KABARIKA.ID, MAKASSAR – Sekretaris duta besar Indonesia untuk Kazakhstan merangkap Tajikistan, Andi Zulkarnain, S.E., M.Si, dijadwalkan bertandang ke sekretariat PP IKA Unhas di AAS Building lantai 3, pagi ini, Rabu, (3/05/2023).
Demikian informasi yang disampaikan oleh Sekjen IKA, Prof Yusran Jusuf kepada kabarika.id, semalam.
Selain untuk bersilaturahmi dengan pengurus pusat KA Unhas yang masih dalam suasana Idul Fitri, sekretaris Dubes yang juga alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas angkatan 2002 itu, juga akan memberikan gambaran peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha di Indonesia pada umumnya, dan Sulsel pada khususnya.
Menurut mantan ketua BEM FEB itu, saat ini masih terbuka peluang kerja sama dengan Kazakhstan dan Tajikistan di bidang ekonomi, budaya dan sebagainya.
“Termasuk dalam rangka Unhas dan IKA Unhas ikut berpartisipasi dalam acara 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Kazakhstan,” tulis Andi Zulkarnain melalui WA kepada kabarika.id.
Menyinggung soal ceruk pasar di Kazakhstan dan Tajiskistan yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM di Sulsel, Andis (panggilan akrab Andi Zulkarnain) mengatakan, Kazakhstan merupakan pasar baru yang dapat dimaksimalkan.
“Kazakhstan merupakan pasar yang bisa dimaksimalkan oleh pelaku usaha, termasuk UMKM di Indonesia,” kata Andis.
Para pelaku UMKM yang telah menjadi binaan IKA Unhas perlu dipersiapkan untuk memanfaatkan ceruk pasar yang terbuka di negara terbesar kedua pecahan Uni Soviet itu.
Apalagi, ketua umum PP IKA Unhas Dr Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP memiliki komitmen yang kuat untuk melejitkan UMKM Sulsel agar naik kelas dan tumbuh secara eksponensial.
Peluang bisnis di Kazakhstan makin menarik dilihat dari posisi geografis negara itu. Sebab, wilayah negara yang beribu kota Astana itu berada di dua benua, yakni sebagian besar wilayahnya berada di Asia Tengah dan sebagiannya di Eropa Timur.
Neraca Perdagangan Indonesia-Kazakhstan
Neraca perdagangan Indonesia dengan Kazakhstan tumbuh positif. Kementerian Perdagangan terus meningkatkan perdagangan antara Indonesia dengan Kazakhstan. Pada Januari-Juni 2022, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 309,6 juta.
Kinerja tersebut meningkat 98,63 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dengan segala potensi produk yang dimiliki kedua negara, Indonesia dan Kazakhstan merupakan mitra strategis yang saling menguntungkan. Tidak hanya di sektor perdagangan, tetapi juga investasi dan pariwisata.
Dari total perdagangan tersebut, ekspor Indonesia ke Kazakhstan sebesar US$ 22 juta, sedangkan nilai impor US$ 287,5 juta. Indonesia mengekspor produk berupa crude palm oil (CPO), lemari es, hingga sabun ke Kazakhstan.
Sebaliknya, Kazakhstan mengekspor besi paduan, batu bara dan produk besi setengah jadi ke Indonesia.
Surplus neraca perdagangan Indonesia kembali terjadi pada Juli 2022 sebesar US$ 4,23 miliar. Nilai ini disumbang surplus perdagangan nonmigas sebesar US$ 7,31 miliar, sedangkan neraca perdagangan migas defisit US$ 3,08 miliar.
30 Tahun Hubungan Diplomatik
Hubungan diplomatik Indonesia dan Kazakhstan pada tahun 2023 ini memiliki makna istimewa, sebab kedua negara itu akan memperingati 30 tahun hububungan diplomatik. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh IKA Unhas terkait dengan momentum itu.
Mulai 1 Januari sampai 31 Desember 2023, apapun kegiatan KBRI di Kazakhstan akan menjadi rangkaian 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Kazakhstan.
Visi KBRI Astana pada momen 30 tahun hubungan diplomatik ini adalah memajukan pelayanan, inovasi, dan kolaborasi. (rus)