KABARIKA.ID, MAKASSAR – Hari ini umat Islam telah berada pada hari ke-9 Ramadan 1444 H. Semua Muslim ingin menjadikan Ramadan sebagai momentum meraih pahala, sekaligus menambah pengetahuan agama. Untuk itu, panitia amaliah Ramadan PP IKA Unhas dan PT Tiran Group mengundang ustad Dr. H. Rusli, S.Pd.I., M.Pd.I. untuk mengisi acara tausiah setelah salat Ashar, Jumat (31/03/2023), di musalah AAS Building lantai 1, Makassar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kata Ramadan berati ‘panas’. Datangnya Ramadan akan membakar dosa-sosa yang pernah kita lakukan. Di bulan Ramadan umat Islam hanya mengharapkan keridhaan dan ampunan Allah Swt.
“Di bulan Ramadan semua rajin membaca mushaf Al-Qur’an. Namun telah menjadi tradisi juga di sini, kalau Ramadan telah berlalu maka selamat tinggal Al-Qur’an, selamat tinggal songkokku. Kita bertemu tahun depan,” ujar ustad dengan nada satir.
Perintah wajib berpuasa itu tidak turun di bulan Ramadan, tetapi turun di bulan Sya’ban, pada tahun kedua setelah Rasulullah SAW ke Madinah.
Yang turun di bulan Ramadan adalah Al-Qur’an. Ini mengandung makna agar Rasulullah SAW memiliki kesempatan untuk mengajar para sahabatnya termasuk kepada umatnya, tentang Ramadan.
“Makanya ada ungkapan ‘Marhaban yaa Ramadan’. Ada tarhimnya Ramadan,” ujar ustad Rusli.
Tarhim artinya lapang dada. “Itulah sebabnya mengapa perintah puasa diturunkan satu bulan sebelum Ramadan datang, supa kita punya kelapangan dada menerima datangnya Ramadan,” kata ustad.
Banyak orang memahami Ramadan hanya sebagai sebuah tradisi. “Misalnya pada hari pertama Ramadan warung-warung makan tutup. Tetapi setelah hari keempat sudah terbuka warung kentaki (kentara kakinya-red). Artinya, warungnya ditutup bagian atasnya, tetapi orang yang makan kelihatan kakinya,” papar ustad.
Ustad mengatakan bahwa semua puasa yang kita kerjakan sah. Yang membedakan kualitas puasa kita adalah amaliah Ramadan yang kita kerjakan, seperti tadarus Al-Qur’an, salat tarawih, salat sunat tahajud, dan salat sunat lainnya.
Bulan Ramadan ditutup dengan Idul Fitri. Artinya, kita kembali suci bersih karena Allah telah mengampuni segala dosa kita karena mengerjakan perintah puasa selama bulan Ramadan. (rus)