Site icon KABARIKA

Kedubes RI di Washington DC Kebanjiran Pengunjung dari Peserta Festival Passport DC

KABARIKA.ID, MAKASSAR – Amerika Serikat (AS) menggelar festival budaya Passport DC di Washington DC, ibu kota AS. Kegiatan ini dilaksanakan seiring dengan menghangatnya cuaca di negeri Paman Sam itu.

Selama gelaran festival yang berlangsung satu bulan penuh, para pengunjung mendapat kesempatan memasuki kantor-kantor kedutaan besar dan perwakilan negara asing yang ada di AS, untuk menikmati beragam acara budaya maupun kuliner.

Fertival Passport DC mengkhususkan dua hari Sabtu pertama pada Mei untuk “open house” kedutaan dan perwakilan negara sahabat AS. Ada sekitar 60 dari 170 kedutaan besar yang berada pada rute Passport DC, membuka pintu lebar-lebar dan menyambut para pengunjung.

Pengunjung menikmati penampilan tari Bali dalam acara Passport DC di Kedubes RI di Washington DC. (Foto: KBRI Washington DC)

Pada Sabtu, (6/05/2023) para pengunjung mengikuti “Around the World Embassy Tour” (AWET). Mereka menyambangi sejumlah kedutaan besar yang terletak di sekitar Embassy Row, yang membentang dari Massachusetts Avenue NW, melintasi Dupont Circle, dan Upper Northwest.

Pada Sabtu pekan berikutnya, 13 Mei, para pengunjung bisa mendatangi kedutaan besar negara-negara Uni Eropa.

Selain memamerkan keunikan kantor kedutaan masing-masing, disajikan pula pertunjukkan seni budaya, wisata kuliner, pameran pakaian dan kerajinan tradisional, hingga mengajak pengunjung untuk ikut membuat pernak-pernik khas negara bersangkutan.

Kedutaan Besar Arab Saudi mendatangkan beberapa ekor kuda, menyajikan makanan khas dan permainan biola, serta memberi kesempatan pada pengunjung untuk menghias tangan mereka dengan lukisan bunga yang indah, menggunakan tinta temporer.

Tercatat 5.100 Tamu Sambangi Kedubes RI

Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Indonesia di Washington DC adalah salah satu Kedubes negara asing yang paling ramai didatangi pengunjung.

Tercatat lebih dari 5.100 orang pengunjung rela antre hingga hampir satu jam untuk dapat memasuki kompleks Kedubes RI, yang tercatat sebagai salah satu gedung bersejarah di AS.

Duta besar Indonesia untuk AS, Rosan Roeslani, (Foto: Ist.)

Duta besar Indonesia untuk AS Rosan Roeslani, ikut hadir menyapa dan berfoto bersama para pengunjung.

“Alhamdulillah, sangat ramai. Ini menunjukkan ketertarikan warga Amerika pada Indonesia yang sangat tinggi. Acara ini akan semakin mempererat hubungan Indonesia dan Amerika di tingkat masyarakat, dan meningkatkan minat wisatawan Amerika untuk datang ke Indonesia,” ujar Rosan saat membuka acara.

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu daya tarik utama adalah gedung Kedubes RI yang dulu dikenal sebagai “Walsh Mansion.”

Gedung itu dibangun pada 1903 oleh Thomas F. Walsh, pemilik tambang emas di Colorado dan salah satu orang terkaya di AS pada zamannya.

Selain ruang presiden, di mana tergantung foto-foto presiden Indonesia dari masa ke masa, ada pula bagian tangga menuju ke lantai dua yang terbuat dari kayu mahoni berwarna coklat yang sangat indah, membelah di tengah menyerupai huruf “Y.”

Patung dua penari Roma ada di persimpangan, seakan menyambut kedatangan siapa pun yang datang berkunjung. Para pengunjung berebut untuk berfoto di depan tangga ini.

Pengunjung juga diajak melihat replika “Hope Diamond,” berlian berwarna biru 45 karat yang dulunya dimiliki Evalyn Walsh-McLean, putri Thomas Walsh.

Beragam tarian tradisional, seperti tari Maumere dan Jaipongan, yang dipentaskan anak-anak Indonesia, ikut membuat sebagian pengunjung menari.

Sementara berbagai produk Indonesia yang terkenal, seperti kopi dan teh, mie goreng, dan agar-agar membuat pengunjung antre panjang.

Pengunjung mencicipi kopi Indonesia dari berbagai daerah di acara Passport DC, di Washington DC. (Foto: KBRI Washington DC)

Ratna Cary, seorang perempuan Indonesia yang menikah dengan diplomat Amerika, mengajak pengunjung “membatik” dan membawa pulang hasil kerajinan tangan itu.

“Sangat bangga karena semua yang disuguhkan mendapat respons sangat antusias,” kata Ratna.

Selain mengajari pengunjung membatik dengan canting, Ratna juga memberi informasi tentang jenis-jenis batik tulis, batik cap, dan batik lukis serta motif-motif khasnya.

“Saya sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk ikut serta memperkenalkan sebagian dari Indonesia. Kegiatan yang tampak sangat sederhana, seperti membatik, mendapat apresiasi luar biasa dari para pengunjung,” ujar Ratna.

Henry William, salah seorang pengunjung yang datang bersama keluarganya, mohon izin agar putranya yang masih Balita dapat duduk di ujung tangga untuk berfoto. Ia mempelajari dengan rinci setiap keterangan yang ada di foto-foto yang dipasang di berbagai ruangan kedutaan.

Beberapa pengunjung mencoba membatik di acara Passport DC di Washington DC. (Foto: V0A)

“Saya bahagia akhirnya bisa masuk. Sebelumnya saya hanya melihat-lihat dari luar setiap melintasi jalan di depan kedutaan ini,” ujar William meminta agar “buku paspor”nya diberi stempel Indonesia.

Events DC, yang menjadi penyelenggara acara ini, memang menyediakan semacam “buku paspor” buatan yang membuat pengunjung bisa mendapatkan stempel dari kedutaan dan kantor perwakilan yang mereka datangi. Serasa bepergian langsung ke negara tersebut, dan mendapat stempel di paspor.

Selain Passport DC, bulan Mei ini juga akan diramaikan dengan pesta berbelanja tanaman dan hadiah “Flower Mart,” dan “Fiesta Asia” yang akan menampilkan pameran interaktif, pertunjukkan kesenian, pasar dan kedai makanan khas. (VOA/emrus)

Exit mobile version