KABARIKA.ID, MAKASSAR – Corak dan warna sayap kupu-kupu pada umumnya menarik perhatian. Namun berbeda dengan kupu-kupu sayap kaca (Greta oto). Spesies kupu-kupu yang ditemukan di Amerika Tengah ini dapat membuat sayapnya terlihat transparan seperti kaca.
Kupu-kupu sayap kaca menggunakan sayapnya yang transparan sebagai kamuflase untuk bersembunyi dari predator.
Kupu-kupu sayap kaca (Glasswinged Butterfly) merupakan salah satu dari ratusan spesies kupu-kupu yang memiliki sayap transparan.
Kemampuan unik ini merupakan sebuah teka-teki besar yang mendorong ahli biologi dan zoologi untuk mencari jawabannya.
Untuk mengetahui bagaimana kupu-kupu sayap kaca ini berkamuflase, tim peneliti yang terdiri dari sembilan orang melakukan penelitian ilmiah. Mereka menggunakan mikroskop konfokal dan mikroskop elektron untuk mengulik unsur pembentuk sayap kupu-kupu ini.
James Barnett, seorang ahli ekologi perilaku dari Universitas McMaster di Hamilton, Kanada, yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan, transparansi adalah bentuk terakhir dari kamuflase.
“Hewan transparan dapat langsung menyatu dengan latar belakang apa pun. Ini sangat sulit dilakukan,” kata Barnett.
Aaron Pomerantz, seorang ahli biologi dari University of California, Berkeley, mengaku sangat terpesona dengan kupu-kupu bersayap transparan saat melakukan penelitian di Peru.
“Mereka benar-benar menarik dan misterius, seperti jet kecil tak terlihat yang meluncur di sekitar hutan hujan tropis,” ujar Pomerantz yang merupakan anggota tim peneliti.
Dengan menggunakan mikroskop konfokal dan elektron, Pomerantz dan rekannya menemukan bahwa pinggiran hitam pada sayap kupu-kupu sayap kaca, bersifat padat dengan sisik datar seperti daun. Tapi area transparan itu memakai sisik-sisik sempit seperti bulu yang berjarak lebih jauh.
Faktanya, hanya sekitar dua persen membran sayap bening di bawahnya yang terlihat di area hitam, tetapi sekitar 80 persen membran terlihat di area transparan.
Perkembangan sayap ini diteliti dengan observasi terhadap tiga sampel kepompong. Ketiganya memiliki waktu perkembangan pupa yang berbeda saat diobservasi.
Hasilnya, para peneliti menemukan adanya pengurangan kepadatan sel pada bagian sayap yang transparan. Selain itu, mereka juga menemukan bahwa perkembangan sel di sayap transparan membentuk “sisik yang tipis seperti bulu”.
Adapun perkembangan di sayap nontransparan cenderung membentuk “sisik yang pipih dan bulat”, serta lebih panjang daripada sisik di bagian transparan.
Tekstur membran sayap Greta oto juga membantu mengurangi silau yang berasal dari bagian transparan sayap.
“Jika permukaan membran datar, perubahan sifat optik yang tiba-tiba antara udara dan sayap akan menyebabkan cahaya yang bergerak melalui udara memantul dari permukaan sayap dan mengurangi transparansi,” ujar Nipam Patel, ahli biologi dari Marine Biological Laboratory di Woods Hole, Massachusetts.
Sederet tonjolan lilin kecil melapisi permukaan membran, menciptakan pergeseran yang lebih bertahap antara kualitas optik udara dan sayap. Itu memungkinkan lebih banyak cahaya yang melewati udara untuk melewati sayap daripada memantulkannya, melembutkan silau.
Mengupas lapisan lilin menyebabkan sayap memantulkan cahaya sekitar 2,5 kali lebih banyak dari biasanya.
Pomerantz menegaskan bahwa temuan tim peneliti ini mungkin tidak hanya membantu ahli biologi lebih memahami bagaimana kupu-kupu sayap kaca ini ini bersembunyi dari pemangsa, tetapi juga menginspirasi lapisan antireflektif baru untuk lensa kamera, panel surya, dan perangkat lainnya. (rus)