KABARIKA.ID, MAKASSAR – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengakhiri status Covid-19 sebagai darurat kesehatan global atau pandemi global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dengan harapan besar, saya nyatakan Covid-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global,” kata Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers WHO, di Jenewa, Jumat (5/5/2023).

Tedros menambahkan, selama lebih dari setahun, pandemi berada dalam tren menurun dengan peningkatan kekebalan populasi dari vaksinasi dan infeksi, penurunan angka kematian, dan tekanan pada sistem kesehatan berkurang.

Pernyataan WHO ini menandai akhir simbolis pandemi virus korona yang menghancurkan, yang pernah memicu lockdown di berbagai belahan dunia, dan tak pernah terbayangkan sebelumnya, menjungkirbalikkan ekonomi global dan menewaskan sedikitnya tujuh juta orang di seluruh dunia.

Covid-19 masih ada di tengah masyarakat dan mungkin akan terus bermutasi. (Foto: Ist.)

WHO tetap mengingatkan bahwa pencabutan status darurat Covid-19 bukan berarti dunia ini bebas dari virus korona sepenuhnya. Virus korona tetap dapat menginfeksi kapan saja, seperti halnya HIV yang tetap ada hingga saat ini.

Para pejabat badan kesehatan PBB itu mengatakan, meskipun tahap darurat telah berakhir, namun lonjakan kasus belakangan ini terjadi di Asia Tenggara dan Timur Tengah.

WHO adalah lembaga yang punya otoritas menetapkan Covid-19 sebagai darurat kesehatan global atau pandemi global pada 30 Januari 2020.

Oleh karena itu, WHO pulalah yang berhak mengatakan berakhirnya status darurat kesehatan global dari Covid-19 itu.

Tedros mengakui bahwa sebagian besar negara telah kembali ke kehidupan normal seperti sebelum pandemi Covid-19.

Ia sangat menyesalkan kerusakan yang terjadi akibat pandemi Covid-19 pada komunitas global. “Virus itu telah menghancurkan bisnis, memperburuk perpecahan politik, dan menjerumuskan jutaan orang ke dalam kemiskinan,” kata Tedros.

Covid-19 Masih Tatap Ada

Menanggapi pencabutan status darurat kesehatan global tersebut, epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D mengatakan, Covid-19 tetap ada di tengah masyarakat meski respons kedaruratan kesehatan global telah diakhiri.

Pandu mengingatkan bahwa yang diakhiri adalah kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia atau public health emergency of international concern (PHEIC), dari semula sebagai pengumuman resmi WHO tentang kejadian luar biasa serta berisiko mengancam kesehatan masyarakat.

dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D. (Foto: Ist.)

Dengan berakhirnya PHEIC, kata Pandu, maka Pemerintah Indonesia perlu segera mencabut kedaruratan kesehatan masyarakat dan lebih siap menghadapi situasi dalam negeri yang kembali normal.

“Penyakitnya masih ada dan mungkin virus tetap bermutasi, bukan berarti kita tidak waspada, kemungkinan kasus masih akan fluktuatif. Tapi karena sebagian besar penduduk dunia sudah divaksin, maka kekhawatiran kesakitan dan kematian di RS tidak setinggi pada saat awal pandemi,” papar Pandu.

Keputusan WHO Dinilai Tepat

Senada dengan pandangan Pandu Riono, Prof dr. K. Srinath Reddy yang merupakan bos dari India’s Public Health Foundation mengatakan, keputusan WHO untuk mencabut status darurat kesehatan global dari Covid-19 adalah tepat.

Prof dr. K. Srinath Reddy. (Foto: newsclick.in)

Hal itu karena tingkat kekebalan masyarakat global terhadap Covid-19 sudah cukup tinggi melalui vaksinasi, infeksi, atau keduanya.

Reddy menambahkan, berakhirnya status pandemi Covid-19 juga harus diapresiasi sebagai momen pencapaian manusia dalam ilmu pengetahuan.

Menurut Reddy, pandemi Covid-19 dapat berakhir karena biologi evolusioner diikuti masyarakat dunia yang menerapkan vaksinasi, penggunaan masker, dan protokol kesehatan lainnya.

Jejak Statistik Covid-19

Pernyataan epidemiolog FKM UI, Pandu Riono bahwa penyakit Covid-19 masih ada dan mungkin virus tetap bermutasi, terbukti benar.

Per hari ini, Sabtu (6/05/2023) masih terjadi kasus baru Covid-19 di Indonesia dan di sejumlah negara. Di Indonesia kasus baru Covid-19 hari ini tercatat 728 kasus, sedangkan kemarin tercatat 2.122 kasus.

Jepang mencatat kasus baru Covid-19 hari ini sebanyak 6.229 kasus, disusul Rusia sebanyak 4.281 kasus, dan Meksiko 1.730 kasus baru.

Secara kumulatif jejak statistik kasus Covid-19 di Indonesia per hari ini (6/05/2023), adalah 6.782.048 kasus positif, dinyatakan sembuh sebanyak 6.603.711 kasus, dan meninggal tercatat sebanyak 161.384 orang.

Hingga WHO mengakhiri status darurat kesehatan global dari Covid-19, secara global jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 tercatat 687,713,176, dinyatakan sembuh sebanyak 660,168,068 kasus, dan yang meninggal dunia berjumlah 6,870,815.

Tedros mengatakan bahwa kemungkinan besar kematian akibat Covid-19 mencapai sedikitnya 20 juta orang, jauh lebih banyak daripada angka sekitar tujuh juta orang yang dilaporkan secara resmi.

Vaksinasi merupakan salah satu langkah untuk mencegah bertambahnya kasus baru Covid-19 di Indonesia. Libur lebaran dan hadirnya varian baru XBB 1.16 atau Arcturus, disinyalir menjadi pemicu bertambahnya kasus baru Covid-19 di Indonesia dalam satu minggu terakhir.

Capaian vaksinasi Indonesia masih jauh dari target yang telah ditetapkan oleh Kemenkes, yakni sebanyak 234.666.020 orang. Capain vaksinasi Indonesia per 4 Mei 2023 adalah: Vaksinasi 1 sebanyak 203.834.123, Vaksinasi 2 berjumlah 174.875.446, Vaksinasi Booster 1 sebanyak 68.758.788 dan Vaksinasi Booster 2 baru mencapai 3.149.024. (rus)