KABARIKA.ID, MAKASSAR–Tim Pembuatan Modul UMKM Naik Kelas dengan bertumbuh eksponensial ”dikejar tayang”. Tim harus bergerak cepat menyelesaikan penulisan dan pembuatan poin-poin penting yang akan menjadi program action PP IKA Unhas-AAS Foundation.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Koordinator dan penanggungjawab Tim, Sekjen Yusran Jusuf telah merancang modul yang mencakup bagaimana cara UMKM naik kelas dengan tumbuh ekponensial. “Ini hitung-hitungan eksponensial gampang-gampang susah. Nilai matematika saya, kalkulus C,” ujar Yusran bercanda.

Guru besar Fakultas Kehutanan ini memang mampu membuat suasana tegang menjadi cair. Misalnya, saat terjadi perbedaan pendapat, antara menggunakan kata “menuju” atau kata “menjadi” yang cocok dipakai pada sebuah kalimat. Ia langsung mengalihkan ketegangan.

“Saya serahkan ke Pak Mursalim untuk menentukan karena dia tosseng dari linguistik,” kata Yusran mengalihkan perhatian. Mursalim yang akrab disapa Chalink hanya mampu terkeke..keke.

Rapat pembuatan modul ini berlangsung marathon karena peserta rapat ingin tuntas menerjemahkan arahan Ketua Umum IKA Unhas Andi Amran Sulaiman tentang ekosistem UMKM, tumbuh eksponensial, keterkaitan hulu, middleman dan hilir.

Rapat perdana Tim pembuatan Modul UMKM Naik Kelas dengan tumbuh eksponensial, Kamis (202/23) di Sekretariat IKA, AAS Building terasa istimewa karena dihadiri dua mantan Walikota Makasar, yakni Iqbal Suhaeb dan Yusran Jusuf serta dua Sekretaris Dinas; Indrajaya (Perdagangan) dan Andi Isma (Koperasi UMKM).

Rapat yang dimulai ba’da Ashar dan berakhir pkl 21.00 dan untuk sementara telah menghasilkan “peta jalan” bagi UMKM untuk naik kelas dan tumbuh eksponensial.

Iqbal Suhaeb yang sedari awal hanya mendengar peserta rapat berargumentasi memberi masukan dan argumen, tiba-tiba berdiri lalu meminta spidol whiteboard. Ia harus berjongkok menggambarkan bagaimana pola dan jalur yang bisa diintervensi IKA Unhas dan AAS Foundation pada proses pengembangan dan tantangan pasar UMKM.

Kadis Perumahan, Kawasan Permikiman dan Pertanahan (Perkintam) Provinsi Sulsel ini menjelaskan posisi dan titik di mana harus diintervensi. “Bagaimana kemampuan UMKM? Kalau jawabannya yes, maka lanjut ke tahap berikutnya, kalau jawabannya no, maka kita intervensi,” kata Iqbal. Ada lima tingkatan yang harus dilalui, termasuk teknologi yang didalamya ada digitalisasi.

Modul yang akan dihasilkan, jelas Yusran setidak-tidaknya
mampu mendefinisikan apa yang dimaksud ekosistem UMKM dan definisi UMKM itu sendiri. Tim juga akan menuliskan tentang klaster UMKM, jumlah UMKM di indonesia, di Sulsel, serapan tenaga kerja, omset, dan permasalahannya.

“Dan yang tak kalah pentingnya bagaimana menggambarkan peran para pihak, AAS Foundation, IKA Unhas, perbankan dan pemerintah,” kata Yusran.

Ikut terlibat pada Tim Penulisan Modul ini antar lain Direktur Eksekutif, Salahuddin Alam, Direktur AAS Foundation Rezky Mulyadi, Suwardi Thahir (ketua), Mursalim Chalink (Sekretaris), Ilham Rasyid, Husba Phada, Andi Amri, Saharuddin Ridwan, Syamsudin Awing, Ichi Indrawan, Fitra, Naufal, M. Ruslan, Bau Irfan, Misda dan Ahmad Basir.

“Kita di IKA berorganisasi dengan riang gembira,” kata Yusran ke Bau Irfan, operator yang merangkum hasil diskusi menjadi power point, yang wajahnya mulai lelah.

Ketua umum IKA Unhas Dr H. Andi Amran Sulaiman mendengarkan testimoni dari Citra Wahyuni, pengusaha eksportir hasil laut.

TUMBUH EKSPONENSIAL
UMKM naik kelas dengan bertumbuh eksponensial merupakan format yang digagas Ketua Umum IKA Unhas, Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP (AAS) sebagai landasan bergerak untuk mencapai cita-cita pelaku bisnis UMKM.

Tumbuh eksponensial yang sedang berproses untuk diterapkan ke UMKM telah dipratikkan pada proses pertumbuhan Tiran Group milik Ketum yang kini merambah berbagai bidang usaha.

‘’Kita Jadikan UMKM Tumbuh Eksponensial,’’ kata Ketua Umum IKA Unhas, saat ngobrol santai di Sekretariat IKA, Senin (30/01/23).

Tumbuh eksponensial yang dimaksud merujuk pada pengertian bahwa bisnis UMKM harus tumbuh berlipat ganda sesuai angka eksponen. Pertumbuhan eksponensial bukan pertumbuhan biasa dan tidak mengikuti urutan angka, misalnya dari angka 1 naik menjadi 2, lalu 3 dan seterusnya. Eksponesnial diartikan sebagai pelaku bisnis UMKM tumbuh melebihi cara-cara biasa.

Secara sedehana, tumbuh eksponensial dapat digambarkan bila suatu UMKM memiliki produksi 1.000 kg (1 ton) kopi pertahun dan ingin tumbuh eksponesial dengan angka eksponen 2, maka hasilnya atau produksinya adalah perkalian 1.000. X 1.000= 1.000.000 kg atau 1.000 ton. Dapat dibayangkan berapa besar produksi yang dihasilkan kalau angka eksponennya 3, 4, 5 dan seterusnya?

Bandingkan hasilnya kalau pertumbuhan usahanya tidak eksponensial? Hasilnya adalah 1.000 kg tumbuh menjadi 2.000 kg, lalu naik 3.000 kg atau 3 ton dan seterusnya. Perbedaannya sangat jauh. Bagaimana supaya UMKM tumbuh eksponensial? Inilah yang sedang dibuatkan modulnya agar terjadi satu kesepahaman dan guide tentang UMKM naik kelas dengan bertumbuh eksponensial
(este)