Di Hadapan Jurnalis Makassar Andi Amran Cerita Perjalanan dari Zero Hingga Seperti Sekarang

Berita1147 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR – Pendiri PT Tiran Group yang juga ketua umum (Ketum) IKA Unhas, Dr Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P. mengundang jurnalis Makassar untuk buka puasa bersama pada hari ke-23 Ramadan 1444 H., bertempat di menara AAS Building, jalan Urip Sumoharjo No. 3, Makassar, Jumat (14/04/2023).

Tak kurang dari 270 orang jurnalis Makassar dari sejumlah organisasi wartawan dan berbagai genre media hadir. Yakni, media cetak, elektronik, dan media online.

Perwakilan dari organisas kewartawanan yang hadir, seperti PWI, PJI, IKWI, serta kantor berita Antara.

Bahkan Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat, H. Zulkifli Gani Ottoh, S.H. juga hadir. Dari unsur pimpinan media cetak, hadir Pemred harian Fajar, Arsyad Hakim, S.S.

Di hadapan sekitar 270 jurnalis dan pengurus organisasi kewartawanan, Andi Amran yang mantan Menteri Pertanian periode 2014-2019 itu, banyak bercerita tentang perjalanan hidupnya dari zero hingga pencapaian menjadi hero saat ini.

Seorang awak media foto bersama dengan Andi Amran Sulaiman sambil memperlihatkan korannya.

Cerita perjalanan hidup Andi Amran mulai dari masa kuliah, purnakuliah, semasa di pemerintahan, hingga saat ini yang lebih banyak melakukan kerja sosial.

Semua cerita pada segmen itu memiliki benang merah, yakni pembentukan karakter dan keberanian. Elemen karakter adalah disiplin, jujur, tekun, berpikir positif, berlaku adil, dan menghargai sesama.

Ketekunan yang dibalut kejujuran menjadi modal kuat yang menimbulkan keberanian dalam mengambil kebijakan saat Andi Amran menjadi menteri pertanian.

Di hadapan para pewarta, Ketua IKA Unhas itu merilis data mengenai ratusan mafia yang merusak dinamika ekonomi pertanian saat itu, berhasil ia bereskan.

Saat mengambil kebijakan tentang harga jagung, misalnya, ia dengan jelas membela pertani. Buktinya, harga jagung dipatok sekitar Rp 3.000,- per kilogram, dua kali lipat dari harga tengkulak.

Efek sosialnya adalah tumbuhnya gairah petani menanam jagung di seluruh Indonesia karena petani mendapatkan keuntungan yang jelas.

Andi Amran juga memberikan perspektif baru kepada para jurnalis dengan mengatakan bahwa menjadi kaya itu semudah mebalikkan telapak tangan.

Yang penting prasyaratnya terpenuhi. Antara lain, tidak banyak tidur, tidak banyak bicara tetapi tidak ada aksi, serta berani menjalankan suatu gagasan.

Salah satu pesan spiritual yang disampaikan Andi Amran kepada para jurnalis adalah penghormatan dan bakti kepada orang tua. Pesan ini mungkin bagi sebagian orang adalah sepele, tapi jika orang memahami dengan baik, maka tidak ada seorang manusia yang akan melakukan tindakan yang dapat menyebabkan durhaka kepada orang tua.

“Jangan pernah menggores perasaan orang tuamu. Jika orang tuamu masih hidup, kembalilah minta maaf dan mencium tangannya. Jika ada yang pernah menyebabkan orang tuanya, terutama ibunya, meneteskan air mata karena perbuatan salah, maka dia susah mendapat kesuksesan,” ujar Andi Amran.

Pernyataan ini memiliki makna spiritual yang mendalam. Sebab, hal itu sesuai dengan ajaran Islam yang tercantum dalam Al-Quran maupun dalam hadits. Yakni, perintah bagi seorang anak untuk berbakti dan memuliakan orang tuanya.

Memperbanyak Kerja Sosial

Setelah berhenti di pemerintahan, Andi Amran kini lebih fokus mengelola bisnisnya yang berjumlah sekitar 16 anak perusahaan di bwah PT Tiran Group. Selain itu, pendiri AAS Foundation itu juga gencar melakukan kerja sosial di berbagai daerah, dengan memberikan bantuan santunan kepada yatim piatu, fakir miskin, dan orang-orang ekonomi lemah.

Saat Adi Amran memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya, seorang jurnalis menanyakan perbedaan situasi yang dirasakan saat menjadi menteri sekaligus sebagai pengusaha dengan keadaan saat ini.

Andi Amran mengaku lebih fokus membesarkan usahanya. “Setelah tidak lagi berada dalam pemerintahan, saya fokus membesarkan bisnis dan memperbanyak kerja-kerja sosial. Saya ingin terus berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia melalui sektor swasta,” kata Andi Amran.

Saat ini Andi Amran sedang mempersiapkan sebuah legacy yang berdimensi spiritual, sekaligus jalan untuk membesarkan ekonomi umat. Yakni, program membangun masjid termegah di Indonesia timur.

Masjid yang akan berdiri di sekitar empang di dekat sungai Tello, kota Makassar ini, mampu menampung antara 15-20 ribu jamaah.

“Masjid ini akan saya wariskan kepada umat sebagai legacy. Di sekitar masjid ini nanti akan dibangun ruko yang menjadi perputaran ekonomi. Masjid ini juga menjadi destinasi wisata religi di Makassar,” jelas Andi Amran.

Selain itu, masjid megah ini akan menjadi salah satu wujud komitmennya dalam memperkuat aspek keagamaan dan sosial di daeah ini.

Oleh karena itu, Andi Amran menaruh harapan besar agar masjid yang segera dibangun ini dapat menjadi pusat kegiatan keagamaan yang bermanfaat bagi masyarakat Makassar khususnya.

Jurnalis sebagai Pengawal Keadilan

Andi Amran tahu persis kerja media dan jurnalis. Saat menjadi Menteri Pertanian ia pernah menuntut balik majalah Tempo dengan nilai fantastis. Pasalnya, majalah mingguan itu menurunkan investigasi yang kurang valid.

Agaknya berangkat dari pengalaman itulah, maka Andi Amran mengatakan bahwa para jurnalis dan media menjadi pengawal keadilan.

Jurnalis dari berbagai media dan organisasi profesi kewartawanan, menikmati hidangan buka puasa yang disiapkan oleh PT Tiran Group – AAS Foundation.

Pernyataan ini memiliki metamakna yang mendalam, bahwa jurnalis dalam melakukan pekerjaan dan profesinya sebagai pewarta, harus mengedepankan prinsip keadilan.

Prinsip kerja jurnalistik yang mengandung aspek kedilan adalah liputan yang bersifat cover both side, data dan fakta harus valid, dan objektif.

Para jurnalis yang hadir buka puasa bersama dengan pendiri PT Tiran Group dan Ketum IKA Unhas itu, tentu mendapat inspirasi yang menyegarkan mengenai perjalanan hidup yang ditopang oleh karakter yang kuat.

Interaksi yang berlangsung sekitar tiga jam itu memang memberikan kesan yang sulit dilupakan oleh para tamu yang hadir, khususnya para jurnalis dari berbagai media dan organisasi kewartawanan.

Salah satu cara Andi Amran membangun silaturahmi dengan para wartawan adalah dengan memberikan hadiah, apalagi menjelang lebaran. Kepada para jurnalis yang beruntung malam itu, mendapatkan baju koko.

Namun yang membuat para jurnalis itu pulang dengan wajah semringah adalah semuanya mendapat THR dalam amplop tanpa kecuali. Uang hadiah lebaran yang diberikan kepada para jurnalis itu pada hakikatnya adalah tabungan akhirat bagi Andi Amran.

Salah satu prinsip yang menjadi pijakan dalam kehidupan sosial Andi Amran adalah ia ingin bermanfaat dan membuat orang tersenyum dengan kehadirannya di manapun. “Saya ingin orang tersenyum dan bahagia di manapun saya berada,” tandas Andi Amran. (rus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *