KABARIKA.ID, MAKASSAR – Mantan Menteri Pertanian periode 2014-2019 yang kini ketua umum (Ketum) PP IKA Unhas, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP tampil sebagai narasumber kuliah umum pada Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan VII tahun 2023, di kampus Puslatbang KMP (Kajian Manajemen Pemerintahan) Lembaga Administrasi Negara (LAN), jalan Raya Baruga Makassar, Selasa siang (14/03/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di hadapan 60 orang peserta pelatihan yang seluruhnya adalah eselon II, Andi Amran mengingatkan bahwa Anda semua ini sudah berada di ujung perjalanan karier menuju jenjang eselon I. Oleh karena itu, harus strategis dalam mengambil kebijakan dan tidak boleh salah.
“Pemimpin harus cerdas menganalisa dampak dari kebijakan yang diambil. Kebijakan yang salah lebih berbahaya daripada penjahat dan koruptor,” tandas Andi Amran.
Menjadi pemimpin, lanjut Andi Amran, adalah keberanian mengambil keputusan untuk rakyat.
Ia mencontohkan kebijakan mengernai harga jagung yang dikeluarkan saat dirinya menjabat Menteri Pertanian. Saat itu regulasi mengenai harga jagung ia ubah dengan menaikkan secara signifikan dari harga yang berlaku saat itu.
“Karena harga jagung naik, maka petani bersemangat menanam jagung. Di Jawa Tengah kuburan pun mereka tanami jagung. Di Jeneponto gunung juga ditanami jagung karena masyarakat merasa untung menanam jagung,” ujar mantan Menteri Pertanian itu.
Para peserta pelatihan ini adalah pejabat dan calon pejabat pimpinan tinggi pratama dari berbagai instansi, baik pemerintah daerah maupun kementerian/lembaga di Indonesia.
Mereka berasal dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Pemprov Sulsel, Pemkot Makassar, Pemkab Barru, Pemkab Selayar, Pemkab Luwu Timur, Pemkab Sidrap, Pemkab Pangkep, Pemkab Takalar, Pemkab Toraja Utara, Pemkab Wajo, Pemkab Gorontalo, Pemkab Morowali, Pemkab Bombana, Pemkab Buton, Pemkab Konawe Selatan, Pemkab Nunukan, Pemkab Raja Ampat, dan Pemkab Pegunungan Arfak.
Andi Amran juga menyinggung keberhasilan Indonesia yang mampu mencapai swasembada pangan pada 2019. Keberhasilan itu dicapai melalui pengambilan kebijakan yang berani oleh Menteri Pertanian saat itu, yang kini menjadi Ketum PP IKA Unhas.
“Indonesia mendapat penghargaan dari FAO tahun 1984 pada masa pemerintahan Orde Baru karena berhasil meraih swasembada pangan. Penduduk Indonesia waktu itu hanya 150 juta jiwa. Swasembada pangan kembali kita capai pada tahun 2019, kami telah selesai menjabat. Penduduk Indonesia sudah berjumlah 270 juta jiwa,” papar Andi Amran.
Butuh waktu selama 35 tahun untuk Indonesia kembali mencapai swasembada pangan. Pencapaian itu bisa diraih kembali berkat keberanian dalam mengambil kebijakan oleh pejabat yang punya otoritas ketika itu, yakni Menteri Pertanian periode 2014-2019.
Pelatihan yang diikuti oleh para pejabat instansi pemerintah dan lembaga ini, bertujuan untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi jabatan sehingga semakin berkualitas dalam jabatannya.
Dalam presentasinya yang berdurasi 80 menit, Andi Amran membocorkan rahasia agar bawahan mendapat penilaian baik di mata atasan.
“Buat atasan jadi nyaman. Bawahan yang baik membawa solusi bagi atasan,” tutur Andi Amran.
Pendiri AAS Foundation itu mengingatkan agar berhati-hati mempromoskan orang yang tidak punya kapabilitas kepada atasan. Sebab ada sanksi sosial dari orang-orang yang ada di sekeliling yang berdampak luas. (rus)