terkait pembangunan infrastruktur di Sulsel.
“Diskusi kami tentang pendidikan. Mereka senang dengan kita dan mereka akan support kita termasuk Sekolah Terapung, mereka akan mendampingi untuk membantu karena dengan mereka datang mereka bisa lihat situasi juga,” kata Andi Sudirman.
“Mudah-mudahan ini semakin baik, karena tadi disebutkan kedatangan mereka untuk menindaklanjuti pertemuan kemarin Perdana Menteri datang untuk progresifnya dan sudah jalan beberapa program mereka,” sebutnya.
Gubernur juga memperkenalkan dan kesediannya berkunjung ke kars Rammang-rammang yang masuk UNESCO Geopark dan Toraja.
Adapun kunjungan ke Gubernur, setelah pertemuan Menteri Kesehatan G20 di Bali, di Makassar untuk memperkuat kembali hubungan Australia-Indonesia, ditunjukkan melalui hubungan historis yang mendalam antara Penduduk Asli Australia utara dan orang-orang Makassar.
“Orang Makassar dari Sulawesi Selatan mengunjungi dan berdagang dengan Yanyuwa, nenek moyang saya, serta Yolŋu dari bagian timur laut Arnhem Land, selama ratusan tahun,” sebutnya.
Kunjungan ini adalah lanjutan dari kunjungan pertama Perdana Menteri Anthony Albanese pada Juni 2022.
“Ini adalah hubungan yang didasari oleh saling menghormati dan saling menguntungkan,” ucapnya.
Senator McCarthy juga akan melihat kolaborasi antara arkeolog Australia dan Indonesia yang telah berhasil menemukan beberapa seni gua figuratif tertua di dunia, dan bertemu dengan seniman lokal yang telah bekerja sama dengan Penduduk Asli Australia untuk melanjutkan praktik pertukaran budaya yang telah berlangsung selama berabad-abad.
“Perdagangan dan pertukaran budaya di seluruh kawasan Australia adalah bagian dari kehidupan kami, jauh sebelum orang Eropa tiba, dan kami mengakui bahwa penduduk asli Australia adalah diplomat pertama kami yang terlibat dengan Indonesia, yang menjadi dasar bagi hubungan antar masyarakat yang bertahan hingga hari ini,” paparnya.
Gubernur dan senator saling bertukar cendramata, kami menyerahkan produk UMKM dan beliau menyerahkan lukisannya.(rls/ft)