IKA Unhas Peduli Kelestarian Flora dan Fauna Endemik di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Maros (Bagian 1)

Berita2216 Dilihat

KABARIKA.ID, MAROS – Penanaman bibit pohon eboni yang merupakan flora endemik Sulawesi, serta pelepasan 19 spesies kupu-kupu di taman nasional Bantimurung-Bulusaraung, Maros, merupakan simbol kepedulian IKA Unhas terhadap kelestarian flora dan fauna endemik di kawasan global geopark Maros Pangkep.

Turut menanam bibit pohon eboni atau kayu hitam (Diospyros Celebica) adalah ketua umum IKA Unhas Dr Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, ST, Bupati Maros, A.S. Chaidir Syam, S.I.P, M.H., anggota DPRD Sulsel Andi Muhammad Irfan AB, anggota DPRD kota Makassar Rahman Pina, serta pengurus pusat IKA Unhas lainnya, di Bantimurung, Kamis (27/4/2023).

Usai penanaman bibit pohon eboni dilanjutkan dengan pelepasan 19 spesies kupu-kupu di atas jembatan air terjun Bantimurung.

Ketum IKA Unhas Dr Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P. bersama Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, ST, Bupati Maros, A.S. Chaidir Syam, S.I.P, M.H., anggota DPRD Sulsel Andi Muhammad Irfan AB, anggota DPRD kota Makassar Rahman Pina, melepas 19 spesies kupu-kupu ke alam liar di Bantimurung, Kamis (27/4/2023). (Foto: Muh. Ruslan)

Dua kegiatan tersebut merefleksikan kepedulian IKA Unhas terhadap pelestarian flora dan fauna endemik Sulawesi itu, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan halalbihalal dan temu alumni nasional IKA Unhas yang digelar di kawasan wiasata alam Bantimurung, Maros.

Kerajaan Kupu-kupu Bantimurung

Pelepasan 19 spesies kupu-kupu di taman nasional Bantimurung-Bulusaraung yang merupakan habitat 250 spesies kupu-kupu, meresonansikan pesan yang kuat mengenai komitmen dan kepedulian IKA Unhas dalam upaya pelestarian dan perlindungan kupu-kupu yang ada di Bantimurung.

IKA Unhas kabupaten Maros dan Pangkep yang berada di kawasan itu dapat berkolaborasi dengan pengelola taman nasional Bantimurung-Bulusaraung dalam membuat program konservasi, seperti penanaman pohon endemik atau penelitian mengenai fenologi spesies kupu-kupu yang dilindungi.

Taman nasional Bantimurung-Bulusaraung yang dihuni ratusan spesies kupu-kupu memang pantas disebut sebagai The Kingdom of Butterfly. Hal ini membuat Alfred Russel Wallace rela menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk melakukan penelitian di kawasan ini.

Sekelompok kupu-kupu hinggap di tanah di kawasan Bantimurung. (Foto: Klasika Kompas)

Ahli biologi, antropolog, dan geografer itu melakukan ekspedisi ke kepulauan Malaya atau yang lebih dikenal oleh orang barat dengan East Indies (Hindia Timur) dari tahun 1854 hingga 1862.

Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat sekitar 250 spesies kupu-kupu di taman nasional Bantimurung-Bulusaraung.

Sampai tahun 2017, di dalam kawasan taman nasional ini terdapat 735 jenis satwa liar, yang terdiri dari 155 jenis burung, 17 amfibi, 23 jenis ikan, 33 jenis mamalia, 31 jenis reptil, 41 jenis gastropodha, 53 jenis enthognata, 6 jenis oligochaeta, 26 jenis maloscostraca, 2 jenis parainsecta, 14 jenis arachnida, dan 334 jenis insecta termasuk kupu-kupu.

Kepala taman nasional Bantimurung-Bulusaraung, Hery Wibowo menilai langkah IKA Unhas memprakarsai pelepasan sekitar 100 ekor kupu-kupu dari 19 spesies ke alam liar habitatnya, merupakan simbol kepedulian IKA Unhas dan pejabat terhadap flora dan fauna yang dilindungi di kawasan taman nasional Bantimurung-Bulusaraung.

Spesies Kupu-kupu yang Dilindungi

Sebanyak 19 spesies kupu-kupu yang dilepas ke alam liar taman nasional Bantimurung-Bulusaaung pada acara temu alumni nasional IKA Unhas, Kamis (27/04/2023) lalu, adalah: 1. Ideopsis Juventa, 2. Graphium Agamemmnon, 3. Graphium Eurypylus, 4. Graphium Meyeri, 5. Papilio Paranthus Adamantius, 6. Papilio Ascalaphus, 7. Papilio Demoleus, 8. Papilio Gigon, 9. papilio Sataspes, 10. Pachliopta Polyphontes, 11. Euploea Westwoodi, 12. Idea Blanchardii, 13. Tirumala Choaspes, 14. Catopsilla Pamona, 15. Eurema Blanda, 16. Euploea Algea, 17. Troides Hypolitus, 18. Troides Helena, dan 19. Cethosia Myrina.

(Foto: Ist)

Dari ke-19 spesies terebut terdapat tiga di antaranya berstatus dilindungi karena populasinya cenderung berkurang. Yakni, Troides Hypolitus, Troides Helena, dan Cethosia Myrina.

Namun menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, terdapat empat spesies kupu-kupu yang dilindungi di taman nasional Bantimurung-Bulusaraung, yaitu: Troides Hypolitus, Troides Helena, Troides Holiphron, dan Cethosia Myrina.

Troides Hypolitus

(Foto: Ist)

Spesies ini juga dikenal sebagai kupu-kupu raja hypolitus. Persebarannya sangat terbatas dibandingkan jenis troides lainnya, yakni hanya ada di Sulawesi dan Maluku. Jenis ini telah dikembangkan di Sanctuary kupu-kupu di taman nasional Bantimurung-Bulusaraung.

Troides Helena

(Foto: Ist)

Spesies ini termasuk kelompok papilionidae. Di antara genus Troides, jenis ini paling banyak dijumpai. Persebarannya sangat luas. Di Indonesia jenis ini dapat ditemukan mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, hingga Sulawesi. Di luar Indonesia, spesies Troides Helena juga ditemukan di Malaysia dan bagian utara India. Kupu-kupu jenis ini cukup banyak juga di taman nasional Bantimurung-Bulusaraung.

Troides Holiphron

(Foto: Ist)

Spesies ini merupakan bagian dari famili Papilionidae. Kupu-kupu jenis ini sering pula disebut raja haliphron. Persebarannya meliputi Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara, dan Maluku bagian tenggara. Di taman nasional Bantimurung-Bulusaraung jenis ini banyak dijumpai terbang tinggi di antara tajuk pohon.

Cethosia Myrina

(Foto: Ist)

Spesies ini dikenal dengan sebutan kupu-kupu batik karena coraknya menyerupai batik. Sebutan lainnya adalah kupu-kupu sayap renda karena memiliki tepian sayap yang bergerigi menyerupai renda. Spesies ini merupakan spesies endemik Sulawesi dan persebarannya sangat terbatas. Ini adalah satu-satunya anggota dari famili Nymphalidae yang dilindungi di taman nasional Bantimurung-Bulusaraung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *