KABARIKA.ID, GOWA – Ketua umum PP IKA Unhas yang juga pemilik PT Tiran Group, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P. memberi kesempatan kepada 40 orang mahasiswa semester akhir Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk magang di PT Tiran Group, sebagai implementasi dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menjadi kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu disampaikan Andi Amran saat berbicara di depan civitas academica Fakultas Teknik pada acara silaturahmi Dr (HC) Drs H. Muhammad Jusuf Kalla dengan pimpinan dan dosen Fakultas Teknik Unhas Kampus Gowa, Kamis (16/03/2023).
Kegiatan tersebut juga dihadiri Menteri Hukum dan HAM periode 2004-2007 pada era Kabinet Indonesia Bersatu, Prof Hamid Awaluddin, S.H., Ph.D.
Acara dipandu oleh Dekan Fakultas Teknik Unhas periode 2022-2026, Prof. Dr. Eng. Ir. Muhammad Isran Ramli, ST., MT.
Kebijakan pemilik PT Tiran Group yang juga Menteri Pertanian RI periode 2014-2019 yang membuka peluang bagi 40 orang mahasiswa teknik Unhas, merupakan bentuk dukungan penuh terhadap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dari Kemendikbudristek.
Kegiatan magang di perusahaan memberi peluang yang lebih besar kepada mahasiswa yang bersangkutan untuk diterima sebagai karyawan di tempat magang. Kegiatan magang juga memberi pengalaman kerja yang berharga kepada mahasiswa untuk digunakan setelah lulus dari universitas.
Beda Kampus dengan Museum
Sementara itu, mantan Wapres RI periode 2004-2009 & 2014-2019 yang juga dikenal sebagai bapak pendiri Fakultas Teknik Unhas, H.M. Jusuf Kalla dalam ceramahnya mendorong civitas academica untuk mengembangkan jurusan yang tidak ada di dunia.
Misalnya, untuk pengembangan energi baru terbarukan seperti air, angin. tenaga surya, dan geotermal.
Menurut Jusuf Kalla, mutu kampus harus unggul dan mendorong terus upaya menciptakan inovasi. Itulah yang membedakan kampus dengan museum.
“Beda kampus dengan museum. Museum berpikir ke belakang, sedangkan kampus berpikir ke depan,” tandas Jusuf Kalla.
Perpikir ke depan, berani bersaing untuk masa depan yang jauh lebih baik. “Keberanian adalah kuncinya. Universitas harus mampu menyelesaikan itu,” tegas Jusuf Kalla.
Ia menambahkan, kemajuan suatu bangsa berangkat dari pendidiakn dan teknologi yang baik. Masa depan teknologi akan kembali ke industri, artificial inteligence akan ditinggalkan karena tidak cocok di Indonesia sebab jumlah penduduknya besar.
Kecerdasan logika saja tidak cukup, lanjut Jusuf Kalla, harus ada kemampuan entrepreneur yang identik dengan keberanian mengambil risiko.
Sebagai pengusaha, Jusuf Kalla mengingatkan warga kampus agar berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi bangsa dengan kekuatan sendiri.
Indonesia tidak boleh bergantung dengan pihak lain, harus tumbuh dengan kekuatan teknologi dan inovasi sendiri.
Ia mencontohkan bagaimana perusahaan tambang PT Inco yang beroperasi puluhan tahun di Indonesia, namun tidak ada transfer teknologi.
“50 tahun PT Inco beroperasi di Indonesia, namun tidak ada transfer teknologi,” ujar Jusuf Kalla.
Tokoh perdamaian dunia itu juga mengingatkan para alumni Unhas, untuk memaksimalkan perannya dalam mendorong kemajuan bangsa di berbagai bidang. (rus)