KABARIKA.ID, MAKASSAR–Untuk meningkatkan kompetensi staf dalam pendampingan program Healthier Smiles, Yayasan Celosia Marennu Indonesia (YCMI) dan Save The Children (STC) menggelar Pelatihan Menulis Kreatif dan Teknik Produksi Konten Media Sosial di Hotel Karebosi Premier Makassar, Senin (20/03/2023).
Sebanyak 15 peserta yang mengikuti pelatihan intensif dan terbatas ini mendapat pembelajaran teori dan praktik menulis berita dan produksi konten untuk media sosial.
Program yang menarik dan membuat peserta antusias ini dilanjutkan dengan kegiatan lapangan pada Selasa (21/03/23).
Panitia menghadirkan dua pemateri yang merupakan praktisi media dan pengajar komunikasi, Suwardi Thahir dan Ismail Asnawi.
Menurut Suwardi Thahir, di era digital lembaga atau entitas usaha sebaiknha memiliki kemampuan untuk mengampanyekan kegiatan atau dirinya ke ruang publik secara mandiri.
Untuk itu staf atau bagian sosialisasi Lembaga atau isntitusi perlu memiliki kemampuan dasar menulis, terutama menulis berita untuk pembuatan laporan atau dokumentasi kegiatan.
‘’Kelemahan kita adalah tidak cakap membuat berita dan produksi konten media sosial sebagai landasan mendasar dari publikasi program ke ruang publik,’’ ungkap Suwardi.
Program Healthier Smiles yang melatih para pendamping di lapangan ini merupakan kerjasama antara Yayasan Celosia Marennu dan Save the Children Indonesia dengan dukungan Mars Wrigley Foundation.
Healthier Smile dilaksanakan di dua kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu Luwu Utara dan Luwu Timur, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan siswa dan siswi sekolah dasar melalui peningkatan kesehatan gigi dan mulut.
Sasaran yang ingin diraih dari pelatihan ini agar peserta dapat menulis jurnal, membuat berita atau opini dan kelak jika mahir, peserta mampu melahirkan karya fiksi, novel maupun kumpulan puisi.
Program Manager Healthier Smiles YCMI, Tengku Rodhan berharap melalui kegiatan ini ada peningkatan kemampuan menulis bagi semua staf, baik penulisan laporan bulanan maupun penulisan kreatif untuk pemberitaan dan produksi konten media social, sehingga semua staf mampu membuat pemberitaan secara mandiri.
“Menulis menjadi sangat penting, mengingat banyak kegiatan dan praktik baik di lapangan yang jika dipublikasikan akan menjadi informasi yang baik bahkan menginspirasi pembaca,” jelas Tengku.
Sementara itu, Program Director YCMI, Alauddin Latief mengemukakan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu upaya mengasah keterampilan penulisan laporan periodik/berkala yang menjadi pelengkap dalam sistem monitoring capaian program.
Alaudin menegaskan pentingnya membuat laporan yang informatif agar pihak manajemen bisa memahami kondisi implementasi program di lapangan serta tantangan yang dihadapi.
“Ada beberapa kegiatan dan kejadian yang tidak terekam dalam laporan bulanan, yang sebenarnya merupakan capaian perubahan luar biasa,’’ jelas Alauddin yang akrab disapa Bang Al.
Namun, tambahnya, hal tersebut tidak terdokumentasi dengan baik, karena itu harusnya kita peka dengan perubahan-perubahan yang ada di sekitar kita dengan mendokumentasikan semua hal secara berkala.
Menulis Berita
Pada sesi menulis berita Suwardi yang biasa disapa ST mengungkapkan untuk menghasilkan tulisan yang baik dan memuat informasi baru secara lengkap, peserta perlu memahami pengertian berita dan bahkan ragam atau jenis berita.
Peserta juga diajari mengetahui dan memahami unsur-unsur sederhana yang harus ada di dalam suatu berita, yang dikenal dengan 5 W+1 H. Atau what, where, when, why dan how.
Selain itu, Suwardi juga menjelaskan urutan undang-undang menyangkut hak atau kemerdekaan memeroleh dan menyampaikan informasi sebagai bagian dari hak asasi. Tak ketinggalan memberikan tips dan teknis cara menulis berita yang kreatif, informatif dan menarik bagi pembaca.
Melengkapi rangkaian peningkatan kapasitas ini, mantan Kepsta TVRI di Ambon dan Kalimantan, Ismail Asnawi menyampaikan materi teknik produksi konten melalui media digital.
Ismail menekankan pentingnya mengikuti perkembangan zaman dengan menyesuaikan diri pada kemajuan teknologi. Peserta langsung praktik membuat konten video agar peserta bisa menjadi konten creator.
“Seiring perkembangan teknologi, kita bisa manfaatkan HP yang kita punya, HP zaman sekarang sudah bagus dan jadi lebih mudah karena bisa langsung edit di mana saja,” kata Ismail.
Ratna, salah satu peserta pelatihan peningkatan kapasitas ini menyampaikan sangat senang mengikuti kegiatan ini, ilmu yang didapatkan sekaligus berguna sebagai bekal dan ilmu untuk pengembangan diri sendiri.
Seperti mimpinya untuk menjadi seorang penulis, apalagi ia pernah bercita cita ingin menjadi penulis terkenal.
“Saya pernah punya mimpi jadi penulis, profesi penulis selalu kelihatan keren! ingin sekali orang lain tahu apa yang sudah saya ketahui, saya ingin membagi pengetahuan, menyebarkan passion yang dapat menghipnotis pembaca mengikuti apa yang saya tulis,” ungkap Ratna. (*/roy)
Berita ini dibuat peserta pelatihan, Ratna Puspitasari, Staff Save the Children.