KABARIKA.ID–Jika suatu ketika Anda berkesempatan mengajak pasangan ke Cafe, hampir pasti wanita itu akan memesan cappuccino, coffee milk, atau latte coffee. Jarang si dia berteriak, ” Aku kopi hitam saja!”
Kenapa?
Kita mesti menelusuri pikiran kaum wanita lebih dulu sebelum membahas yang lain. Setidaknya ada lima hal yang selalu menggairahkannya..
Jika harus disusun secara hirarkis, maka kebutuhan wanita yang pertama sekali adalah romansa. Kedua komitmen. Ketiga komunikasi. Keempat, keintiman, dan kelima adalah sentuhan tanpa seks.
Sebaliknya, yang menggairahkan pria itu; pertama pornografi. Kedua, kebugilan wanita. Ketiga, variasi seksual. Keempat, pakaian dalam wanita, dan kelima kebersediaan wanita.
Jika, dan hanya jika, pikiran lelaki tidak berada di lima hal tersebut, maka barangkali dia adalah brahmacarya. Penulis bicara pada umumnya.
Coba kita telaah perlahan tentang lima pikiran yang ada pada wanita. Kelima hal tersebut bisa dipenuhi ketika berada di cafe.
Menggandeng tangan ketika masuk ke cafe yang secara eksklusif disiapkan untuk itu saja telah membuat wanita melayang. Belum lagi ketika bincang romantis.
COKLAT
Anda tentu lebih paham siapa Woody Allen. Dia mengatakan, “jangan pernah lupa bahwa wanita adalah makhluk romantis.
Dia menikmati anggur, bunga, dan coklat. Tunjukkan padanya bahwa Anda juga ingat akan hal-hal itu. …dengan cara membicarakannya tentang hal itu.”
Dalam suatu kali eksperimen, cobalah suatu ketika meminta pasangan wanita Anda untuk ketemu. Atau mendadak ketemu, dan Anda berikan coklat kepadanya, maka Anda akan mendapatkan pujian dengan nilai 100 dan akan diingat sepanjang hidupnya.
Ada sebuah penelitian yang dilakukan Institute Kinsey bahwa laki-laki jatuh cinta pada wanita lebih karena daya tarik tubuh fisiknya.
Tetapi, di dalam sebuah cafe, seorang wanita diberi angka 5 dari skala 1-10 pada jam 19.00, lalu bernilai 7 pada jam 22.30, dan bernilai 9 pada tengah malam.
Sebaliknya, baik sejak jam 19.00 atau pun tengah malam seorang lelaki akan tetap bernilai 5 di mata perempuan manakala tak mampu memenuhi lima hal di atas.
Bagaimana Anda?
Lalu kenapa coffee milk cappuccino, atau latte?
Anda tentu sudah paham. Cappucino, coffee milk, dan latte diracik dengan melibatkan susu.
Yang membedakan hanyalah volume susu dan sentuhan seninya saja. Sentuhan seni yang memiliki nilai romansa itulah yang disukai wanita..Sajian itu melibatkan hati. Berbeda dengan yang sekadar hitam saja.
Segelas coffee milk masih harus didampingi sepotong dua potong coklat. Mau protes? Tidaklah perlu. Begitulah wanita.
Coklat berisi _phenyletjylamine_ yang merangsang pusat cinta di dalam otak kaum perempuan. Penelitian yang dilakukan Danielle Piomella di Nuerosciences Institute di San Diego menemukan tiga bahan kimia baru yang disebut _Nacykethanolamines_ yang menempel diri pada penerima _cannabis_ dalam otak wanita.
Zat ini memberi efek melayang mirip mariyuana. Kopi sendiri tidak memiliki zat itu. Maka ketika secangkir kopi diberi coklat, daya melayangnya lebih seru. Mau mencoba?
Indera wanita lebih tajam dari laki-laki. Mereka peka terhadap rangsangan dari luar, sehingga wajar setiap perempuan sangat peduli pada tata ruang kamar, kantor, atau bahkan di cafe sekalipun.
Hormon estrogen membuatnya menolak dalam sorotan langsung cahaya. Situasi seperti ini akan membuat bercak jerawat di pipinya tak terlalu tampak sehingga meningkatkan kepercayaan diri.
Wanita juga memiliki pendengaran yang sensitif, maka ketepatan pilihan musik di cafe juga sangat menentukan tingkat kenyamanan. Jika dia merasa nyaman, dia akan betah duduk berlama-lama sampai pelayan menegur waktu ngopi sudah habis.
Penelitian lain menunjukkan wanita mementingkan seks di ruang pribadi, karena itu mereka selalu berfantasi bercinta di tempat umum. Sebaliknya, pria berfantasi dengan orang asing! Klop bukan?
KOPI PADA WANITA
Sebuah studi yang dipublikasikan di _American Journal of Clinical Nutrition_ juga mengungkapkan, perempuan yang meminum kopi mengalami peningkatan kadar estrogen.
Hormon ini adalah sebutan sekelompok hormon yang berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan karakteristik seksual wanita serta proses reproduksinya.
“Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi kafein di kalangan wanita usia subur memengaruhi kadar estrogen,” kata Enrique Schisterman, Ph.D., dari Divisi Penelitian Epidemiologi, Statistik, dan Pencegahan di Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human. Development (NICHD), lembaga NIH tempat beberapa penelitian dilakukan.
“Dalam jangka pendek, variasi kadar estrogen di antara kelompok yang berbeda ini tampaknya tidak memiliki efek yang jelas.
Kita tahu bahwa variasi kadar estrogen dikaitkan dengan gangguan seperti endometriosis, osteoporosis, dan kanker endometrium, payudara, dan ovarium. Karena jangka panjang konsumsi kafein berpotensi mempengaruhi kadar estrogen dalam jangka waktu yang lama.
(Hendro Basuki, Gunungpati-Semarang)