KABARIKA.ID, MAKASSAR – Pemerintah dan Ormas-Ormas Islam di Indonesia memiliki keputusan yang sama, meskipun metode perhitungannya berbeda, mengenai awal Ramadan 1444 Hijriyah, yakni jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023.
Penetapan awal Ramadan tersebut juga berlaku sama di Kawasan Asia Tenggara, bahkan di seluruh belahan dunia, termasuk di negara-negara yang penduduk muslimnya minoritas.
Meskipun penetapan awal Ramadan sama di seluruh dunia, namun durasi berpuasa setiap hari memiliki perbedaan di antara satu negara dengan negara lainnya, tergantung kawasannya.
Perbedaan durasi berpuasa disebabkan oleh perbedaan panjang hari antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Hal ini berhubungan dengan waktu dalam setahun, karena deklinasi Matahari yang berbeda pada setiap tempat berdasarkan garis lintang, dan jarak dari khatulistiwa. Fenomena ini membuat Matahari tampak lebih lama atau lebih singkat dalam satu hari.
Fenomena Durasi Puasa di Berbagai Kawasan
Berikut ini adalah fenomena durasi puasa rata-rata di seluruh dunia, berdasarkan kawasan.
Asia Tenggara
Muslim yang berada di Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam biasanya memiliki durasi puasa rata-rata selama 12-13 jam per hari. Relatif pendek jika dibandingkan dengan wilayah lain yang berada di belahan bumi utara.
Timur Tengah
Negara-negara di Timur Tengah, seperti UEA, Arab Saudi, Qatar, dan sebagainya umumnya berpuasa selama 14-15 jam. Meskipun durasi puasanya tidak selama di negara Eropa, puasa di Timur Tengah termasuk berat karena cuaca yang sangat panas.
Amerika Utara dan Selatan
Umat Islam yang tinggal di negara-negara Amerika Selatan seperti Argentina, Brazil, dan Chili, menjalani puasa selama 11-13 jam, tergantung lokasi tempat tinggalnya. Sedangkan Muslim yang tinggal di Amerika Utara dan Kanada pada umumnya melaksanakan puasa sekitar 15-16 jam.
Eropa
Di negara-negara Eropa seperti Prancis dan Swiss, umat Muslim berpuasa selama 16- 17 jam, sementara di Yunani, Italia, dan Spanyol umat Islam menjalankan ibadah puasa selama 15-16 jam.
Afrika
Muslim yang berada di negara-negara Afrika seperti Ethiopia, Senegal, dan Nigeria rata-rata memiliki durasi waktu berpuasa selama sekitar 13-14 jam.
Durasi Puasa Terpendek
Ada beberapa tempat di dunia yang memiliki durasi berpuasa terpendek. Tempat-tempat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Brasilia, Brazil: 12-13 jam,
b. Harare, Zimbabwe: 12-13 jam,
c. Johannesburg, Afrika Selatan: 11-12 jam,
d. Buenos Aires, Argentina: 11-12 jam,
e. Cape Town, Afrika Selatan: 11-12 jam,
f. Christchurch, Selandia Baru: 11-12 jam,
g. Ciudad del Este, Paraguay: 11-12 jam,
h. Montevideo, Uruguay: 11-12 jam,
i. Canberra, Australia: 11-12 jam,
j. Wellington, Selandia Baru: 11-11,5 jam.
Durasi Puasa Terpanjang
Ada pula beberapa tempat di dunia yang memiliki durasi berpuasa yang panjang, yakni:
a. Reykjavic, Islandia: 19-20 jam,
b. Warsawa, Polandia: 16-17 jam,
c. London, Inggris: 16-17 jam.
d. Paris, Prancis: 16-17 jam,
e. Ottawa, Kanada: 15-16 jam
Waktu puasa Ramadan dimulai dari terbitnya fajar hingga Matahari terbenam. Karena mengacu pada fenomena alam berupa terbitnya fajar hingga terbenamnya Matahari, maka durasi puasa bisa berbeda-beda pada setiap kawasan.
Hal tersebut terkait dengan gerakan bumi. Ada dua macam gerakan bumi, yaitu rotasi dan revolusi. Keduanya menyebabkan terjadinya perbedaan waktu berpuasa di berbagai negara.
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya. Bumi berotasi dengan kemiringan 23,5 derajat terhadap bidang orbit. Gerakan ini mempengaruhi terjadinya siang dan malam.
Ketika salah satu sisi bumi terkena paparan cahaya Matahari, daerah tersebut akan mengalami siang hari. Sedangkan bagian di belakangnya akan mengalami malam hari.
Revolusi bumi adalah gerakan bumi mengelilingi matahari. Sambil berevolusi, bumi tetap berotasi dengan sumbu kemiringannya. Ini akan menyebabkan fenomena gerak semu tahunan matahari.
Miringnya sumbu rotasi membuat Matahari tidak selalu terlihat di daerah khatulistiwa. Misalnya pada 21 Maret sampai 21 Juni, Matahari akan terlihat berada di daerah khatulistiwa hingga ke utara. Pada 23 September sampai 22 Desember, Matahari dari khatulistiwa akan bergerak menuju ke bagian selatan.
Pergeseran Matahari ini kemudian mengakibatkan daerah-daerah tertentu mengalami siang atau malam yang lebih panjang daripada lainnya. Jarak antara Subuh dan Magrib pun berbeda-beda.
(Muhammad Ruslan)