KABARIKA.ID, MAKASSAR – Puasa Ramadan 1444 Hijriyah telah memasuki hari ke-8. Untuk memperluas cakrawala pemahaman keislaman sekaligus memperkaya ruhaniah di bulan Ramadan, panitia amaliah Ramadan PP IKA Unhas dan PT Tiran Group menghadirkan ustad Dr. Agus Malla, Lc untuk mengisi acara tausiah setelah salat Ashar, Kamis (30/03/2023), di musalah AAS Building lantai 1.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengawali tausiahnya, ustad Agus mengatakan bahwa kita semua menginginkan peningkatan dalam kehidupan, bukan hanya dalam masalah dunia melainkan juga masalah akhirat.
Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap amalan ada batasan-batasannya, kecuali puasa. Pahala puasa di bulan Ramadan tidak ada batasannya atau unlimited.
“Sehingga kita sangat rugi kalau kita tidak memanfaatkan kesempatan di bulan Ramadan. Jangan hanya di bulan Ramadan kita meningkatkan amalan, tetapi di luar Ramadan kembali seperti biasa lagi,” kata ustad Agus.
Pahala sedakah di bulan Ramadan juga unlimited dan itu ada kisahnya, lanjut ustad. Suatu ketika Aisyah menghidangkan masakan domba kepada Rasulullah SAW. Lalu, Rasulullah berkata kepada Aisyah, “Wahai Aisyah apakah kamu sudah membagikan masakan ini kepada tetangga-tetangga kita?”
Nama tetangga yang Rasulullah sebutkan jumlahnya puluhan.
“Sudah,” jawab Aisyah dengan perasaan heran.
Rasulullah kemudian bertanya lagi kepada Aisyah. “Apakah masih ada lagi masakan ini?”
“Ada, yang di hadapan Rasulullah ini,” jawab Aisyah.
Rasulullah kemudian memberi tahu Aisyah yang sifatnya nasihat. “Aisyah, apa yang kita makan hari ini sifatnya habis. Tetapi apa yang kita sedekahkan dan berikan kepada orang lain, itulah yang akan tinggal dan menjadi pahala kita di akhirat nanti,” kata Rasulullah kepada Aisyah.
Salat juga mempunyai pahala unlimited dalam bulan Ramadan. Salat sunat dalam bulan Ramadan pahalanya sama dengan salat wajib di luar Ramadan. Salat sunat yang paling banyak ada dalam bulan Ramadan, yakni salat tarawih. Ada juga yang mengerjakan salat lail (malam) dan salat sunat lainnya.
Dalam praktiknya, ada perbedaan mengenai salat tarawih. Ada kelompok yang mengerjakan salat tarawih delapan rakaat, kemudian ditutup dengan salat sunat witir tiga rakaat.
Kelompok lainnya mengerjakan salat tarawih 20 rakaat, kemudian ditutup dengan salat sunat witir tiga rakaat.
“Masalah ini tidak perlu kita persoalkan,” tegas ustad Agus.
Yang perlu kita biasakan adalah berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan. (rus)