KABARIKA.ID, PALOPO – Sarasehan bertajuk Kewilayahan Ekonomi Luwu Raya yang akan membedah potensi sumber daya alamnya, bakal digelar Akhir November ini di Palopo.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pertimbangan ekonomi kepada pemerintah daerah dalam melakukan perencanaan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Seorang warga Luwu Raya yang juga tenaga ahli TGUPP (Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan), Bachrianto Bahtiar mengatakan, sarasehan ekonomi wilayah Luwu Raya ini sangat urgen, selain sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Strategis (KET) dalam RTRW Sulsel, wilayah ini juga berkontribusi lebih kurang 50 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Sulsel.
“Paradoks ekonomi juga menarik menjadi perhatian, potensi ekonomi yang besar tapi secara bersamaan masuk lima besar wilayah miskin di Sulsel,” ujarnya.
Urgensi PP IKA Unhas sebagai alumni perguruan tinggi terbesar di Indonesia Timur, lanjut Bachrianto, sangat diperlukan untuk merajut kolaborasi dan sinergisitas untuk kesejahteraan dan keberlanjutan pembangunan wilayah Luwu Raya yang berkeadilan sosial.
Sarasehan tersebut akan membahas permasalahan ekonomi kewilayahan dan pengaruh pengembangan kawasan strategis terhadap pertumbuhan ekonomi dan daya saing kawasan, serta strategi pengembangan ekonomi wilayah dalam mengurangi disparitas daerah.
Selain itu, sarasehan tersebut akan membedah fenomena kemiskinan ekstrem di daerah Tana Luwu, yakni Luwu dan Luwu Timur.
Ketua panitia pelaksana, Afrianto saat bertemu dengan Ketua Forum Pemred Fajar Group H. Suwardi Thahir dan Direktur Palopopos.fajar.co.id, Husain Rasyid di Redaksi Palopo Pos, Rabu, 2 November 2022, mengatakan kegiatan ini dijadwalkan dibuka oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
Sejumlah pihak yang dilibatkan di sini adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, perguruan tinggi, serta akademisi dan ekonom.
Sementara itu, Ketua Forum Pemred Fajar Group H. Suwardi Thahir mengusulkan salah seorang guru besar Unhas sebagai narasumber, yakni Prof Marsuki, DEA.
Hal lain yang juga harus dibahas adalah soal kemiskinan ekstrem yang terjadi di wilayah dengan sumber daya alam (SDA) yang luar biasa, seperti di Kabupaten Luwu Utara dan Luwu.
”Ini juga bagus dibedah apa masalahnya dan bagaimana jalan keluarnya,” katanya.
Sarasehan ini rencananya dilaksanakan selama dua hari. Output dari kegiatan tersebut akan didorong ke Pemprov sebagai bahan pertimbangan yang selanjutnya diharapkan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). (*/rs)