KABARIKA,BALI-Pada tahun 2022 Indonesia menjadi Presidensi G20, yang merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa. Persatuan Insinyur Indonesia (PII), sebagai organisasi wadah berhimpun insinyur di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang “Keinsinyuran,” turut berpartisipasi dalam mensukseskan Presidensi G20 Indonesia dengan menginisiasi kerjasama antar engineers negara-negara G20 untuk secara bersama memberikan solusi bagi permasalahan global terkait engineering.
Prakarsa PII untuk kerja sama antar engineers dari negara-negara G20 ini telah mendapatkan dukungan persetujuan dari 6 (enam) asosiasi insinyur di negara anggota G20, yaitu India, Jepang, Korea, Inggris, Australia, dan Indonesia.
Ke-enam asosiasi insinyur ini sepakat untuk membentuk kelompok insinyur atau Engagement Group (EG), yang berkontribusi dan memiliki keterlibatan dalam G20, yang nantinya akan menjawab tantangan dan resolusi dunia dalam menangani perubahan iklim, transisi energi hijau, transformasi digital ke berbagai sektor industri dengan cara yang dapat diterapkan, dan pada produksi peralatan perawatan kesehatan yang efisien dan hemat biaya.
Dalam beberapa dekade terakhir, peran insinyur telah berevolusi ke belakang panggung—di belakang layar dan sebagian besar sering melakukan kompromi karena kurangnya kemampuan dan kualitas kepemimpinan.
Ini mungkin salah satu alasan utama mengapa dunia tempat kita hidup telah menjadi lebih tercemar, sakit, kekacauan finansial, ketidakadilan sosial, dll. Diberkahi dengan kapasitas intelektual sedemikian rupa, insinyur sekarang harus bangun dan mengambil peran dan tanggung jawab mereka untuk memperbaiki masalah sebelum menjadi benar-benar terlambat.
Dekade terakhir telah terjadi banyak kejadian yang penuh dengan pendapat dan saran yang diberikan oleh pembicara global tanpa banyak tindakan maupun implementasi. Metode lama ini perlu diakhiri dengan memberikan tindakan nyata dan implementasi yang dipimpin oleh apa yang disebut Leader Engineer (“LE”)— gelar yang diberikan kepada individu tertentu yang memiliki sifat, kapasitas, kualifikasi, kapasitas mental dan rekam jejak kepemimpinan.
E20, selain dari retorika dan pembangunan citra, akan berfungsi sebagai sebuah platform kolaborasi untuk menghasilkan karya dan keluaran nyata seperti transisi energi hijau, aplikasi digital ke berbagai sektor industri dengan cara yang dapat diterapkan, dan berfokus pada produksi produk kesehatan yang efisien dan hemat biaya.
Prakarsa Indonesia untuk membentuk Engineering 20 (E20) diharapkan dapat diperkenalkan pada event G20 Leaders Meeting tahun 2022. E20 akan berfungsi sebagai platform kolaborasi para insinyur dari negara G20 untuk menghasilkan kerja nyata solusi terhadap berbagai tantangan global.
E20 selaras dengan esensi G20 sebagai platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara maju dan negara berkembang di dunia, dengan tujuan bersama untuk mengamankan pertumbuhan, mensejahterakan masyarakat, dan kemakmuran ekonomi global di masa depan.
Walau Prakarsa E20 ini baru ditelurkan awal tahun 2022, PII telah mensosialisasikan prakarsa ini melalui World Federation of Engineering Organisations (WFEO) dan telah melakukan serangkaian kegiatan webinar internasional dengan mengangkat tema yang berkaitan dengan isu global seperti transisi energi, ketahanan pangan, dan membangkitkan peran leaders engineers dengan menghadirkan narasumber para insinyur dari negara-negara anggota G20.
Pada tanggal 25 Oktober 2022, telah dilaksanakan pertemuan E20 Pre-Summit sebagai forum untuk perumusan draft Deklarasi/Communique E20 yang akan di tetapkan dalam E20 Summit pada tanggal 3-4 November 2022 di Bali.
Danis Hidayat Sumadilaga, Ketua Umum PII sangat berharap, inisiatif Indonesia untuk membentuk Engineers 20 (E20) tersebut dapat digelorakan ketika event G20 Leaders Meeting 2022.
E20 akan berfungsi sebagai platform kolaborasi para insinyur dari negara-negara G20 dalam rangka mencari solusi menghadapi isu-isu krusial seperti transisi energi hijau dan aplikasi digital di sektor perindustrian melalui pendekatan yang implementable (dapat dilaksanakan).
E20 selaras dengan esensi G20 sebagai platform multilateral strategis yang hendak mensinergikan negara maju dan negara berkembang, dengan tujuan mengamankan pertumbuhan, mensejahterakan masyarakat, dan mewujudkan kemakmuran global.
Selanjutnya, PII tentu berharap diperkenankan dan diberikan waktu untuk menyampaikan langsung tentang Deklarasi/Communique E20 kepada Bapak Presiden Republik Indonesia dan juga Perdana Menteri India saat pertemuan G20 di Bali.
Dan sekaligus PII ingin menyampaikan berbagai aktifitas nyata oleh PII, antara lain untuk mendukung ketahanan pangan dengan pilot model Kawasan Sentra Sorghum di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat, bekerjasama dengan Kementerian PUPR, Kementerian Pertanian, dan para pemangku kepentingan lainnya di daerah tersebut.
PII juga merencanakan pilot model energi terbarukan dengan menggunakan solar panel di lokasi IKN Nusantara. Perjuangan perintisan E20 untuk ditetapkan menjadi EG (engagement group) baru dari G20 masih harus disetujui oleh seluruh asosiasi insinyur dari negara-negara G20 lainnya. Asosiasi insinyur India (Institution of Engineers India) telah menyatakan komitmennya untuk meneruskan prakarsa E20 ini dalam periode Presidensi G20 India Tahun 2023.
India akan mengajak 13 (tiga belas) asosiasi insinyur negara G20 lainnya untuk segera memberikan dukungan terhadap pembentukan E20 ini. Diharapkan India akan dapat memperoleh dukungan dari seluruh asosiasi insinyur negara G20 tahun 2023 sehingga E20 dapat ditetapkan sebagai salah satu EG pada G20 Leaders Meeting.
Pernyataan Bapak Presiden tentang prakarsa E20 di Bali akan mempertegas peran insinyur dalam menjawab tantangan global untuk bangkit bersama dan maju bersama memajukan ekonomi dan mensejahterakan masyarakat.
Pada hari ini meeting secara hybrid tanggal 3 November 2022, akan disepakati dan ditandatangani Deklarasi/Communique sebagai sebuah inisiasi engagement working group E20 (Engineering20) di Bali sebelum pelaksanaan pertemuan G20 juga di Bali minggu depan.
PII menilai pertemuan inisiasi E20 dengan tema “Leader Engineers to Act and Achieve Recovering and Sustainable Together, Stronger” ini secara waktu dan momentum sangat tepat, dan diharapkan inisiasi ini akan berlanjut dan segera terwujud saat G20 di India tahun 2023 dan seterusnya.
Di akhir acara Summit pada hari ini, Delegasi semua negara anggota G-20 sepakat untuk membentuk E20 Committees yaitu (1) Education: Noorlida (IEM, Malaysia) & Hetifah (PII, Indonesia); (2) Smart and New Construction Materials & Technologies: UK & Andi TM (PII, Indonesia); (3) Renewable Energy: (IEI,India) & Sapri Pamulu (PII, Indonesia); (4) Climate Change: (JSPE,Japan), Wendy (PII, Indonesia) ; (5) Financial Engineering & Investment: Ishari (PII, Indonesia), (KPEI, Korea); (6) Health Care: India, Ricky (PII, Indonesia) ; (7) Food Security: Yanuar (PII, Indonesia), (IEI,India); dan (8) Digital Transformation and Investments: Megat (IEM), Riyanto (PII, Indonesia). Komite ini bertugas untuk.menyusun tim dengan anggota , menyusun rencana kerja dan berkoordinasi dengan para anggota E-20 dari seluruh negara yang tergabung dalam G20.***