KABARIKA.ID, MAKASSAR – Mengawali tahun 2023 pengurus pusat IKA Unhas bidang Bidang Koperasi dan UMKM, Bidang ekonomi dan dunia usaha, serta Bidang Perindustrian, bekerja sama dengan AAS Foundation menggelar kegiatan unggulan berupa Temus Bisnis UMKM, Sabtu pagi ini (28/01/2023), di AAS Building lantai 1, jalan Urip Sumoharjo, Makassar.
Kegiatan yang didukung oleh BRI wilayah Makassar sebagai sponsOr tunggal ini, bakal diikuti sekitar 300 pelaku UMKM dari seluruh Sulsel. Para pelaku UMKM tersebut berasal dari binaan Dinas Koperasi dan UKM provinsi Sulsel, binaan Dinas Perdagangan Provinsi Sulsel, serta binaan BUMN maupun UMKM mandiri.
Temu bisnis UMKM ini selain menjadi forum silaturahmi bagi sesama pelaku UMKM, juga merupakan kesempatan berharga bagi para pelaku UMKM untuk mendapatkan pengetahuan mengenai strategi pengelolaan dan penguatan UMKM. Termasuk di dalamnya metode pemasaran, strategi promosi, dan desain kemasan produk.
Pelaku UMKM mendapat kesempatan emas untuk memperoleh pengetahuan tentang strategi pengembangan usaha, teknik pemasaran serta komunikasi desain produk dari para narasumber yang berpengalaman.
Pada kegiatan Temus Bisnis UMKM ini para UMKM akan berkompetisi menjadi yang terbaik dari berbagai aspek. UMKM yang terpilih melalui seleksi yang ketat akan diundang mengikuti kegiatan Business Matching IKA Unhas pada 4 Februari 2023 mendatang, guna menjajaki pasar ekspor ke Malaysia, Bahrain, Mesir, dan Qatar.
Selain itu, UMKM yang terpilih pada kegiatan Temu Bisnis UMKM akan mendapat pendampingan dari IKA Unhas dan AAS Foundation, termasuk dalam mendapatkan akses permodalan dari BRI.
IKA Unhas bersama AAS Foundation berkomitmen melakukan pembinaan dan penguatan karakter UMKM, sehingga tercipta pelaku-pelaku UMKM yang jujur, selalu berpikir positif, telaten, dan memiliki jiwa sosial serta bekerja dengan ikhlas.
Tujuan akhir dari pembinaan dan pendampingan UMKM ini adalah agar UMKM dapat naik kelas.
Pendampingan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pelaku UMKM memang perlu dilakukan secara terprogram dan berkelanjutan, karena mayoritas pelaku UMKM berlatar belakang pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah.
Bedasarkan data Kemenkop UKM, pelaku UMKM yang berlatang belakang pendidikan sekolah dasar/sederajat sebanyak 38,61 persen, sedangkan yang tamat SMP/sederajat sebanyak 12,56 persen. Adapun yang tamat SMA/sederajat sebanyak 32,43 persen.
Selebihnya terbagi pada tamatan Diploma I-IV dan sajarna strata 1.
Pendiri AAS Foundation yang juga ketua umum pengurus pusat IKA Unhas, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP menargetkan untuk membina dan melejitkan satu juta pengusaha muda, termasuk di dalamnya pelaku UMKM.
“Kita ingin menciptakan satu juta pengusaha yang akan menguasai ekonomi Indonesia,” ujar Andi Amran.
Menurutnya, UMKM dapat berkontribusi positif dalam mengurangi kemiskinan ekstrem di Sulsel. Saat ini, jumlah UMKM di Sulsel sebanyak 1,5 juta.
“Jika satu juta saja UMKM menyerap satu tenaga kerja, maka akan terserap satu juta tenaga kerja. Sedangkan miskin ekstrem di Sulsel hanya 700 ribu orang. UMKM akan menghapus miskin ekstrem di Sulsel,” tandas Andi Amran.
Target IKA Unhas bersama AAS Foundation untuk mengantar UMKM naik kelas, sejalan dengan harapan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.
Saat menjadi narasumber dalam seminar Global Entrepreneurs Professional (Genpro) di Jawa Barat pekan lalu, Sandiaga Uno mendorong pelaku UMKM, khususnya di Jawa Barat, untuk mengembangkan usaha hingga dapat menjadi korporasi atau usaha yang memiliki badan hukum.
“Kami ingin UMKM ini tidak jalan di tempat, jadi harus naik kelas ke level korporasi,” kata Sandiaga Uno.
Seiring dengan tren perkembangan teknologi digital, UMKM juga harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi tersebut, terutama untuk pemasaran.
Menurut Kemenkop UKM, saat ini sebanyak 3,79 juta UMKM telah memanfaatkan platform online dalam memasarkan produknya. Jumlah ini berkisar 8 persen dari total pelaku UMKM di Indonesia, yang jumlahnya 59,2 juta.
Untuk menumbuhkan jumlah pelaku UMKM yang berselancar di dunia maya, pada tahun 2019 Kemenkop UKM dan Kemkominfo bersama dengan para pelaku e-commerce menggagas program bertajuk 8 juta UMKM Go Online.
Lewat kerja sama ini, pemerintah juga berharap dapat mempercepat transformasi UMKM di Indonesia menuju digital.
Pemerintah Prioritaskan Pembinaan UMKM
Kemenkop UKM menyebut, selain memberdayakan UMKM, gerakan ini akan membantu memberikan akses keuangan pada wirausaha. Kemenkop akan membantu memastikan produk yang dihasilkan UMKM layak bersaing dan kapasitasnya cukup sehingga mendapatkan kepercayaan dari sumber pendanaan.
“Dalam rangka memasuki bisnis online ini, kami perlahan membenahi UKM-UKM kita dengan membenahi kualitas produk dan standarisasi produk mereka. Kita bantu peningkatan SDM dan akses terhadap sumber-sumber pembiayaan,” kata Deputi Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM I Wayan Dipta.
Selama masa Pandemi Covid-19, UMKM terbukti dapat bertahan dan menjadi penopang ekonomi nasional, meskipun sebagian di antaranya juga mengalami dampak serius.
Rencana kerja pemerintahan tahun 2021 mengenai penguatan kewirausahaan, UMKM, dan koperasi masuk dalam prioritas nasional, dengan memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan. Sasaran prioritas nasional pada 2021 untuk rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,55 persen, meningkat dibandingkan pada 2020 sebesar 3,30 persen.
Pada 2024, target rasio kewirausahaan pemerintah sebesar 3,95 persen, setara dengan 11,2 juta orang Indonesia sebagai pelaku UMKM.
UMKM memberi berkontribusi besar terhadap pertumbuhan dan penguatan ekonomi nasional, baik sebelum maupun selama pandemi Covid-19. Pada masa pascapandemi ini, UMKM mulai bangkit lagi dan memberi harapan baru dalam menyerap tenaga kerja.
UMKM Indonesia Terbanyak di ASEAN
Bagi Indonesia UMKM adalah kekuatan ekonomi besar yang perlu terus diperkuat karena menjadi penopang ekonomi nasional, serta menjadi penyerap tenaga kerja. Menurut ASEAN Investment Report yang dirilis September 2022, Indonesia memiliki UMKM terbanyak di kawasan ASEAN.
Menurut laporan tersebut, jumlah UMKM Indonesia pada 2021 mencapai sekitar 65,46 juta. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding negara-negara tetangga seperti terlihat pada grafik.
Pada 2021 UMKM Indonesia tercatat mampu menyerap 97 persen tenaga kerja, menyumbang 60,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), serta berkontribusi sebesar 14,4 persen terhadap ekspor nasional.
Proporsi serapan tenaga kerja UMKM Indonesia itu merupakan yang paling besar di ASEAN. Di negara-negara tetangga, UMKM hanya menyerap tenaga kerja pada kisaran 35-85 persen.
Akan tetapi, jika dilihat dari kinerjanya UMKM Indonesia masih kalah dari UMKM Myanmar yang mampu menyumbang hingga 69,3 persen terhadap PDB setempat.
UMKM Indonesia juga masih tertinggal dibanding UMKM Singapura yang kontribusi ekspornya mencapai 38,3 persen, Thailand 28,7 persen, Myanmar 23,7 persen, dan Vietnam 18,7 persen.
Saat ini pemerintah Indonesia tengah berupaya mendorong peningkatan kinerja UMKM nasional, salah satunya lewat strategi digitalisasi.
Melalui kolaborasi IKA Unhas, AAS Foundation, dan BRI diharapkan mampu menajadi kekuatan baru yang dinamis untuk menciptakan ekosistem UMKM, sekaligus mengantarkan sebanyak mungkin UMKM dapat naik kelas yang berpijak pada teknologi digital, serta mempu menembus pasar global dengan produk unggulan. (rus)