SAYA sedikit tersentak, tatkala tim medis pada RS Primaya melalui dua kali tes Elektrokardigram (EKG), meminta saya untuk melakukan tindakan kateterisasi. Tujuan program ini, membenahi pembuluh darah yang mengarah ke jantung.
Kateterisasi ini, bisa dibilang operasi tanpa menggunakan pisau bedah. Secara teknis, di pembuluh darah besar, akan dimasukkan alat yang fungsinya membenahi sumbatan-sumbatan yang terjadi di pembuluh darah yang mengarah ke jantung.
Tindakan kateterisasi ini, rencananya dilakukan oleh tim ahli, dikomandoi langsung oleh dr. Bambang Budiono, Sp.JP, FIHA. FAPSIC, FSCAI, pakar jantung yang sudah melegenda di kalangan pasien jantung.
Saya coba rewind, apa gerangan yang menjadi awal mula penyakit ini. Saya teringat, di 5 hari terakhir ramadhan, saya hadir pada acara buka puasa teman-teman KAHMI di Makassar.
Sebagaimana hari-hari lainnya, saya selalu makan berat di saat berbuka. Tujuannya, agar saat makan sahur pukul 03.00 subuh, perut sudah lapar, sehingga tidak mengurangi nafsu makan.
Terlena dengan kopi gula aren, saya jadi lupa makan. Saya hanya minum kopi dan makan onde-onde, penganan khas Bugis Makassar.
Saat makan sahur, perut saya sudah menolak makanan berat. Saya hanya menyuap sesendok nasi. Hal ini berlangsung selama 3 hari berturut-turut.
Akibatnya, badan lemas terasa masuk angin yang sakitnya terasa tembus ke belakang.
Kamis sore (19 April 2023), kondisi saya semakin memburuk. Putri saya bahkan dengan emosional bilang, bapak harus segera ke rumah sakit.
Kondisi saya yang lemah dan pucat membuat saya dan ibunya hanya bisa menuruti keinginannya. Berangkatlah kami ke RS Labuang Baji, salah satu rumah sakit plat merah di Makassar. Keluhan saya pada tim dokter yang menangani, ada pembengkakan lambung.
Berbagai tes dilakukan termasuk darah dan EKG. Namun malam itu, saya diijinkan pulang dan tidak perlu opname. Alasannya, setelah diperiksa, hasilnya baik dan positif.
Keesokan harinya, jum’at (20 April) sore, rasa sakit tak tertahankan di sekujur tubuh terutama lambung. Anak saya lalu mengusulkan periksa di RS Primaya, salah satu rumah sakit swasta yang populer di Makassar.
Di sini, berbagai rangkaian tes kembali saya jalani. Bukan hanya itu, pihak medis juga meminta untuk membuat foto rontgen.
Hasil foto rontgen dada itu, akhirnya membuka tabir, bahwa ada kumpulan potensi ancaman yang bisa merusak saluran darah. Kateterisasi adalah solusi untuk membersihkan ancaman itu.
Kepada saya, saya ditawarkan untuk mengikuti program kateterisasi itu. Rencananya dilaksanakan di RS Siloam, Makassar esok hari.
Mohon doa teman-teman kiranya hajat ini berjalan mulus. Kepada Allah jua kita pasrahkan hidup kita. Aamiin.
Andi Taqwa Yunus, senior HMI dan mantan wartawan